Indonesia-Argentina Sepakat Tingkatkan Nilai Perdagangan Dua Kali Lipat
Indonesia dan Argentina sepakat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara sebesar dua kali lipat dari 2018. Target itu diharapkan tercapai pada 2021 atau dalam dua tahun.
Oleh
hendriyo widi
·2 menit baca
BUENOS AIRES, KOMPAS — Indonesia dan Argentina sepakat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara sebesar dua kali lipat dari 2018. Target itu diharapkan tercapai pada 2021 atau dalam dua tahun.
Pada 2018, nilai perdagangan kedua negara sebesar 1,7 miliar dollar AS. Dengan kenaikan dua kali lipat, pada 2021 diharapkan terjadi keseimbangan perdagangan senilai 3,4 miliar dollar AS.
Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Produksi dan Tenaga Kerja Argentina Dante Sica di Kantor Kementerian Produksi dan Tenaga Kerja di Buenos Aires, Argentina, Selasa (14/5/2019) siang waktu setempat.
Enggartiasto mengatakan, target ambisius itu bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Indonesia-Argentina akan membentuk tim kerja untuk membahas produk-produk kedua negara yang dapat ditingkatkan perdagangannya.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo telah ditunjuk sebagai ketua tim kerja itu. Kementerian Perdagangan juga akan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Argentina untuk merealisasikan upaya meningkatkan perdagangan itu, khususnya bagi Indonesia.
”Peningkatan ekspor ke Argentina penting karena defisit neraca perdagangan Indonesia atas Argentina cukup besar,” katanya.
Peningkatan ekspor ke Argentina penting karena defisit neraca perdagangan Indonesia atas Argentina cukup besar.
Tren perdagangan Indonesia dengan Argentina turun 1,01 persen selama empat tahun terakhir, 2014-2018. Nilai ekspor Indonesia ke Argentina pada 2018 sebesar 238,3 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,33 triliun, sedangkan impor Indonesia dari Argentina 1,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,6 triliun.
Neraca perdagangan Indonesia terhadap Argentina pada 2018 defisit 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,8 triliun. Defisit terbesar berasal dari impor bungkil dari kedelai 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15,4 triliun serta biji gandum dan gandum senilai 143,9 juta dollar AS atau Rp 2,014 triliun.
Menurut Enggartiasto, kerja sama industri strategis kedua negara sebenarnya telah ditentukan bersama, yaitu jalan kereta api dan suku cadang pesawat. Indonesia sendiri akan mengusulkan penerapan sistem imbal dagang di antara pelaku usaha kedua negara.
”Importir dan eksportir kedua negara bisa saling bertemu dan bertransaksi bisnis ke bisnis. Kami berharap importir Argentina dapat membeli produk-produk Indonesia lebih banyak dan beragam. Pemerintah akan memfasilitasi pertemuan mereka, terutama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia,” katanya.
Dante Sica mengemukakan, Argentina menyambut baik peningkatan perdagangan hingga dua kali lipat itu. Kerja sama ekonomi Indonesia-Argentina itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti ke Jakarta pada 7-8 Mei 2019.
”Ini merupakan hasil positif pertemuan itu. Kami juga akan segera membentuk tim kerja agar dapat berdialog dan bernegosiasi untuk menentukan produk-produk perdagangan yang akan ditingkatkan. Hal itu bisa dimulai dengan produk-produk olahan pertanian,” katanya.