Pertarungan Sengit Liga Jerman pada Pekan Terakhir
Meskipun tidak seheboh persaingan di Liga Primer Inggris, Liga Jerman akan menyuguhkan pertarungan Bayern Muenchen melawan Borussia Dortmund pada pekan terakhir Liga Jerman, Sabtu (18/5/2019) ini.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·5 menit baca
DORTMUND, SABTU — Meskipun tidak seheboh persaingan di Liga Primer Inggris, Liga Jerman akan menyuguhkan pertarungan Bayern Muenchen melawan Borussia Dortmund pada pekan terakhir Liga Jerman, Sabtu (18/5/2019) ini. Sejauh ini, Dortmund masih optimistis merebut juara meski Muenchen lebih diunggulkan karena memiliki 2 poin lebih banyak dibandingkan dengan rival abadinya tersebut.
Pelatih Dortmund Lucien Favre optimistis klubnya mampu menjuarai Liga Jerman musim ini. ”Segalanya mungkin,” ujar Favre saat timnya bersiap melakukan pertandingan terakhir melawan Borussia Moenchengladbach.
Karena Dortmund kini tertinggal 2 poin dari Muenchen, kemenangan menjadi harga mati bagi Dortmund saat bertandang ke Stadion Borussia-Park. Selain itu, mereka juga berharap Muenchen terjungkal di Allianz Arena saat melawan Eintracht Frankfurt.
Muenchen, di sisi lain, hanya membutuhkan hasil imbang untuk mempertahankan gelarnya untuk ketujuh kali secara beruntun. Apalagi, Muenchen unggul selisih gol 52 berbanding 35 dengan Dortmund.
Pertarungan ini menjadi sengit karena Moenchengladbach dan Frankfurt pasti melawan secara sengit. Karena, hanya dengan kemenangan mereka dapat bertarung di Liga Champions musim depan.
Kini, Moenchengladbach menempati posisi keempat dengan raihan 55 poin dan Frankfurt di posisi keenam dengan satu poin lebih sedikit dari Moenchengladbach.
Liga ini menarik sampai akhir tahun ini dan itu bagus untuk Bundesliga.
Sengitnya pertarungan di papan atas Liga Jerman, diakui Favre, sebagai sebuah kemajuan. ”Liga ini menarik sampai akhir tahun dan itu bagus untuk Bundesliga,” ujar Favre.
Liga Jerman kali ini berbeda dengan Liga Jerman tahun-tahun sebelumnya. Biasanya hanya Dortmund yang hadir sebagai pengganggu dominasi Muenchen.
Sejak musim 2009-2010, Muenchen mampu meraih juara sebanyak tujuh kali, sedangkan Dortmund mampu merusak dominasi Muenchen sebanyak dua kali pada 2010-2011 dan 2011-2012 saat masih ditangani Juergen Klopp.
Pertarungan sayap
Dalam pertandingan melawan Moenchengladbach, Dortmund harus mewaspadai Thorgan Hazard yang beroperasi di sisi sayap kiri. Pada musim ini, ia mampu mencetak 10 gol dan 11 asis. Pekan lalu, ia turut menyumbang satu gol bagi Moenchengladbach saat bertandang ke FC Nuernberg dengan skor 4-0.
Mirip dengan kakaknya, Eden Hazard, Thorgan memiliki kemampuan individu di atas rata-rata. Ia mampu melewati pemain lawan berkat kelincahan dan kecepatannya. Thorgan juga sering memanjakan teman-temannya dengan umpan yang mudah dilesakkan menjadi gol.
Selain itu, Thorgan juga dapat mengkreasikan peluang dan mencari posisi yang tepat untuk mencetak gol.
Bagi Dortmund, Thorgan dapat menjadi momok menakutkan karena buruknya pertahanan mereka. Dari empat tim teratas, Dortmund menjadi tim paling banyak kebobolan dengan 44 gol. Bek kanan Dortmund, Łukasz Piszczek, akan mendapatkan tugas berat untuk menghentikan Thorgan.
Jika mengandalkan kekuatan dan kecepatannya, Piszczek akan kesulitan. Dengan usia 33 tahun, dirinya akan kalah stamina dengan Thorgan yang masih berumur 26 tahun. Piszczek juga menjadi titik lemah dari Dortmund saat melawan Fortuna Dusseldorf pekan lalu.
Dua gol yang dicetak Dusseldorf terjadi akibat kelengahan Piszczek meskipun pada akhirnya Dortmund dapat menang dengan skor 3-2.
Sama seperti Moenchengladbach, Dortmund juga akan mengandalkan kemampuan individu Christian Pulisic yang beroperasi di sisi sayap kanan. Pekan lalu, ia juga menjadi salah satu pencetak gol ke gawang Dusseldorf. Cara bermain Pulisic hampir mirip dengan Thorgan sehingga pertarungan dari keduanya akan menjadi tontonan yang menarik dalam pertandingan ini.
Masalah
Sementara itu, Muenchen harus berhati-hati jika tidak ingin timnya gagal mengangkat piala yang sudah ada di depan mata. Seperti yang diungkapkan Pelatih Muenchen Niko Kovac di situs resmi Bundesliga, dirinya tidak ingin melihat hasil dari pertandingan Dortmund.
”Saya belum menanyakan hasil mereka (Dortmund) baru-baru ini dan saya juga tidak akan melakukannya akhir pekan ini,” kata Kovac. Ia lebih tertarik untuk mengatasi masalah di timnya.
Meskipun hanya membutuhkan hasil imbang, Kovac tetap ingin meraih kemenangan saat melawan mantan anak asuhnya, Eintracht Frankfurt. Kemenangan ini akan menjadi kado manis bagi kedua legenda mereka, Franck Ribery dan Arjen Robben, yang telah memutuskan pensiun pada akhir musim.
Kemenangan ini akan menjadi kado manis bagi Franck Ribery dan Arjen Robben.
Kovac perlu mewaspadai duet maut Frankfurt Luka Jovic dan Ante Rebic yang sedang naik daun. Jovic yang santer dikaitkan dengan Real Madrid mampu mencetak 17 gol dan 6 asis di Bundesliga musim ini. Tidak mau kalah dengan rekannya, Rebic musim ini mengoleksi 9 gol dan 4 asis.
Keduanya akan menjadi mimpi buruk bagi gawang Muenchen yang belum dapat memainkan Manuel Neur karena cedera. Posisi Neur masih diisi Sven Ulreich yang rawan membuat kesalahan, seperti yang dilakukannya musim lalu pada pertandingan semifinal Liga Champions melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu.
Ulreich ketika itu membuat kesalahan fatal sehingga Muenchen gagal melaju ke final. Ia gagal mengantisipasi umpan Corentin Tolisso sehingga membuat Karim Benzema bebas mencetak gol ke gawangnya.
Barisan pemain belakang Muenchen yang dipimpin Mats Hummels harus mengantisipasi pergerakan Jovic dan Rebic. Meski bukan tipikal penyerang modern yang mengandalkan kecepatan dan kelincahan, Jovic memiliki kemampuan individu untuk melewati lawan. Jovic juga memiliki tendangan keras dan mampu mencetak gol pada situasi sulit.
Sementara itu, Rebic merupakan tipikal penyerang pekerja keras yang mengandalkan kekuatan fisiknya. Ia lebih suka turun ke lini tengah daripada menunggu bola di depan sehingga pergerakannya perlu diwaspadai sebab Rebic bisa muncul di mana saja.
Pemain yang mulai dikenal sejak permainan cemerlangnya bersama Kroasia pada ajang Piala Dunia tahun lalu ini juga memiliki tendangan jarak jauh yang akurat.
Rebic tidak menembak bola dengan keras seperti legenda Liverpool, Steven Gerrard. Ia lebih suka menempatkan bola di sisi yang sulit dijangkau kiper.
Kombinasi Jovic dan Rebic tersebut perlu diwaspadai Kovac. Kovac perlu menginstruksikan kepada pemainnya untuk menjaga ketat kedua pemain tersebut jika tidak ingin mereka menjadi masalah besar bagi Die Roten. (AFP)