Ganjar Pranowo (51), Gubernur Jawa Tengah, tampil mengenakan baju adat Jawa Tengah dengan baju beskap serta belangkon sebagai penutup kepala pada acara puncak peringatan Hari Malaria Sedunia 2019, di Desa Kertalangu, Kota Denpasar, Bali, Senin (13/5/2019). Kali ini, ia memilih setelan beskap dan belangkon lurik dari Jepara.
”Saya spesial memakai ini setelan lurik Jepara ini atas undangan Gubernur Bali untuk memakai pakaian adat. Nah, beskapnya saja model Yogya. Tapi saya sangat menyukai setelan ini dan jadi favorit,” tutur Ganjar seusai acara.
Selanjutnya, ia menunjuk kain jarik yang dipakainya. Gubernur Jawa Tengah yang ramah ini tidak ingin merepotkan siapa pun ketika mengenakan pakaian adat saat acara undangan di mana pun. Karena tidak ingin merepotkan, ia memesan khusus kain jarik batik tulis yang dijahit model sarung. Kedua tangannya memegang kain sarung batik dan sedikit mengibaskannya untuk memastikan ia jujur.
”Tuh, kan, ini sarung. Gampang saya pakai di mana dan kapan saja. Kan, tidak harus melulu dengan kain jarik yang diwiru (dilipat bagian depannya dengan ukuran dan jumlah tertentu),” ujarnya penuh keramahan.
Ia mengapresiasi ajakan Gubernur Bali pada acara peringatan Hari Malaria Sedunia dengan mengenakan pakaian adat daerah masing-masing. Tak merasa canggung karena Ganjar telah menerapkannya pula di lingkungan pemerintahannya untuk mengenakan baju adat setiap tanggal 15.