JAKARTA, KOMPAS — Teknologi digital memudahkan investor mengakses produk-produk investasi. Kemudahan akses itu membuat jumlah investor reksa dana meningkat.
Sejumlah perusahaan manajer investasi juga membuat platform digital untuk memudahkan investor. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan yang dikutip, Kamis (16/5/2019), ada 50 platform digital penjual reksa dana per akhir April 2019.
Pada awal Mei, PT BNI Sekuritas, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, meluncurkan inovasi teknologi berbasis telepon seluler pintar, yakni Innovative Online Trading System (Bions). Melalui aplikasi ini, nasabah dapat bertransaksi berbagai instrumen investasi, antara lain reksa dana, obligasi, dan saham.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo memaparkan, peluncuran Bions merupakan salah satu langkah strategis BNI dalam membentuk perluasan ekosistem perbankan. Sebab, sistem ini merupakan sinergi antara perbankan dan pasar modal.
”Terutama untuk meningkatkan penetrasi transaksi perbankan di pasar portofolio,” ujarnya.
Ada 88.000 investor pasar modal yang dikelola BNI Sekuritas. Namun, yang aktif hanya sekitar 6.000 investor.
Direktur Utama PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan platform digital untuk memudahkan investor memantau hasil investasi serta kinerja reksa dana.
Menurut dia, kemunculan kanal penjualan dalam jaringan meningkatkan kesadaran masyarakat berinvestasi reksa dana. ”Memudahkan tenaga pemasar dan agen penjual ketika mencari calon investor baru karena sudah terbiasa dengan produk reksa dana,” ujarnya.
Gali informasi
Eko Endarto, pendiri Financia Consulting, perusahaan jasa perencana keuangan, mengatakan, kemudahan mengakses produk investasi mesti diikuti sikap masyarakat untuk lebih tekun menggali informasi perihal produk yang akan dibeli.
”Kanal penjualan adalah tokonya. Ketika memilih produk, pembeli harus tahu benar produk yang akan dibeli agar sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Eko mencontohkan, masyarakat yang ingin berinvestasi jangka pendek di bawah tiga tahun dapat memilih reksa dana pasar uang. Untuk jangka menengah, yakni 5-10 tahun, dapat dipilih reksa dana pendapatan tetap. Sementara untuk jangka panjang bisa berupa reksa dana saham.
Karaniya Dharmasaputra, Co-founder dan CEO Bareksa.com, mengatakan, jumlah investor reksa dana melesat naik setelah kanal penjualan bertransformasi dari konvensional ke digital. Bareksa.com, portal investasi terintegrasi, mulai memasarkan reksa dana berbasis daring sejak 2016. Ide itu didasari pasar reksa dana yang sangat dangkal. Investor reksa dana Indonesia pada 2015 hanya sekitar 200.000 orang.
”Kanal distribusi yang terbatas di perbankan menjadi salah satu penyebab investor reksa dana dulu sulit bertambah,” katanya.
Karaniya menuturkan, ada perubahan tipologi pasar reksa dana pascatransformasi kanal penjualan. Dominasi investor institusi tergerus seiring peningkatan investor individu. Volume transaksi harian juga meningkat tajam. Bareksa.com bisa mengelola 4.000-5.000 transaksi per hari.
Dihubungi terpisah, Dhinda Arisyiya, Head of Investment Solutions Bukalapak, mengatakan, setelah 1,5 tahun berdiri, Bukareksa merepresentasikan 15 persen dari total investor reksa dana Indonesia. Sebagian besar investor berusia 20-35 tahun dengan rata-rata pembelian Rp 500.000 per orang.
”Dengan menggunakan perangkat teknologi pintar, kami berusaha membuka peluang bagi siapa pun dan di mana pun untuk mendapat kesempatan yang sama dalam berinvestasi,” kata Dhinda.