JAKARTA, KOMPAS—Penyelenggara pesta belanja Festival Jakarta Great Sale 2019 percaya diri menargetkan transaksi dalam program ini mencapai total Rp 9,5 triliun. Daya beli masyarakat diyakini masih ada meski ada penurunan omzet di komoditas tertentu.
“Jika kita melihat di pusat belanja, bukan perlambatan (daya beli) tetapi shifting (pergeseran preferensi belanja),” ucap Ketua Pelaksana FJGS 2019 Ellen Hidayat, dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Rabu (15/5/2019).
Acara turut dihadiri CEO Agung Sedayu Retail Indonesia (ASRI) Alex Kusuma, COO ASRI David Hilman, Kepala Bagian Industri Energi, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Biro Perekonomian DKI Jakarta, Didik Junaedi, Vice President Business Development GRAB Indonesia Igel Zibriel, serta Direktur Usaha dan Pengembangan Perumda Pasar Jaya, Anugrah Esa.
Ellen mencontohkan, belanja pakaian sekarang cenderung berkurang, tetapi konsumen pusat belanja mengalihkan pengeluarannya ke sektor hiburan serta makanan dan minuman (F and B). Bukti lainnya, setiap suatu pusat belanja menyelenggarakan pameran perjalanan (travel fair), kunjungan senantiasa ramai.
“Jadi, uangnya ada,” ujar Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta ini.
Faktor pendukung lainnya, FJGS 2019 dihelat tanggal 25 Mei-23 Juni 2019. Selain untuk memeriahkan hari ulang tahun DKI yang ke-492 pada 22 Juni mendatang, FJGS juga bersamaan dengan bulan Ramadhan serta hari raya Idul Fitri 1440 H. Daya beli masyarakat meningkat karena adanya penerimaan gaji ke-13 atau tunjangan hari raya.
Siswa-siswa sekolah juga libur cukup panjang untuk menyambut lebaran tahun ini, sehingga belanja yang terkait kebutuhan dan kesenangan anak diperkirakan meningkat.
Sebagai gambaran, total transaksi dari FJGS tahun lalu tercapai sekitar Rp 3,5 triliun. Saat itu, program diadakan tanggal 12 Agustus-4 September, dimulai sekitar dua bulan setelah lebaran 1439 H. Itu lantaran FJGS diarahkan untuk memeriahkan Asian Games 2018.
FJGS 2019 diikuti oleh 82 pusat belanja yang tersebar di lima kota administrasi dengan ribuan retailer atau toko di dalamnya, 34 gerai Perumda Pasar Jaya, termasuk Jakmart dan Mini DC, serta empat hotel yaitu Hotel Borobudur, Holiday Inn Suite Jakarta, Millenium Hotel Siri Jakarta, dan Aryaduta Semanggi. Ada pula bazaar pameran UMKM binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jakarta di delapan pusat belanja.
Selain memikat dengan diskon-diskon dan hadiah-hadiah yang ditawarkan peserta festival, FJGS juga diisi dengan “tradisi” belanja hingga tengah malam atau midnight sale. Program belanja ini berlangsung dalam dua periode, yaitu tanggal 24-26 Mei diikuti 25 pusat belanja, serta pada 30 Mei-2 Juni diikuti 5 pusat belanja.
“Masyarakat yang kurang punya waktu belanja, bisa memanfaatkan midnight sale,” kata Ellen.
“Masyarakat yang kurang punya waktu belanja, bisa memanfaatkan midnight sale,” kata Ellen.
FJGS 2019 secara khusus menyasar kaum milenial dengan mengangkat tema “Semangat dalam Berbelanja”. Ellen menekankan, semangat itu bukan untuk mendorong perilaku konsumtif, melainkan menggugah kaum muda berbelanja secara cermat dan efisien, dengan mengembangkan kemampuan memilih produk berkualitas sesuai kebutuhan.
Didik Junaedi menuturkan, pegawai Pemerintah Provinsi DKI yang berjumlah 80.000-an menjadi pangsa pasar potensial FJGS, terutama dengan akan diterimakannya THR. Ia berharap, capaian transaksi FJGS akan berkontribusi positif pada perekonomian Jakarta, baik dari sisi pendapatan, pajak, dan pariwisata.
Anugrah Esa mengatakan, Perumda Pasar Jaya berpartisipasi dengan menyelenggarakan bazar murah di pasar dan gerai yang dikelola. “Orientasi kami, membantu masyarakat memeroleh akses pangan yang murah,” ucap dia.
“Orientasi kami, membantu masyarakat memeroleh akses pangan yang murah,” ucap dia.