Wajah kota Jakarta kian dipercantik dengan rencana pembuatan hutan kota di tengah kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Ruang terbuka hijau seluas 4,5 hektare itu diharapkan menjadi oase bagi masyarakat di tengah hiruk pikuk dan bangunan-bangunan tinggi ibu kota.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Wajah kota Jakarta kian dipercantik dengan rencana pembuatan hutan kota di tengah kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Ruang terbuka hijau seluas 4,5 hektare itu diharapkan menjadi oase bagi masyarakat di tengah hiruk pikuk dan bangunan-bangunan tinggi ibu kota.
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK) Winarto usai penanaman pohon di Hutan Kota GBK, Jakarta, Jumat (17/5/2019), mengatakan, sejak tahap awal renovasi GBK tahun 2016, kawasan GBK tak hanya dikonsep untuk perhelatan olah raga semata, tetapi juga segala aktivitas yang menyangkut sosial, budaya, politik, dan rekreasi. Segala aktivitas itu, menurut Winarto, semakin lengkap dengan kehadiran hutan kota.
"Kawasan GBK ini harus menjadi kawasan yang dapat memberi kontribusi di segala aspek, termasuk kepada lingkungan Jakarta. Lewat hutan kota ini, semua orang bisa berkumpul dari segala kelas sosial, budaya, ekonomi masyarakat," ujar Winarto.
Kawasan hutan kota di GBK akan dibangun seluas 4,5 hektare. Lokasi lahan hijau itu pun sangat strategis di mana berdekatan dengan parkir timur Senayan, atau hanya sekitar 300 meter dari pintu masuk 7 GBK, yang juga berdekatan dengan pintu keluar Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Istora Mandiri.
Dalam pembuatan hutan kota, PPK GBK bekerja sama dengan Plataran Indonesia, sebuah grup perhotelan dan restoran. Sebagai komitmen awal, kedua pihak mulai menanam 17 pohon ketapang kencana di kawasan tersebut.
Menurut Winarto, hutan kota itu kelak akan menjadi destinasi yang tepat bagi masyarakat yang ingin bergeser sejenak dari hiruk pikuk Jakarta. Apalagi, lanjut dia, masyarakat Jakarta pasti juga perlu menyegarkan mata agar tak melulu memandang bangunan-bangunan tinggi ibu kota.
"Bayangkan, kawasan Sudirman itu kawasan top di Jakarta, kawasan bisnis. Kalau kita berbicara bisnis saja, mungkin ini kita bangun gedung-gedung. Tetapi, kita tidak hanya hidup dari gedung, kita manusia butuh juga hutan kota yang kelak menjadi oase bagi masyarakat," tutur Winarto.
Tentang Indonesia
Sementara itu, CEO Plataran Yozua Makes menambahkan, pihaknya telah mengonsepkan tiga hal untuk semakin menghiasi hutan kota. Konsep pertama, bangunan yang sudah ada seluas 1.200 meter persegi akan dibuat restoran yang menyajikan makanan khas Indonesia.
Tak hanya itu, konsep kedua, dalam restoran itu, dia akan mengangkat kebudayaan Indonesia dengan membuat pergelaran budaya secara rutin. Konsep ketiga, di sekitar kawasan restoran juga akan dipasang ornamen-ornamen yang menggambarkan kejayaan Indonesia.
"Kami akan namakan konsepnya \'Light of Nusantara\' karena ini terdiri atas tiga, bukan saja bicara mengenai alam, tetapi juga budaya Indonesia dan kejayaan Indonesia," kata Yozua.
Yozua menjelaskan, peresmian hutan kota kelak akan dibuka sekaligus dengan peresmian awal restoran. Itu bertepatan pada ulang tahun Indonesia, 17 Agustus 2019 mendatang. Yozua berharap, kawasan itu nantinya tak hanya memikat masyarakat Jakarta, tetapi juga seluruh wisatawan domestik, bahkan wisatawan luar negeri.
"Jadi, waktu kita ke sini, kita tak hanya menikmati keindahan GBK, keindahan alam, tetapi juga kita bangga menjadi orang Indonesia," ujarnya.