Sepanjang April 2019, dominasi berita tentang pemilu mencapai puncaknya bersamaan dengan digelarnya pesta demokrasi pada 17 April 2019.
Oleh
TOPAN YUNIARTO
·4 menit baca
Sepanjang April 2019, dominasi berita tentang pemilu mencapai puncaknya bersamaan dengan digelarnya pesta demokrasi pada 17 April 2019. Hasil analisis Litbang Kompas terhadap isi dari 424 pemberitaan yang dimuat di halaman satu enam surat kabar sepanjang April 2019 menunjukkan bahwa tema berita pemilu paling banyak mewarnai halaman muka.
Porsinya mencapai 42 persen atau 178 berita, baik sebagai berita utama (headline) maupun non-headline. Yang dianalisis adalah pemberitaan di enam surat kabar, yakni Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Republika, dan Indopos.
Jika ditelusuri lebih jauh, dari 178 berita tentang pemilu, 113 berita di antaranya membahas peristiwa menjelang Pemilu 2019, sementara 65 di antaranya membahas proses pelaksanaan pemilu, termasuk peristiwa setelah pemilu. Selain tema pemilu, peristiwa luar negeri yang mewarnai halaman muka surat kabar sepanjang April lalu adalah peristiwa teror bom yang terjadi di Sri Lanka pada 21 April 2019.
Dominasi berita tentang pemilu mencapai puncaknya bersamaan dengan digelarnya pesta demokrasi pada 17 April 2019.
Pengeboman dengan target tiga gereja yang tersebar di beberapa kota di Sri Lanka dan tiga hotel mewah di ibu kota Colombo menjadi sajian berikutnya yang cukup dominan. Peristiwa memilukan tersebut setidaknya menewaskan 310 orang.
Ragam tema lain yang menjadi sorotan halaman muka surat kabar edisi April adalah peristiwa banjir yang terjadi di sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta pada 26 April 2019. Fokus pemberitaan enam surat kabar secara umum menyoal langkah antisipasi banjir yang masih lemah.
Titik-titik rawan banjir menjadi sorotan surat kabar dan diharapkan menjadi perhatian pemerintah. Selain di DKI Jakarta, peristiwa banjir di sejumlah daerah juga menjadi perhatian surat kabar yang ditempatkan di halaman muka.
Pesta demokrasi
Pada tema pemilu, Kompas mengangkat ragam judul berita yang bisa diklasifikasikan ke dalam tiga hal. Pertama, tentang persiapan jelang pemilu, di antaranya ancaman golput saat pemilu, persiapan teknis KPU, dan logistik pemilu. Kedua, soal debat capres-cawapres yang makin dinamis. Ketiga, peristiwa setelah pemungutan suara yang mengajak semua elemen bangsa dan masyarakat untuk kembali bersatu.
Pada edisi 18 April 2019, Kompas mengangkat berita utama berjudul ”Bersatu untuk Bangsa”. Kompas menekankan, setelah pemungutan suara Pemilu 2019 selesai, persatuan dari semua komponen bangsa amat dibutuhkan guna menghadapi tantangan bangsa ke depan yang tidak ringan.
Kendati sudah muncul hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga, hasil resmi pemilu tetap berasal dari penghitungan dan rekapitulasi surat suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum.
Enam surat kabar pada edisi tersebut juga memuat hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei. Hasil hitung cepat Litbang Kompas di 34 provinsi menunjukkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo-Ma’ruf Amin meraih 54,45 persen suara, sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 45,55 persen.
Persentase itu didapat dari sampel yang sudah masuk mencapai 100 persen dari 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) sampel hitung cepat. Namun, hasil hitung cepat ini bersifat prediktif, kemenangan resmi tetap ditentukan oleh hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Seusai pemilu, Kompas mendesak semua pihak untuk mengawal dan menjaga hasil pemilu. Di halaman satu, Kompas menurunkan berita utama berjudul ”Bersama Jaga Hasil Pemilu”, Sabtu (20/4); dan berita lain berjudul ”Bersama Jaga Rekapitulasi”, Kamis (25/4). Semangat serupa juga digulirkan surat kabar lainnya (Media Indonesia, Koran Tempo, Koran Sindo, Republika, dan Indopos) yang menempatkan pemberitaan dalam bingkai persatuan seusai pemilu.
Gegap gempita pelaksanaan pemilu menyisakan duka dengan meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, puluhan aparat keamanan (TNI/Polri), dan puluhan anggota Panwaslu, yang meninggal seusai melaksanakan tugas pada pemilu kali ini. Peristiwa pilu yang tidak diantisipasi sebelumnya ini menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara pemilu dan pemerintah agar pelaksanaan pemilu ke depan lebih baik lagi dan jangan sampai menimbulkan korban. Peristiwa ini juga menghiasi halaman muka surat kabar pada akhir April.
Sejumlah judul berita utama surat kabar lain yang menarik di bulan April di antaranya adalah Koran Tempo yang memuat berita utama berjudul ”Jokowi Keruk Lumbung Suara Prabowo”, Kamis (18/4), dan Media Indonesia dengan ”Kemenangan Rakyat”, Kamis (18/4). Adapun Republika fokus pada ”Mari Rawat Kerukunan”, Kamis (18/4). Sementara Koran Sindo mengangkat berita utama dengan judul ”Mari Bersatu Kembali” dan Indopos memasang judul berita yang menarik, yakni ”Waktunya Move On, Bro!”, Kamis (18/4).
Semangat persatuan kembali digelorakan enam surat kabar seusai pelaksanaan pemilu. Merekatkan kembali segenap komponen bangsa setelah pesta demokrasi menjadi hal yang mutlak agar tidak timbul perpecahan. Surat kabar memantik kembali semangat rekonsiliasi warga dan yang terpenting adalah para tokoh politik agar, seusai pemilu, semuanya sepakat menanti hasil rekapitulasi KPU.
Fungsi media massa kembali dibutuhkan untuk mengawal keutuhan bangsa dengan menyuguhkan narasi semangat persatuan.
Meski demikian, di tengah proses rekapitulasi penghitungan suara yang masih berlangsung, di ranah media sosial masih terjadi gesekan di antara pendukung kedua capres-cawapres. Narasi yang berkembang di media sosial pun bergeser hingga ada pihak-pihak yang mengancam mengerahkan massa untuk mendelegitimasi pemilu.
Di sinilah media massa, seperti surat kabar, kembali mengambil peran pentingnya sebagai perekat kohesi sosial agar masyarakat tidak cerai-berai akibat perbedaan pandangan pilihan politik. Fungsi media massa kembali dibutuhkan untuk mengawal keutuhan bangsa dengan menyuguhkan narasi semangat persatuan. (LITBANG KOMPAS)