BARCELONA, SENIN – Mercedes kini berada di jalur yang tepat menjadi tim terhebat sekaligus paling dominan dalam sejarah balap mobil Formula 1. Mereka berpeluang menjadi tim pertama yang meraih status “invincibles” alias sapu bersih dan tidak tersentuh tim-tim lainnya pada musim ini.
Pembicaraan soal invincibles di olahraga “jet darat” itu mengemuka setelah Mercedes kembali tampil dominan di seri Spanyol, Minggu (12/5/2019). Tim pabrikan asal Jerman itu menempatkan dua pebalapnya, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, di podium teratas Sirkuit Barcelona-Catalunya. Itu menjadi kemenangan sempurna Mercedes, yaitu finis satu-dua, untuk kelima kalinya secara beruntun pada musim ini.
Ketika penggemar olahraga sejagat ahir-akhir ini dimanjakan sengitnya persaingan di sepak bola Liga Champions Eropa dan Liga Inggris, Mercedes seolah-olah tidak punya lawan di F1. Tim-tim kuat F1 lainnya, seperti Red Bull dan Scuderia Ferrari, hanya bisa mengejar bayangan mobil Mercedes di lintasan sepanjang musim ini. Dominasi tim “Panah Perak” itu digambarkan oleh pebalap berbakat Red Bull, Max Verstappen, yang finis ketiga di Spanyol.
“Duo Mercedes di depan terlalu cepat. Anda tidak bisa (mereplikasi drama di sepak bola ke F1). Pada prinsipnya, itu seperti tertinggal tiga putaran dan tahu-tahu mereka (para pebalap Mercedes) memenangi balapan,” ujar pebalap asal Belanda yang mengagumi kisah perjuangan tim sepak bola, Ajax Amsterdam, di Liga Champions.
Berkat kemenangan satu-dua di Spanyol, Mercedes tidak terkejar di puncak klasemen konstruktor dengan keunggulan 96 poin dari rival terdekatnya, Ferrari. Persaingan di level pebalap pun hanya menyisakan Hamilton dan Bottas yang kini terpaut tujuh poin. Mercedes menjadi tim pertama sepanjang sejarah F1 yang mampu sapu bersih kemenangan satu-dua di lima balapan awal.
Capaian itu hanya bisa didekati McLaren-Honda pada 1988. Saat itu, tim asal Inggris itu juga mendominasi F1 dengan dua pebalap hebatnya, yaitu Ayrton Senna dan Alain Prost. Kedua bersaing sengit dan silih berganti menguasai podium juara. Namun, mereka gagal sapu bersih podium juara setelah senggolan antar-mobil yang melibatkan Senna di GP Italia. Tim itu memenangi 15 dari total 16 seri balapan saat itu.
Mercedes kini memiliki kesempatan mewujudkan kesempurnaan yang belum mampu dilakukan tim bekas parternya itu, McLaren. “Kami menciptakan sejarah dari hari ke hari dan pekan ke pekan. Kami tidak membuat kesalahan sedikit pun dan itu hal langka. Saya bangga luar biasa dengan kinerja tim ini. Jadi, mengapa tidak?” ujar Hamilton saat ditanya mengenai peluang Mercedes sapu bersih kemenangan musim ini.
Sebaliknya, Kepala Tim Mercedes Toto Wolff, menanggapi dingin soal kemungkinan timnya meraih invincibles. Ia cemas istilah itu justru menjadi beban dan kutukan bagi timnya. “Tidak. Jangan katakan itu (soal invincibles). Hal pertama, Anda harus tetap rendah hati dan menapak tanah. Kami memang menjalani performa fantastis dengan lima kemenangan satu-dua. Tapi, kami tidak bisa meremehkan itu (persaingan),” ujarnya dikutip BBC.
Satu saja kesalahan, bahkan nasib sial, bisa menggagalkan Mercedes melakukan sapu bersih kemenangan. Hal itu misalnya diperlihatkan Ferrari yang terus melakukan kesalahan. Mereka lagi-lagi melakukan blunder taktik dengan memaksakan pebalapnya, Charles Leclerc, memakai ban kompon keras dan mencoba hanya sekali masuk pit. Namun, strategi itu gagal. Leclerc kehilangan kecepatan dan hanya bisa finis kelima.
Padahal, GP Spanyol semestinya menjadi titik balik kebangkitan Ferrari, tim yang sempat digadang-gadang menjadi pesaing kuat Mercedes tahun ini. Tim asal Italia itu sempat menjadi tercepat dan terkuat di sirkuit itu pada tes pramusim sepanjang Februari lalu. Namun, itu tidak kunjung terlihat meskipun mereka melakukan pembaruan dan membawa sejumlah komponen baru di mobilnya. (AP/Reuters)