Persimpangan, pelintasan kereta api sebidang, dan pasar tumpah berpotensi menghambat jalur mudik pada jalur nontol di Pemalang, Jateng. Polres Pemalang mengantisipasi hal itu dengan membangun pos pengamanan, memberlakukan rekayasa lalu lintas, serta menyiagakan tim urai kemacetan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Persimpangan, pelintasan kereta api sebidang, dan pasar tumpah berpotensi menghambat jalur mudik pada jalur nontol di Pemalang, Jawa Tengah. Kepolisian Resor Pemalang mengantisipasi hal tersebut dengan membangun sejumlah pos pengamanan, memberlakukan rekayasa lalu lintas, serta menyiagakan dua tim urai kemacetan.
Selepas pintu keluar Tol Pemalang hingga wilayah Kecamatan Belik, yang berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, ada sejumlah titik yang rawan kemacetan, seperti persimpangan Beji di Kecamatan Taman, Banjardawa, Srirandu, dan Randudongkal. Ruas jalan sepanjang 50,3 kilometer tersebut merupakan jalur favorit bagi pemudik yang mengarah ke Jawa Tengah bagian selatan, seperti Purbalingga, Purwokerto, dan Wonosobo.
Kepala Kepolisian Resor Pemalang Ajun Komisaris Besar Kristianto Yoga Darmawan mengatakan, pihaknya menempatkan petugas kepolisian di sepanjang jalur pintu keluar Tol Pemalang hingga Belik. Karakter penyebab kemacetan di sepanjang jalur tersebut juga beragam, mulai dari adanya pertemuan arus antara pemudik dan pengguna jalan lokal, adanya persimpangan jalan, pelintasan kereta api sebidang, hingga pasar tumpah.
”Kami akan menyiagakan 30 petugas yang merupakan anggota dari tim urai kemacetan di sejumlah titik rawan kemacetan. Tak hanya itu, pemberlakuan rekayasa lalu lintas seperti penutupan sejumlah tempat putar balik, pemasangan median jalan, hingga pengalihan arus telah kami siapkan,” tutur Kristianto saat dihubungi dari Pemalang, Kamis (16/5/2019).
Pemberlakuan rekayasa lalu lintas seperti penutupan sejumlah tempat putar balik, pemasangan median jalan, hingga pengalihan arus telah kami siapkan.
Menurut Kristianto, jika sudah ada antrean kendaraan lebih dari 200 meter, tim urai akan langsung mengurai kemacetan. Rencana pengalihan arus ke Jalur Lingkar Selatan Pemalang juga sudah disiapkan apabila ada kepadatan di jalur Pemalang-Purbalingga tersebut.
Selain titik rawan kemacetan, lanjutnya, di sepanjang jalur mudik di wilayah Pemalang juga ada sejumlah titik rawan kecelakaan lalu lintas. Di jalur pantai utara (pantura) Jawa, titik rawan kecelakaan berada di daerah Gandulan hingga Ulujami, tepatnya di daerah Petarukan. Hal itu disebabkan oleh kondisi jalan yang berlubang dan minimnya penerangan jalan.
”Sementara itu, di jalur selatan, kami akan menempatkan sejumlah mobil derek di daerah Paduraksa dan Randudongkal. Pada titik tersebut, kondisi jalan sempit dan berkelok,” ucap Kristianto.
Tiga jalur
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Brebes Masfuri mengatakan, di Kabupaten Brebes ada tiga jalur yang akan dilalui pemudik, yakni jalur tol, jalur pantura, dan jalur tengah.
Dalam arus mudik nanti, Masfuri memperkirakan, jalur pantura akan padat karena ada pertemuan arus antara kendaraan menuju Jakarta yang dialihkan dari tol dan pemudik sepeda motor.
Tak hanya itu, adanya sejumlah tempat putar balik dan tiga pasar tumpah di sepanjang jalur pantura Brebes juga berpotensi menimbulkan kepadatan.
”Sebagai langkah antisipasi, nanti kami akan tutup sebagian tempat putar balik dan menyiagakan petugas di dekat pasar tumpah, seperti di Pasar Bulakamba, Pasar Tanjung, dan Pasar Losari,” kata Masfuri.
Dinas Perhubungan Kabupaten Brebes optimistis jalur pantura mampu menampung kendaraan pemudik dari dua arah, yakni Jakarta dan Semarang.
Meski begitu, Dinas Perhubungan Kabupaten Brebes telah menyiapkan pengalihan arus jika terjadi kepadatan di jalur pantura. Pengalihan arus dilakukan menuju jalur tengah Brebes.