AS Roma masih ikut memanaskan perebutan peringkat empat besar Liga Italia setelah menaklukkan Juventus 2-0 di Stadion Olimpico, Roma, Senin (13/5/2019) dini hari WIB.
Oleh
Herpin Dewanto
·3 menit baca
ROMA, SENIN — AS Roma masih ikut memanaskan perebutan peringkat empat besar Liga Italia setelah menaklukkan Juventus 2-0 di Stadion Olimpico, Roma, Senin (13/5/2019) dini hari WIB. Kapten Roma, Alessandro Florenzi, berhasil membakar semangat rekan-rekannya dan bertekad tampil lebih berani pada dua laga terakhir musim ini.
Florenzi mencetak gol pada menit ke-79 ketika mendapat umpan dari Edin Dzeko. Ia dengan tenang menceploskan bola ke gawang dan melompat ketika kiper Juve Wojciech Szczesny menyergap. Seusai mencetak gol, bek berusia 28 tahun ini berlari ke arah tribune penonton dan memanjat pagar untuk merayakan gol tersebut bersama para pendukung Roma.
Saat kembali ke lapangan, Florenzi menggerakkan kedua lengannya seperti karakter pahlawan super Spiderman atau manusia laba-laba yang sedang mengeluarkan jaring dari tangannya.
Saya ingin menyapa istri dan anak perempuan saya. Saya sudah berjanji melakukan gerakan Spiderman jika mencetak gol. (Florenzi)
Sebagai bek, Florenzi memang jarang mencetak gol. Ini adalah gol ketiganya musim ini. Terakhir kali, ia mencetak gol saat Roma menahan imbang Fiorentina 1-1, November 2018.
Gol Florenzi mampu membakar semangat tim untuk terus menekan Juve yang tidak punya target lagi karena sudah menjuarai liga. Pada menit ke-90+2, Edin Dzeko menambah keunggulan setelah mendapat umpan Cengiz Under.
Berkat kemenangan itu, Roma seperti Spiderman yang memanjat klasemen untuk masuk peringkat keempat dan mendapat tiket ke Liga Champions musim depan. Kini mereka di peringkat keenam dan mengumpulkan 62 poin, sama dengan koleksi poin AC Milan di peringkat kelima.
Dengan demikian, pertarungan menuju peringkat besar masih terbuka. Roma dan Milan masih berpeluang saling menggusur dan bisa merontokkan Inter yang berada di peringkat keempat dengan 63 poin. Pada Selasa (14/5/2019) dini hari WIB, Inter menghadapi Chievo dan memiliki dua laga lagi.
Mental ”Serigala”
Aksi Florenzi dan rekan-rekannya malam itu menunjukkan mental ”Serigala Roma” masih kuat. Florenzi sebagai kapten mampu menjadi inspirasi untuk mengalahkan tim terkuat Serie A dan menjaga harapan kembali ke Liga Champions.
Florenzi juga menolak tunduk ketika ”diintimidasi” bintang Juve, Cristiano Ronaldo, sebelum mencetak gol pertama. Ronaldo sempat memprovokasi Florenzi dengan mengatakan dirinya terlalu kecil untuk bicara. Ronaldo menunjukkan bahwa ia adalah megabintang di Italia saat ini dan Juve merupakan tim yang tidak mudah ditaklukkan.
Namun, Florenzi menjawabnya dengan gol. ”Dia (Ronaldo) adalah pemain terbaik dan merasa punya hak untuk melakukan apa pun yang ia mau,” ujarnya.
Saat ini, kata Florenzi, timnya hanya butuh menjaga rasa percaya diri bahwa mereka masih bisa menembus peringkat empat besar. ”Kami memang harus percaya diri. Namun, apabila kami finis di peringkat kelima, keenam, atau ketujuh, kami harus berani mengakui bahwa ini bukan musim kami,” katanya.
Penampilan Roma musim ini justru menurun meski pada musim lalu mereka mampu menembus semifinal Liga Champions. Berbagai cara untuk memperbaiki penampilan sudah ditempuh, seperti mengarantina pemain di tempat latihan dan mengganti pelatih, dari Eusebio Di Francesco menjadi Claudio Ranieri.
Jika Roma mulai bangkit, sudah terlambat karena tinggal dua laga lagi yang tersisa. ”Kami harus tetap percaya bahwa kami masih bisa mencapai tujuan. Kami harus mencapai garis finis dengan mendengar suara hati,” ujarnya.
Meski demikian, bisa mengalahkan Juventus merupakan kebanggaan tersendiri bagi Ranieri. Apalagi Juve kalah pada saat mereka memperkenalkan seragam barunya untuk musim depan. Seragam baru mereka tidak lagi seperti zebra dan ada garis merah muda di tengahnya. Juve telah meninggalkan tradisi yang sudah mereka pegang selama 116 tahun.
Seragam baru untuk musim depan telah mereka miliki. Namun, Pelatih Juve Massimiliano Allegri masih cemas menatap masa depan. Ia pun belum pasti bisa bertahan di klub. ”Setelah delapan tahun (menjuarai liga), musim depan bakal lebih sulit,” ujarnya. (AFP/REUTERS)