Tol Pandaan-Malang Perlancar Mudik
Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo, Jalan Tol Pandaan-Malang di Jawa Timur akan digratiskan selama 30 hari terhitung sejak 14 Mei 2019. Kebijakan ini untuk mendukung kelancaran arus mudik.
MALANG, KOMPAS— Meski pembangunannya belum seluruhnya rampung, Jalan Tol Pandaan-Malang mulai dioperasikan setelah diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (13/5/2019) pagi. Pengoperasian ruas tol sepanjang 30,6 kilometer itu diharapkan dapat mengatasi kemacetan serta memperlancar arus barang dan orang, terutama pada musim mudik Lebaran tahun ini.
Peresmian seksi 1, 2, dan 3 Tol Pandaan-Malang dilakukan di Gerbang Tol Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Malang Sutiaji, Pelaksana Tugas Bupati Malang Sanusi, dan Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, Presiden Jokowi menekan tombol tanda mulai beroperasinya Tol Pandaan-Malang.
Tiga seksi tol terdiri dari ruas Pandaan-Purwodadi sepanjang 15,475 kilometer, ruas Purwodadi-Lawang 8,05 kilometer, dan ruas Lawang-Singosari sepanjang 7,1 kilometer. Sementara dua ruas tol, yakni Singosari-Pakis dan Pakis-Malang sepanjang 7,86 kilometer belum selesai dibangun.
”Memang masih kurang sedikit, kira-kira 7,8 kilometer, tetapi saya sudah kejar agar ini bisa diselesaikan maksimal akhir tahun. Syukur-syukur bisa maju (lebih cepat),” kata Presiden.
Meski belum sepenuhnya rampung, Tol Pandaan-Malang mulai dioperasikan demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. Bahkan, pengguna ruas tol ini saat arus mudik Lebaran tidak dipungut biaya dalam 30 hari, terhitung sejak 14 Mei.
Pengoperasian jalan tol itu bisa mempersingkat waktu tempuh Surabaya-Malang dari sebelumnya sekitar tiga jam menjadi satu jam. Dengan demikian mobilitas barang, jasa, dan orang kian lancar.
Presiden juga berharap keberadaan jalan tol itu dapat menunjang perkembangan sektor pariwisata dan pendidikan di Malang Raya. Pertumbuhan ekonomi di Malang Raya diharapkan bisa meningkat.
Sementara Khofifah mengatakan, dalam kondisi normal sejumlah titik rawan kemacetan di ruas arteri Surabaya-Malang dilalui oleh 65.000 kendaraan dalam sehari. Titik rawan itu di antaranya daerah Singosari dan Lawang. Keberadaan Tol Pandaan-Singosari akan mengurai kemacetan hingga 45.000 kendaraan atau 70 persen di jalur arteri.
Khofifah berharap percepatan pembangunan Tol Pandaan-Malang seksi 4 dan 5 bisa dilakukan segera. Jika ditambah dukungan bandara yang statusnya menjadi internasional, maka Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi yang besar. ”Saat ini saja ada 7,2 wisatawan berkunjung ke Batu dalam setahun,” katanya.
Kesiapan jalan
Pada arus mudik tahun 2019, mayoritas pemudik masih menggunakan moda jalan sebagai pilihan. Di Jawa, meski ada Tol Trans-Jawa, pemerintah tetap menyiapkan jalan arteri atau jalan nasional nontol agar siap dilewati arus mudik.
Secara umum, kondisi jalan nasional berada dalam kondisi mantap di atas 90 persen. ”Di pantura masih ada beberapa titik yang segera diselesaikan (perbaikannya),” kata Basuki.
Di Pulau Jawa, jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 4.407 kilometer (km). Jalur itu terbagi dalam lintas utara Jawa 1.341 km dengan kondisi siap 97 persen, lintas tengah Jawa 1.197 km (siap 93 persen), jalur lintas selatan Jawa 888 km (siap 98 persen), dan jalur pantai selatan Jawa 1.405 km (siap 83 persen).
Untuk Sumatera, jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 7.918 km. Jalur itu terdiri dari jalan lintas barat sepanjang 2.563 km dengan kondisi siap 97 persen, jalan lintas timur 3.017 km (siap 93 persen), dan jalan lintas tengah 2.338 km (siap 94 persen).
Selain kesiapan jalan, Kementerian PUPR juga menyiapkan sejumlah mobil toilet dan mobil tangki air di tempat-tempat istirahat dan pelayanan (TIP) di Tol Trans-Jawa. Selain itu, disiagakan pula tim tanggap bencana untuk mengantisipasi keadaan darurat, seperti banjir, genangan air, dan tanah longsor di titik rawan bencana.
Antisipasi lonjakan
Secara terpisah, beroperasinya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung diprediksi berdampak besar pada lonjakan pemudik pada arus mudik tahun ini. Pemerintah pun terus melengkapi fasilitas di Pelabuhan Merak dan Bakauheni serta ruas tol yang akan dilintasi pemudik.
Hal itu mengemuka dalam rapat yang membahas persiapan arus mudik di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, kemarin. Rapat dihadiri Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Darmawan Prasodjo, Direktur Operasional dan Teknik PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) La Mane, dan Kepala Cabang PT Hutama Karya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Hanung Hanindito.
Menurut La Mane, jumlah pemudik yang melintas di Pelabuhan Merak selama masa mudik diprediksi naik sekitar 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2018, saat puncak arus mudik, jumlah penumpang kapal yang menggunakan kendaraan sebanyak 143.025 orang per hari. Adapun jumlah penumpang pejalan kaki 27.973 orang.
”Mayoritas penumpang kendaraan roda empat dan roda dua masuk pelabuhan pada malam hari,” ujar La Mane.
Untuk mengantisipasi penumpukan penumpang, PT ASDP Indonesia Ferry menyiapkan 64 kapal motor penyeberangan dan menambah loket pembelian tiket. Selain itu, operasional kapal-kapal besar diprioritaskan sehingga jumlah pemudik yang terangkut bisa lebih banyak.
Di Pelabuhan Bakauheni, PT ASDP bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan penyedia jasa angkutan darat akan menyiapkan bus tambahan pada malam hingga pagi hari. Dengan begitu, penumpang bisa segera melanjutkan perjalanan setelah turun dari kapal penyeberangan.
Dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, lonjakan penumpang kapal laut tujuan Surabaya, Jawa Timur, mulai terjadi di Pelabuhan Trisakti. Sebagian warga memilih mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan pemudik dan harga tiket yang lebih mahal menjelang Lebaran.
(WER/NTA/VIO/JUM/SYA/NAD)