Wali Kota Bogor Bima Arya memastikan penataan kawasan Pulo Geulis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penataan juga tidak menggusur rumah warga.
Oleh
Ratih P Sudarsono
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Wali Kota Bogor Bima Arya memastikan penataan kawasan Pulo Geulis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penataan juga tidak menggusur rumah warga.
Penegasan Bima disampaikannya dalam pertemuan dengan perwakilan warga dan aktivis LSM di aula serbaguna Kantor Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Selasa (14/5/2019).
Pulo Geulis adalah delta di Sungai Ciliwung dan masuk Kelurahan Babak Pasar. Lokasinya ada di tengah kota. Selain alam yang indah, Pulo Geulis juga memiliki sejarah panjang, termasuk kerukunan masyarakat.
Delta ini dihuni sekitar 2.600 jiwa atau 773 keluarga. Belakangan, warga resah karena merebak isu Pemko Bogor akan menggusur rumah warga terkait penataan wilayah.
”Saya tidak paham kenapa berkembang isu akan ada penggusuran. Awal menjabat wali kota lima tahun lalu, saya menolak meneruskan pembangunan Terminal Baranangsiang karena saat itu pembangunannya akan menggusur begitu saja masyarakat yang sudah lama di sana. Jadi, perlu dinetralisasi, tidak ada rencana penggusuran rumah warga di Pulo Geulis,” katanya.
Pulo Geulis perlu dikembangkan dengan perencanaan yang matang dan harus melibatkan warga setempat, mulai dari perencanaannya. Terkait itu, Bima meminta warga menunjuk perwakilan untuk ikut rapat pembahasan rencana penataan pulau tersebut.
”Saat ini baru langkah awal untuk melakukan perencanaan. Belum ada desain dan lainnya. Kalaupun nanti ada desain, itu akan dikembalikan ke warga lagi, apakah setuju atau tidak. Menurut rencana, penataan akan dimulai tahun depan,” katanya.
Lima warga yang berbicara dalam pertemuan itu mengatakan resah mendengar rencana penataan karena trauma peristiwa tahun 2010. Pada waktu itu, pemerintah berencana menata kampung mereka dengan membangun rumah susun dan menggusur rumah warga, khususnya yang berada di bantar sungai.
Apalagi, warga mengetahui belum lama ini ada perjanjian kerja sama terkait rencana penataan Pulo Geulis yang dilakukan Pemko Bogor dengan sebuah perguruan tinggi swasta dari Jakarta dan sebuah perusahaan swasta. Namun, warga mengaku tidak tahu detail perjanjian itu.
Didi Suryadi, warga, meminta agar Bima memasang pengumuman tertulis yang menyatakan tidak ada penggusuran rumah warga di Pulo Geulis. Ini untuk meyakinkan warga.
Bima meminta Lurah Babakan Pasar Rokib Alhudry dan Camat Bogor Tengah Agustyansyah memasang pengumuman itu. Ia juga menyilakan warga membuat kontrak politik.
”Silakan bikin kesepakatan kontrak politiknya, nanti saya tandatangani. Pemerintah membangun untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Bima.
Desain penataan Jambu Dua
Di Balai Kota Bogor dalam acara Ekspose 2019, dua tim mahasiswa sarjana S-1 dan pascasarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Bogor, memaparkan, hasil studi praktikum mereka mengenai penataan di sekitar bantar Sungai Ciliwung di kawasan Jambu Dua dan Pulo Armin. Mereka antara lain di bawah bimbingan Prof Hadi Susilo Arifin.
Bima Arya menyambut baik hasil studi mereka, antara lain, karena pihaknya belum mempunyai rencana desain penataan di kawasan tersebut. Hasil studi praktikum para mahasiswa ini menjadi masukan karena Pemko Bogor memang mempunyai rencana penataan Sungai Ciliwung yang melintas wilayahnya.