logo Kompas.id
UtamaBulan Menyusut dan Dirundung...
Iklan

Bulan Menyusut dan Dirundung Gempa

Permukaan Bulan ternyata tak semulus sosoknya jika dilihat dari Bumi. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, permukaan Bulan terus mengerut seperti buah anggur yang menjadi kismis.

Oleh
Ahmad Arif
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ny7ZgwidPjv1a9jwbtvT7CQtmT0=/1024x932/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20180728ang-bloodmoon8.jpg
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI

Gerhana bulan total disaksikan dari wilayah Jakarta, Sabtu (28/7/2018). Gerhana bulan total kedua pada 2018 ini disebut bulan mini merah gelap dan menjadi yang terlama pada abad ke-21 dengan rentang fase totalitas gerhana 1 jam 43 menit.

JAKARTA, KOMPAS — Permukaan Bulan ternyata tak semulus sosoknya jika dilihat dari Bumi. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, permukaan Bulan terus mengerut seperti buah anggur yang menjadi kismis. Pengerutan itu memicu terbentuknya ribuan jalur sesar aktif dan gempa bulan.

​Kajian oleh sejumlah peneliti dari sejumlah perguruan tinggi dan Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) ini dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada 13 Mei 2019. Pengerutan permukaan Bulan itu menciptakan jurang-jurang dengan kedalaman lebih dari 50 meter. Tidak seperti kulit lentur pada anggur, kerak permukaan Bulan rapuh sehingga retak-retak saat menyusut dan lempengannya kemudian saling mendorong.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000