10.000 Pendukung Prabowo-Sandiaga dari Jatim Akan Ikuti Aksi 22 Mei
Sekitar 10.000 pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Jawa Timur akan mengikuti aksi pada 22 Mei di Jakarta.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sekitar 10.000 pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Jawa Timur akan mengikuti aksi pada 22 Mei di Jakarta. Mereka akan berangkat secara berangsur sejak Sabtu (18/5/2019).
Cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama KH Wahab Hasbullah, KH Solachul Aam Wahib Wahab atau yang dikenal dengan Gus Aam, mengatakan, 10.000 orang itu berasal dari Forum Umat Islam (FUI) se-Jawa Timur. Jumlah itu diperkirakan akan bertambah karena masih ada kelompok lain yang juga ingin berpartisipasi dalam aksi saat pengumuman hasil pemilu.
”Ada yang sudah siap berangkat mulai Sabtu, berangsur-angsur dengan biaya sendiri. Mereka datang tanpa instruksi khusus karena dianggap sebagai panggilan umat,” kata Gus Aam di sela demonstrasi di Kantor Bawaslu Jatim, Jumat (17/5/2019).
Demonstrasi yang diikuti ribuan massa itu menuntut tidak disahkannya presiden-wakil presiden jika pemilu terbukti ada kecurangan. Selain itu, mereka menuntut dibentuk tim pencari fakta atas kematian lebih dari 600 petugas pemilu.
Gus Aam membantah apabila keberangkatan ribuan masyarakat Jatim ini dikaitkan dengan gerakan people power yang digaungkan tokoh pendukung Prabowo-Sandiaga beberapa waktu lalu. Kedatangan mereka ke Jakarta ingin menuntut kedaulatan rakyat, seperti dalam UUD 1945 dan mengawal suara pasangan Prabowo-Sandiaga.
Ketua FUI Jatim Ustadz Sasmito menambahkan, keberangkatan massa ke Jakarta merupakan hak asasi sehingga tidak baik jika ada pihak yang melarang. ”Itu, kan, umat, aspirasi umat, tidak bisa melarang umat pergi ke mana saja, itu melanggar hak asasi manusia,” ujarnya.
Secara terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap umat khidmat menjalankan ibadah puasa Ramadhan di rumah dan masjid, tidak perlu keluar kota. ”Proses konstitusi di Jatim sudah selesai,” katanya.
Senada dengan Khofifah, Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Luki Hermawan meminta massa tidak ke Jakarta. Jika ingin melakukan aksi cukup di Jatim dan tidak perlu sampai ke Jakarta. ”Kami melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat agar mengajak umatnya tidak ke Jakarta,” ujarnya.