BNI Life digital menurut rencana akan difokuskan untuk menjual produk berbasis proteksi dan simpanan dengan jangka waktu pembayaran premi yang singkat.
Oleh
Erika Kurnia
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan asuransi, BNI Life Insurance, akan mulai merambah pasar digital pada semester kedua tahun ini. Aksi korporasi ini dipersiapkan sebagai bagian dari strategi meningkatkan pendapatan premi dengan target potensi pasar yang lebih besar.
Rencana itu disampaikan Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya dalam acara buka bersama di Jakarta, Jumat (17/5/2019). ”Mudah-mudahan Agustus nanti sudah bisa kami jual. Kami akan bikin produknya dan menjualnya melalui basis web, e-commerce, dan aplikasi tekfin (teknologi finansial),” katanya.
Menurut Shadiq, rencana tersebut merupakan salah satu strateginya untuk meningkatkan pendapatan premi, selain dengan mengubah kultur penjualan sejak beberapa bulan terakhir. Dalam periode Januari-April 2019, BNI Life membukukan pendapatan premi hingga sekitar Rp 2 triliun. Nilai tersebut naik 40,8 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2018.
Untuk menyiapkan alat pemasaran baru tersebut, BNI Life menyiapkan sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang tepat. Tentu saja, BNI Life menyiapkan produk yang sesuai pasar.
”Dengan masuk ke digital, berarti sistem harus diawasi 24 jam, sementara selama ini kami bekerja sesuai jam kerja. Selain itu, kami juga harus buat produk yang bisa sesuaikan pasar. Produk yang diinginkan biasanya, kan, produk yang sederhana, produk murah, lalu ada poin atau promo,” tuturnya.
BNI Life digital menurut rencana akan difokuskan untuk menjual produk berbasis proteksi dan simpanan dengan jangka waktu pembayaran premi yang singkat. Produk tersebut, diharapkan Shadiq, dapat dimanfaatkan masyarakat yang sudah melek digital, khususnya para milenial.
Berdasarkan survei ”Customer and Market Insights and Analytics” oleh Market Metrix pada 2018, sekitar 14 persen konsumen mengakses informasi tentang asuransi secara daring. Adapun pengguna internet di Indonesia sekitar 54,68 persen dari seluruh total populasi atau sekitar 143,26 juta jiwa.
Kenaikan aset
Per April 2019, BNI Life telah membukukan aset dengan total Rp 17,5 triliun. Aset BNI Life mengalami kenaikan sekitar 8 persen atau sebesar Rp 1,3 triliun dibandingkan dengan periode April 2018. Kontribusi aset terbesar berasal dari investasi sekitar Rp 16 triliun.
Selain itu, peningkatan kinerja BNI Life selama empat bulan terakhir juga terlihat dari laba tahun berjalan yang tumbuh signifikan, yaitu 627 persen dari periode sama 2018, yang bernilai Rp 125 miliar.
”Pertumbuhan laba yang sangat signifikan ini karena kami terus menggenjot premi dan strategi investasi,” ucap Shadiq.
Pertumbuhan positif BNI Life yang cukup agresif tersebut berbanding terbalik dengan kondisi industri asuransi jiwa di triwulan I-2019, yang mengalami penurunan sebesar 10,6 persen berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan.