Chile Ingin Perluas Kerja Sama Dagang di Kawasan Asia Tenggara
Kerja sama bilateral Indonesia-Chile semakin diperkuat dan diperdalam. Tidak hanya itu, Chile tertarik bergabung dalam Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA) dan Kerja Sama Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP). Karenanya, Chile meminta dukungan Indonesia untuk memperluas kerjasama dagang itu.
Oleh
Hendriyo Widi dari Vina Del Mar, Chile
·2 menit baca
VINA DEL MAR, KOMPAS – Kerja sama bilateral Indonesia-Chile semakin diperkuat dan diperdalam. Tidak hanya itu, Chile tertarik bergabung dalam Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA) dan Kerja Sama Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP). Karenanya, Chile meminta dukungan Indonesia untuk memperluas kerjasama dagang itu.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan bilateral Indonesia-Chile di sela-sela forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Vina Del Mar, Chile, Sabtu (18/5/2019) pagi waktu setempat. Delegasi Indonesia terdiri dari Menteri Perdagangan Enggartaisto Lukita dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo. Adapun perwakilan Chile adalah Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Perdagangan Rodrigo Yanez Benitez.
Menurut Enggartiasto, Chile meminta dukungan Indonesia agat dapat bergabung dalam AANZFTA dan RCEP. Namun hal itu tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu dekat, karena Indonesia harus berbicara dengan para negara mitra.
“Untuk AANZFTA, kami harus berdialog lebih dalam lagi, karena kalau Chile bergabung, kami harus merombak perjanjian multilateral itu. Sementara terkait RCEP, kami akan fokus merampungkannya terlebih dahulu,” kata dia.
Terkait Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chile (IC-CEPA), lanjut Enggartiasto, Chile akan datang ke Indonesia guna saling tukar dokumen terkait perjanjian itu pada 10-11 Juni 2019.
Indonesia-Chile juga sepakat untuk membahas tahap kedua perundingan guna memperluas perdagangan barang. Setelah tukar dokumen itu terjadi, IC-CEPA tinggal diimplementasikan saja. “Setelah itu, Indonesia dan Chile akan memulai perundingan tahap kedua untuk memperluas perdagangan barang,” kata dia.
Iman Pambagyo menambahkan, IC-CEPA akan segera diimplementasikan 60 hari pascatukar dokumen, yaitu pada Agustus 2019. Dalam pertukaran dokumen itu Indonesia akan mengundang para pelaku usaha.
Sebelumnya, Iman mengatakan, Indonesia dan Chile sama-sama dapat menjadi hub atau pintu masuk perdagangan ke negara-negara di masing-masing kawasan. Chile menjadi pintu masuk Indonesia ke negara-negara Amerika Selatan, sedangkan Indonesia menjadi pintu masuk Chile ke negara-negara ASEAN dan Australia.
Bagi Chile, bukan Indonesia saja yang akan disasar. Para pelaku usaha di Chile juga melihat potensi Indonesia yang berdekatan dengan negara-negara di ASEAN. Indonesia juga telah tergabung dalam AANZFTA.
“Ke depan, Indonesia dan ASEAN, serta Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru akan menyelesaikan perjanjian Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif. Melihat potensi itu, Chile dan negara-negara di Amerika Selatan akan tertarik menjalin kemitraan dengan Indonesia,” kata dia.
Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan Indonesia-Chile pada 2018 sebesar 274 juta dollar AS. Dalam dua tahun ke depan, Indonesia-Chile sepakat meningkatkan nilai perdagangan itu dapat meningkat dua kali lipat setelah IC-CEPA diimplementasikan. Pada 2018, neraca perdagangan Indonesia masih surplus dari Chile, yaitu 43,87 juta dollar AS.