Wilayah Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menjadi titik paling rawan kemacetan di Jateng pada masa mudik Lebaran 2019. Sejumlah jalur alternatif pun disiapkan agar kendaraan menuju Yogyakarta tak menumpuk di sana.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Wilayah Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menjadi titik paling rawan kemacetan di Jateng pada masa mudik Lebaran 2019. Sejumlah jalur alternatif pun disiapkan agar kendaraan menuju Yogyakarta tak menumpuk di sana.
Bawen akan menjadi titik temu antara kendaraan dari Pintu Tol Bawen menuju Yogyakarta dan kendaraan di jalan nasional arah Solo. Setiap masa libur panjang, di sekitar Terminal Bawen atau pertigaan Semarang-Solo-Yogyakarta kerap padat karena kendaraan menunggu giliran berbelok.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat pada dialog ”Mudik Lancar, Aman, dan Nyaman” Prime Topic MNC Trijaya di Kota Semarang, Rabu (15/5/2019), mengatakan, total ada 14 titik di Jateng yang berpotensi terjadi kepadatan saat mudik Lebaran 2019.
”Bawen yang paling kami antisipasi terjadi kepadatan. Kami coba viralkan dengan mengimbau agar (kendaraan dari tol) yang mau ke Yogya tidak usah lewat Bawen. Lanjut saja, lewat Kartosuro, atau keluar di Weleri, kemudian ke arah Temanggung sampai Magelang,” ujar Satriyo.
Adapun jalur alternatif Weleri-Sukorejo-Temanggung melewati sejumlah jalan berkelok dan menanjak. Kendati demikian, jalan dalam kondisi baik, dengan lebar 7 meter. Menurut Satriyo, meskipun masih terbatas, penerangan di jalur tersebut sudah mencapai 20-30 persen.
Antisipasi itu tak terlepas dari telah tersambungnya Tol Trans-Jawa dari Merak, Banten, hingga Probolinggo, Jawa Timur. ”Tahun ini diperkirakan 8,4 juta pemudik ke Jateng dan 6,8 juta pemudik di antaranya lewat jalur darat. Dari 6,8 juta pemudik, 40 persen di antaranya menggunakan tol,” kata Satriyo.
Sejumlah titik lain di Jateng yang diwaspadai di antaranya pasar tumpah di Kabupaten Brebes, Pekalongan, dan wilayah Kota Pekalongan serta sejumlah pintu keluar tol baru, seperti Weleri (Kendal), Kaliwungu (Kendal), Ngemplak (Solo), Ngasem (Karanganyar), dan Boyolali.
Satriyo menambahkan, pihaknya juga menyiapkan papan informasi dan rambu-rambu penunjuk arah di sejumlah jalur alternatif. Dengan demikian, pemudik tidak akan salah mengambil jalan.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Agus Triatmaja menuturkan, selama masa mudik dan balik Lebaran 2019, di Jateng akan ada 22.000 personel yang bertugas. Polisi dibantu sejumlah anggota instansi terkait serta siswa sekolah inspektur polisi.
Menurut Agus, pihaknya akan mengoptimalkan media sosial untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. ”Jangan sampai arus dialihkan, tetapi tak ada informasi ke arah mana. Selain rambu petunjuk, akan ada informasi jalur alternatif yang bisa diakses di medsos,” ujarnya.
Ia pun meminta para pemudik untuk mematuhi ketentuan rambu-rambu lalu lintas. Sebab, apabila dilanggar, hal itu tidak hanya berakibat pada diri sendiri, tetapi juga pengguna kendaraan lain. Selain itu, fasilitas yang disediakan pemerintah, seperti tempat-tempat istirahat, agar dimanfaatkan.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, M Ngainirrichadl, mengatakan, jalan tol akan menjadi primadona pada masa mudik Lebaran 2019. Ia pun mendorong pemerintah untuk memastikan kesiapan tempat-tempat istirahat, baik di tol maupun non-tol, termasuk bagi para pengendara sepeda motor.
Editor:
Siwi Yunita
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.