LE MANS, SELASA – Pebalap debutan, Fabio Quartararo, kembali membidik kejutan pada MotoGP seri kelima pada akhir pekan ini di Le Mans, Perancis. Tampil di rumahnya sendiri menjadi motivasi ekstra pebalap tim Yamaha Petronas itu untuk mengejutkan dunia.
MotoGP seri keempat di Spanyol, 5 Mei lalu, memang menjadi panggung kejayaan pebalap juara bertahan, Marc Marquez. Pebalap asal Spanyol itu tampil dominan sejak start hingga akhirnya finis terdepan di seri balapan itu. Namun, sorotan publik pada saat itu justru tertuju pada Quartararo, pebalap yang “promosi” dari Moto2 ke kelas elite, MotoGP, musim ini.
Quartararo sempat memberi kejutan dengan meraih start terdepan di GP Spanyol. Ia pun menorehkan sejarah sebagai pebalap termuda sepanjang sejarah MotoGP yang start dari barisan terdepan balapan. Sayang, dewi fortuna tidaklah berpihak kepadanya. Ambisinya meraih podium MotoGP digagalkan masalah persneling di motor YZR-M1 tunggangannya. Ia pun gagal finis.
Pebalap muda yang disebut-sebut mewarisi bakat balapan seperti Marquez itu telah melupakan pengalaman menyakitkan itu. Ia pun kini fokus menatap balapan terdepan, yaitu GP Perancis. Ia kembali membidik podium di seri itu untuk mengikuti jejak pendahulunya sesama Perancis, Johann Zarco, yang meraih podium MotoGP pertamanya di Le Mans ketika menjadi debutan pada musim 2017 silam.
Warga Perancis bakal ramai-ramai mendukung Quartararo di tengah kepungan para pebalap hebat asal Spanyol seperti Marquez, Alex Rins, dan Maverick Vinales. Dari sekian banyak pebalap MotoGP, hanya Quartararo dan Zarco yang berbendera Perancis musim ini. Quartararo mulai mencuri perhatian pada musim ini seusai menorehkan putaran tercepat di seri pembuka MotoGP, GP Qatar.
“Adalah hal bagus untuk tiba di Le Mans setelah melewati akhir pekan hebat di Jerez (Spanyol). Bakal banyak fans yang hadir di Le Mans. Itu bakal menjadi motivasi ekstra bagi saya. Namun, di saat sama, itu menciptakan stress dan tekanan lebih mengingat itu digelar di rumah saya. Bagaimanapun, sangatlah bagus mendapatkan dukungan besar fans di balapan,” ujar Quartararo dikutip Crash.
Potensi pebalap berusia 20 tahun itu finis di podium, bahkan juara, di Le Mans sangat tinggi. Sirkuit sepanjang 4,185 kilometer itu cocok dengan karakter Yamaha. Tiga dari empat balapan terakhir di seri itu dimenangi tim-tim dengan motor Yamaha. Tak hanya itu, Tim Yamaha Petronas juga unjuk gigi sebagai yang tercepat di tes uji coba Jerez, pekan lalu.
Tak ayal, optimisme meliputi Quartararo dan tim asal Malaysia itu. “Saya kira, YZR-M1 bakal cocok dengan karakter sirkuit Le Mans. Saya percaya kami bisa meraih hasil bagus. Kami akan melakukan yang terbaik seperti kami lakukan di Jerez (saat uji coba). Saya tidak sabar menanti balapan ini (di Perancis),” ujar Quartararo kemudian.
Optimisme serupa disampaikan rekan setimnya, Franco Morbidelli. Pebalap Italia itu sempat bersaing dengan Marquez di Jerez sebelum akhirnya finis ketujuh. Namun, pada uji coba, Morbidelli melesat. Ia tercatat sebagai yang tercepat ketiga di belakang Quartararo dan Cal Crutchlow (tim Honda LCR). “Kami datang ke Le Mans dengan kondisi bagus. Kami telah menemukan solusi yang bisa membantu kami (kompetitif) di beberapa seri ke depan,” ujar Morbidelli.
Pebalap 24 tahun itu punya kenangan indah di Le Mans. Ia finis di podium tertinggi di balapan itu pada 2017 silam dan meraih gelar juara dunia Moto2. “Setelah melewati empat seri balapan, khususnya di Spanyol, peluang kami meraih podium kian nyata. Inilah saatnya kami bersaing dengan para pebalap top,” ujar Morbidelli kemudian.