Atletico Madrid dan Estafet Penyerang Haus Gol
Penggemar Atletico Madrid digemparkan dengan kabar undur diri penyerang andalannya, Antoine Griezmann, dari klub pada Selasa (14/5/2019) waktu setempat. Mereka lantas harap-harap cemas lantaran Griezmann adalah ujung tombak andalan Los Rojiblancos.
Penggemar Atletico Madrid digemparkan dengan kabar undur diri penyerang andalannya, Antoine Griezmann, dari klub pada Selasa (14/5/2019) waktu setempat. Mereka lantas harap-harap cemas lantaran Griezmann adalah ujung tombak andalan Los Rojiblancos, yang menjadi pencetak gol terbanyak klub musim ini dengan 21 gol dari 47 kali penampilan.
Dalam video perpisahan yang diunggah di media sosial pribadi Griezmann dan situs resmi klub, Griezmann berterima kasih atas lima tahun yang luar biasa.
”Sungguh lima tahun yang luar biasa. Terima kasih banyak atas semuanya. Saya akan menyimpan semuanya di hati saya,” ujar Griezmann.
Griezmann pamit untuk mencari tantangan baru di klub lain. Sejumlah klub dikabarkan tengah memburu tanda tangannya, seperti Barcelona, Manchester City, dan Manchester United.
Untuk bisa merekrut peraih Piala Dunia 2018 bersama tim nasional Perancis itu, klub-klub tersebut harus mengucurkan dana sebesar 135 juta poundsterling untuk mengaktifkan klausul pelepasan Griezmann.
Selama lima musim membela Atletico sejak musim 2014-2015, Griezmann mempersembahkan tiga piala, yaitu satu Piala Copa Del Rey musim 2014-2015, satu piala Europa musim 2017-2018, dan satu piala UEFA Super Cup musim 2018-2019. Pemain yang bisa bermain sebagai penyerang tengah ataupun penyerang sayap ini total mengoleksi 133 gol dari 256 pertandingan.
Sungguh lima tahun yang luar biasa. Terima kasih banyak atas semuanya. Saya akan menyimpan semuanya di hati saya.
Empat hari setelah video perpisahan itu diunggah, kini giliran Pelatih Kepala Atletico Madrid Diego Simeone yang angkat bicara. Melalui video yang diunggah di situs resmi klub, Simeone meminta penggemar tidak khawatir ketajaman lini serang klub berkurang setelah kepergian Griezmann.
”Kami pernah memiliki Fernando Torres, Forlan, Aguero, Falcao, Mandzukic, Costa, dan Griezmann. Mereka sudah pergi, tetapi klub tetap kompetitif seperti biasa,” ujar Simeone.
Estafet penyerang
Perkataan Simeone bukan isapan jempol untuk sekadar menenangkan penggemar. Atletico Madrid memang pernah memiliki banyak penyerang-penyerang haus gol yang menjadi momok bagi lini pertahanan lawan. Namun, di sisi lain, Atletico Madrid juga punya banyak cerita soal ditinggalkan para pemain bintangnya itu.
Menariknya, setiap ditinggal penyerang andalnya, akan lahir penyerang haus gol lainnya yang menjadi andalan lini serang tim. Tongkat estafet penyerang haus gol yang jadi ciri khas Atletico Madrid tetap terjaga.
Ibarat peribahasa, mati satu tumbuh seribu. Atletico tak pernah kehilangan stok penyerang tajam.
Dimulai dari Fernando Torres, pemain binaan akademi Atletico yang mulai dipercaya membela tim senior sejak musim 2000/2001. Berhasil mencetak 83 gol dari 190 penampilan, Torres diboyong Liverpool dengan nilai transfer sebesar 52,65 juta poundsterling pada awal musim 2007/2008.
Namun, lini depan Atletico masih tetap tajam. Itu karena masih ada Sergio Aguero yang pada tahun itu mendapatkan Golden Boy Award sebagai pemain muda paling menjanjikan di dunia. Selain itu, uang hasil penjualan Torres dibelanjakan Atletico untuk memboyong penyerang Uruguay, Diego Forlan, dari Villarreal dengan nilai transfer 18,9 juta poundsterling.
Duet Forlan dan Aguero pun berhasil mendatangkan dua piala, yaitu Piala Europa pada musim 2009/2010 dan Piala UEFA Super Cup musim 2010/2011. Tidak hanya itu, Forlan bahkan menjadi pencetak gol terbanyak liga Spanyol pada musim 2008/2009 dengan torehan 32 gol.
Meski mengakhiri musim 2010/2011 dengan juara Piala UEFA, kegembiraan penggemar Atletico bercampur dengan perasaan harap-harap cemas sebab dua penyerang andalnya harus hengkang dari klub.
Forlan pergi setelah dipinang Inter Milan. Empat musim berseragam merah garis putih, Forlan mengemas 96 gol dari 198 penampilan.
Sementara Aguero diboyong Manchester City dengan nilai transfer sebesar 36 juta poundsterling. Selama lima musim membela Atletico, Aguero total mencetak 100 gol dari 230 pertandingan.
Untuk menambal kekosongan lini depan, Atletico membeli penyerang tajam lainnya, yaitu Radamel Falcao. Atletico memboyong penyerang Kolombia ini dari FC Porto dengan nilai transfer 36 juta poundsterling.
Falcao langsung menjelma jadi idola baru di Stadion Vicente Calderon. Pada musim perdananya, Falcao langsung memberikan Piala Europa. Musim berikutnya, Falcao kembali memberikan kegembiraan bagi penggemar dengan memenangkan Piala UEFA Super Cup.
Tidak hanya itu, Falcao juga menjelma menjadi salah satu penyerang paling mematikan yang pernah berkostum Atletico. Meski hanya dua musim membela Atletico, Falcao mencatat prestasi fantastis, yaitu mencetak 70 gol dari 91 penampilan. Artinya, Falcao rata-rata mencetak 0,78 gol per pertandingan.
Namun, lagi-lagi cerita lama kembali berulang. Seperti halnya Aguero, kilau ketajaman Falcao membuat klub lain meminangnya. Falcao harus hengkang dari Atletico setelah diboyong AS Monaco dengan banderol 38,7 juta poundsterling.
Ibarat peribahasa, mati satu tumbuh seribu. Atletico tak pernah kehilangan stok penyerang tajam.
Kepergian Falcao memberi ruang bagi penyerang cadangan Diego Costa untuk berkilau. Penyerang kelahiran Brasil berpaspor Spanyol itu bahkan ikut memberikan gelar juara yang telah lama dirindukan pendukung klub, yaitu gelar juara Liga Spanyol 2013/2014.
Selain telah lama dinanti, gelar juara itu terasa lebih istimewa. Sebab, Atletico berhasil menyisihkan dua rival abadinya, yaitu Real Madrid dan Barcelona. Padahal, dua klub itu masing-masing sedang dibela dua pesepak bola terbaik sejagat, yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Costa juga turut membawa Atletico dua kali bertanding pada laga final UEFA Championship League pada musim 2013/2014 dan 2015/2016. Sayangnya, di dua laga pamungkas itu mereka harus dua kali kalah dari rival abadinya, Real Madrid.
Setelah empat musim membela Atletico, Costa diboyong Chelsea dengan mahar sebesar 34 juta Poundsterling. Seperti yang dilakukan klub pada musim-musim sebelumnya ketika ditinggal pergi penyerangnya, Atletico menggunakan uang penjualan Costa untuk membeli Griezmann dari Real Sociedad seharga 27 juta poundsterling.
Atletico bahkan pernah memiliki tiga penyerang andalnya sekaligus, yaitu Griezmann, Costa, dan Torres, pada musim lalu. Torres pulang ke Atletico dari AC Milan pada musim 2016/2017. Sementara Costa pulang kembali ke Atletico pada transfer musim dingin musim 2017/2018 setelah dibuang pelatih Chelsea saat itu, Antonio Conte. Kombinasi ketiganya berhasil memenangi Piala UEFA pada musim 2018/2019.
Kini lima tahun berlalu, Griezmann menjadi lini andalan Atletico. Sempat tergoda hengkang pada musim lalu, kini Griezmann benar-benar akan pergi pada bursa transfer musim panas ini.
”Klub akan mencari pemain yang bersemangat untuk bermain di klub yang penting, seperti Atletico Madrid,” ujar Simeone membeberkan rencana pembelian pemain untuk mengganti Griezmann.
Diego Simeone
Tak banyak klub yang bisa mempertahankan ketajamannya setelah ditinggalkan penyerang bintangnya. Tengok saja Real Madrid yang terseok-seok musim ini setelah ditinggal pergi sang megabintang, Cristiano Ronaldo, ke Juventus pada awal musim.
Lantas, apa rahasia Atletico Madrid bisa tetap mempertahankan ketajamannya meski kerap ditinggal pergi penyerang bintangnya? Jawabannya adalah kejelian sang pelatih kepala, Diego Simeone.
Sejak ditunjuk sebagai pelatih pada 23 Desember 2011, mantan penggawa tim nasional Argentina ini total sudah memenangkan tujuh piala bersama Atletico. Selama itu juga, Simeone pernah melatih semua para penyerang haus gol itu. Pada era Simeone juga, para penyerang haus gol itu datang dan pergi, tetapi lini depan tim tetap disegani.
Dalam buku biografinya, El Efecto Simeone: La Motivacion Como Estrategia (Efek Simeone: Motivasi dan Strategi) yang terbit 2016, Simeone membeberkan rahasia kesuksesan menyulap Atletico dari tim semenjana menjadi tim yang disegani. Rahasianya adalah memfokuskan permainan tim dibandingkan dengan kemampuan individu pemain.
Itulah jawaban, Simeone selalu mengizinkan pemainnya untuk pergi dari klub apabila memang mereka tak lagi bermain untuk klub.
Filosofi ini mirip seperti yang diterapkan manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, yang memegang teguh prinsip bahwa tidak ada pemain yang lebih besar dari klub. Ferguson tidak segan-segan melepas nama-nama besar, seperti David Beckham dan Van Nistelrooy, saat mereka ditaksir klub lain.
Maka, dalam video pernyataannya yang dirilis Jumat (17/5/2019) waktu setempat, Simeone meminta penggemar tak perlu khawatir dengan kepergian Griezmann. Itu karena Atletico Madrid adalah klub yang mengandalkan kerja sama tim, bukan kinerja seorang pemain bintang semata.
”Kita lihat dalam 10 tahun terakhir bahwa klub lebih penting dari siapa pun di klub ini,” ujar Simeone.