Meskipun hanya menempati papan tengah klasemen akhir Liga Primer Inggris, Watford tak akan membiarkan Manchester City dengan mudah mencetak sejarah di Inggris. Mereka akan memberikan perlawanan pada pasukan Pep Guardiola saat bertarung pada Final Piala FA yang digelar di Stadion Wembley, Sabtu (18/5/2019) waktu setempat.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
WATFORD, SABTU — Meskipun hanya menempati papan tengah klasemen akhir Liga Primer Inggris, Watford tak akan membiarkan Manchester City dengan mudah mencetak sejarah di Inggris. Mereka akan memberikan perlawanan kepada pasukan Pep Guardiola itu saat bertarung pada Final Piala FA yang digelar di Stadion Wembley, Sabtu (18/5/2019) waktu setempat.
Diberitakan sebelumnya, City akan mencetak sejarah sebagai klub pertama yang mampu menyapu bersih tiga gelar domestik dalam semusim. Hanya Manchester United yang hampir mendapatkannya pada satu dekade lalu. Namun, mereka kandas di semifinal Piala FA lewat adu penalti melawan Everton.
Dilansir dari Watfordobserver. Penyerang Watford, Troy Deeney, bertekad memberikan perwalanan bagi pemain belakang Manchester City yang dipimpin Vencent Kompany. Ia akan mengandalkan kekuatan fisiknya untuk melawan Kompany.
”Dia (Kompany) tahu, setiap kali kita bertarung sama lain, itu akan menjadi sebuah pertarungan secara nyata karena dia memiliki fisik yang kuat. Saya menikmati pertempuran fisik dan tak satu pun dari kita akan mundur,” ujar pemain andalan ”The Hornets” (Lebah), julukan Watford tersebut.
Deeney dikenal sebagai pemain temperamental dan cenderung kasar. Pemain yang pernah masuk penjara akibat perkelahian tersebut tercatat telah mengantongi 1 kartu merah, 4 kartu kuning, dan 42 pelanggaran di Liga Premier Inggris.
Kartu merah yang didapatkan Deeney akibat sikutannya pada gelandang Arsenal, Lucas Torreira. Tidak hanya sikutan, ia pun menghina Torreira saat akan meninggalkan lapangan.
Meskipun demikian, Deeney termasuk penyerang yang produktif. Di Liga Inggris, ia mampu mencetak 9 gol dan 5 asis. Di Piala FA, Deeney telah mencetak 2 gol.
Dalam urusan mencetak gol, penyerang bertinggi 1,84 meter tersebut tidak mengandalkan fisiknya untuk bertarung dengan bek lawan atau menendang bola dengan keras. Ia lebih suka mencari ruang kosong dan menempatkan bola pada sisi yang kosong. Namun, ia tipikal pemain pekerja keras yang akan berusaha terus mengejar bola.
Selain Deeney, Watford memiliki pemain petarung lain di lini tengah, seperti Roberto Pereyra, Abdoulaye Doucoure, dan Etienne Capoue. Kekuatan fisik mereka akan diimbangi dengan pemain yang memiliki kemampuan individu yang mumpuni.
Ketika Deeney mendapatkan pengawalan ketat, Watford memiliki Gerard Deulofeu yang memiliki kecepatan, kelincahan, dan tembakan jarak jauh yang mematikan. Mantan pemain Barcelona tersebut telah mengemas 10 gol dan 5 asis. Kedua pemain ini akan mendapatkan dukungan penuh dari Will Hughes yang memiliki umpan bagus dan pandai mengatur tempo permainan.
Bagi Watford, final ini menjadi sangat berharga karena akan menjadi piala pertama bagi klub yang bermarkas di Vicarage Road tersebut. Prestasi terbaik klub yang berdiri sejak 1889 tersebut hanya runner-up Divisi I pada tahun 1982-1983 dan finalis Piala FA 1983-1984.
Pelatih Watford Javi Gracia mengatakan, partai final ini menjadi momen bersejarah bagi pendukung Watford. ”Suporter harus menikmati momen ini karena mereka tahu kami tidak bermain final setiap hari,” ujar Gracia.
Pertandingan ini akan menjadi pengalaman istimewa bagi dirinya, suporter, dan para pemain yang telah berjuang bersama-sama untuk mencapainya. ”Jika kita mendapatkannya, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.