Jalan lintas timur Sumatera yang menghubungkan Sumsel dengan Lampung dan Jambi belum nyaman dilalui. Hal ini dikarenakan proses perbaikan jalan belum optimal lantaran terganjal belum tuntasnya kontrak pengerjaan lima paket di jalan lintas sepanjang 410,170 kilometer itu. Walau pun demikian, jalan dipastikan dapat dilalui dengan aman saat angkutan mudik lebaran.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BANYUASIN, KOMPAS - Jalan lintas timur Sumatera yang menghubungkan Sumsel dengan Lampung dan Jambi belum nyaman dilalui. Hal ini dikarenakan proses perbaikan jalan belum optimal lantaran terganjal belum tuntasnya kontrak pengerjaan lima paket di jalan lintas sepanjang 410,170 kilometer itu. Walau pun demikian, jalan dipastikan dapat dilalui dengan aman saat angkutan mudik lebaran.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Palembang Saiful Anwar, Jumat (17/5/2019) di Palembang. Dia menuturkan, saat ini perbaikan jalan masih terus berlangsung. Hanya pembenahan tidak dilakukan secara struktural melainkan hanya dengan menutup lubang dengan skema tambal sulam dan memperbaiki saluran air.
Saiful mengatakan, penyebab lambannya proses perbaikan jalan lintas timur (Jalintim) sumatera dikarenakan belum tuntasnya proses tender lima paket pengerjaan perbaikan jalan di jalintim. “Proses tender mengalami kegagalan kontrak hingga dua kali. Hal ini yang membuat proses perbaikan jalan secara struktur tidak berjalan hingga kini,”katanya.
Padahal, pemerintah sudah menganggarkan dana sekitar Rp 1,04 triliun untuk kontrak pengerjaan lima paket perbaikan jalintim pada tahun 2018. Berdasarkan aturan, keputusan kontrak dengan nilai di atas Rp 100 miliar berada di tangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sehingga syarat kontrak tentu akan lebih ketat.
Tidak memenuhi syarat
Sebelumnya, saat meninjau gerbang tol Kayu Agung, Sumatera Selatan, Sabtu (11/5/2019), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerangkan, alasan kegagalan kontrak ini disebabkan oleh kontraktor yang belum mampu memenuhi sejumlah syarat. “Kalau saya tabrak syarat tersebut, tentu akan jadi masalah,” katanya.
Karena kontrak yang belum rampung, perbaikan jalintim jelang lebaran menggunakan dana transisi sebesar Rp 58 miliar sampai kontrak perbaikan jalan diperkirakan selesai pada 28 Juli 2019 mendatang.
Kalau saya tabrak syarat tersebut, tentu akan jadi masalah
Saiful menerangkan, di sepanjang Jalintim sumatera yang menghubungkan Sumsel dengan Lampung dan Jambi, tercatat setidaknya ada sekitar 2.500 lubang dengan kedalaman beragam. Hingga saat ini, perbaikan terus dilakukan, sekarang jumlah lubang yang ada hanya sekitar 600 lubang.
Banyaknya jumlah lubang di ruas jalintim disebabkan oleh tingginya beban yang harus ditanggung. Saiful mengatakan, sebagian besar truk yang melintas di jalintim sudah melebihi kapasitas angkut dan dimensi. Belum lagi, ungkap Saiful, drainase di Jalintim buruk lantaran banyak saluran air yang ditutup untuk dijadikan lahan berdagang.
Saiful menargetkan pada 10 hari sebelum lebaran, sekitar 80 persen kerusakan di Jalintim dapat tertangani. “Kemungkinan kondisi jalan belum nyaman untuk dilalui, namun sudah lebih aman dibanding sebelumnya,” kata Saiful.
Sebelum diperbaki, Jalintim Sumatera di ruas Sungai Lilin- Peninggalan-Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin sangat rawan kecelakaan. Peristiwa terbaliknya truk karena lubang sudah kerap kali terjadi. Akibatnya, arus lalu lintas pun dipastikan mengalami kemacetan yang cukup panjang. Perjalanan dari Palembang sampai perbatasan Jambi yang seharusnya hanya membutuhkan waktu 5-7 jam, saat itu bisa mencapai 12 jam.
Kemungkinan kondisi jalan belum nyaman untuk dilalui, namun sudah lebih aman dibanding sebelumnya
Saiful mengatakan total jalan nasional yang ada di sumsel mencapai 1.600,18 km. Dari jumlah tersebut hanya 80 persen yang dalam kondisi mantap. Namun, memang jalintim yang paling banyak kerusakan karena merupakan jalur dengan frekuensi lalulintas paling tinggi dibandingkan jalur lintas tengah.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berharap dengan perbaikan ini, permasalahan di jalintim sumatera dapat diminimalisasi. Menurutnya, kemacetan di Jalintim terutama di perbatasan Sumsel-Jambi sudah sangat parah dan harus segera ditangani. “Lalu lintas harian di jalur tersebut sangat tinggi, tentu perlu penanganan segera,” kata Herman Deru.
Tidak hanya jalan nasional, lanjut Deru, perbaikan jalan di ruas jalan provinsi juga terus dilakukan. Saat ini sudah ada 15 paket ruas jalan provinsi yang sedang dibenahi. “Dengan perbaikan ini diharapkan, pemudik dapat melewati jalan tersebut dengan aman walau belum 100 persen selesai,” katanya.