Peningkatan Ekspor ke Argentina Dinilai Tidak Mudah
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
BUENOS AIRES, KOMPAS — Indonesia dan Argentina telah sepakat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara 3,4 miliar dollar AS atau dua kali lipat dari 2018. Target itu diharapkan tercapai pada 2021 atau dalam dua tahun ke depan. Namun, peningkatan ekspor ke negeri ”Tango” itu tidak mudah dan menantang.
Ekonomi Argentina saat ini tengah memburuk. Argentina tengah berupaya memulihkan neraca perdagangan yang mengalami defisit besar dengan China. Di sisi lain, sebagian besar pelaku usaha Argentina lebih menyukai mengembangkan perdagangan secara bisnis ke bisnis ketimbang ada campur tangan pemerintah.
Hal itu mengemuka dalam kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Buenos Aires, Argentina, Selasa (14/5/2019) waktu setempat. Pada hari kedua, Enggartiasto bertemu dengan Menteri Produksi dan Tenaga Kerja Argentina Dante Sica, Kamar Dagang Impor Argentina (CIRA), dan Dewan Argentina untuk Hubungan Internasional (CARI).
Dalam pertemuan dengan Dante Sica, Indonesia-Argentina sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan dua kali lipat. Indonesia-Argentina akan membentuk tim kerja untuk membahas produk-produk kedua negara yang dapat ditingkatkan perdagangannya.
”Peningkatan ekspor ke Argentina penting karena defisit neraca perdagangan Indonesia atas Argentina cukup besar,” katanya.
Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor Indonesia ke Argentina pada 2018 sebesar 238,3 juta dollar AS, sedangkan impor Indonesia dari Argentina 1,4 miliar dollar AS. Neraca perdagangan Indonesia terhadap Argentina pada 2018 defisit sebesar 1,2 miliar dollar AS. Defisit terbesar berasal dari impor bungkil dari kedelai sebesar 1,1 miliar dollar AS serta biji gandum dan gandum senilai 143,9 juta.
Menurut Enggartiasto, meningkatkan ekspor ke negara-negara Amerika Selatan yang tergabung dalam Mercosur tidak mudah. Tantangannya bukan hanya soal tarif dan biaya logistik, melainkan juga kondisi geopolitik dan ekonomi.
Meningkatkan ekspor ke negara-negara Amerika Selatan yang tergabung dalam Mercosur tidak mudah. Tantangannya bukan hanya soal tarif dan biaya logistik, melainkan juga kondisi geopolitik dan ekonomi.
Di Argentina, para pelaku usaha lebih menekankan perdagangan dan investasi bisnis ke bisnis ketimbang ada campur tangan pemerintah. Mereka juga mengutamakan kemudahan standardisasi dan produk-produk bernilai tambah tinggi ketimbang produk mentah.
”Kendati begitu, kami akan berupaya masuk lebih dalam ke pasar Argentina untuk menggenjot ekspor. Kami akan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia untuk menjalin kemitraan secara bisnis ke bisnis,” katanya.
Tantangan
Dalam pertemuan dengan CIRA, Presiden CIRA Ruben Garcia menegaskan, para eksportir dan importir Argentina lebih memilih menjalankan perdagangan dan investasi secara bisnis ke bisnis. Mereka tidak ingin birokrasi mencampuri atau mendikte urusan bisnis.
”Kami sebenarnya banyak tertarik dengan produk-produk Indonesia. Namun, selain jarak yang cukup jauh dan berbiaya besar, kami kerap terkendala perizinan dan standardisasi produk,” kata Garcia.
Sementara Duta Besar CARI Eduardo Sadous mengemukakan, meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Argentina dan negara-negara anggota Mercosur cukup menantang. Saat ini, Argentina tengah fokus menyeimbangkan neraca perdagangan dengan China. Pada 2018, defisit neraca perdagangan Argentina dari China sebesar 7,8 miliar dollar AS.
Hal itu menyebabkan Argentina berupaya mempertahankan surplus perdagangan dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia. Argentina bersama Mercosur juga tengah berupaya meningkatkan ekspor dengan menjadikan ASEAN sebagai pasar.
”Pasar ASEAN masih alamiah sehingga masih leluasa untuk mengembangkan bisnis ke negara-negara di kawasan itu. Mercosur sendiri sangat aktif membuka kamar dagang di negara-negara ASEAN,” ujarnya.
Sebelumnya, Indonesia dan Mercosur telah sepakat membuat studi kelayakan kerja sama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi dengan Mercosur. Indonesia dan Argentina juga sepakat membentuk tim kerja yang akan membahas upaya meningkatkan perdagangan sebesar dua kali lipat dari realisasi perdagangan pada 2018-2021.
Dante Sica mengemukakan, Argentina menyambut baik peningkatan perdagangan hingga dua kali lipat itu. Kerja sama ekonomi Indonesia-Argentina itu merupakan tindak lanjut kunjungan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti ke Jakarta pada 7-8 Mei 2019.
”Ini merupakan hasil positif pertemuan itu. Kami juga akan segera membentuk tim kerja agar dapat berdialog dan bernegosiasi untuk menentukan produk-produk perdagangan yang akan ditingkatkan. Hal itu bisa dimulai dengan produk-produk olahan pertanian,” ujarnya. (HEN)