BI terus berupaya menjaga kepercayaan pasar dan masyarakat di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global.
Caranya, dengan terus mengupayakan stabilitas di pasar valas dan pasar obligasi negara.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah menegaskan, BI terus berupaya menjaga kepercayaan pasar dan masyarakat di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global.
”Caranya, dengan terus mengupayakan stabilitas di pasar valas dan pasar obligasi negara,” ujar Nanang di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Untuk menjaga likuiditas di pasar valuta asing (valas), BI akan memanfaatkan transaksi lindung nilai valuta asing terhadap rupiah (domestic non-deliverable forward/DNDF) secara bertahap. Langkah ini diharapkan dapat menekan gejolak di pasar keuangan.
”BI juga akan terus mendorong penggunaan DNDF agar nasabah bank dapat menggunakannya sebagai instrumen lindung nilai terhadap risiko kurs,” ujarnya.
Di pasar obligasi, BI akan terus menjaga stabilitas harga obligasi negara akibat porsi kepemilikan investor asing di obligasi negara yang besar. Nanang khawatir rupiah akan semakin tertekan apabila terjadi arus modal keluar dari pasar obligasi dalam jumlah masif.
Nilai tukar berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Rabu (15/5/2019), Rp 14.448 per dollar AS. Nilai tukar ini merupakan yang terlemah sejak 4 Januari 2019. Pada 3 Januari 2019, nilai tukar Rp 14.474 per dollar AS.