Rektor PTN Serukan Masyarakat Tetap Jaga Persatuan
Para rektor perguruan tinggi negeri menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kedamaian. Hal itu menyikapi suasana eskalasi politik dan adanya potensi konflik terhadap proses penetapan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 oleh KPU di Jakarta, 22 Mei 2019.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Para rektor perguruan tinggi negeri menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kedamaian. Hal itu menyikapi suasana eskalasi politik dan adanya potensi konflik terhadap proses penetapan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, 22 Mei 2019.
Seruan tersebut disampaikan dalam momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional oleh para rektor melalui Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Sejumlah rektor berkumpul di Gedung Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/5/3019).
MRPTNI mengeluarkan tujuh butir pernyataan bertajuk ”Pentingnya Menjaga dan Memelihara Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia”.
Salah satu poin pernyataannya adalah masa depan bangsa Indonesia yang lebih makmur, berkemajuan, berkeadilan, berdaulat, dan bermartabat hanya dapat diwujudkan melalui penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Hal itu hanya dapat diakselerasi dalam suasana kebangsaan yang penuh kerukunan dan kedamaian.
”Perguruan tinggi mempunyai tiga misi: penelitian, pendidikan dan pengajaran, serta pengabdian masyarakat. Perguruan tinggi harus peka terhadap situasi masyarakat, tak boleh berdiam diri menjadi menara gading. Sikap ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Kami menyerukan kepada masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat akan bahagia kalau bersatu,” tutur MRPTNI Kadarsah Suryadi.
Kadarsah juga menyinggung, seruan ini dikeluarkan menyikapi situasi saat ini menjelang penetapan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 oleh KPU pada 22 Mei. Ditengarai akan terjadi aksi massa yang menolak hasil pemilu dan menganggap KPU curang.
Selain itu, terdapat pula ancaman teror bom oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sebanyak 29 terduga teroris selama Mei 2019 telah ditangkap oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara RI.
Dari penangkapan tersebut, terungkap rencana serangan teror bertepatan dengan aksi massa saat KPU mengumumkan hasil pemilu (Kompas, 18 Mei 2019). Teror itu menargetkan aparat keamanan dan masyarakat peserta unjuk rasa terkait hasil pemilu.
Mereka telah merancang bom yang dapat diaktifkan dari jarak jauh melalui sambungan Wi-Fi. Kelompok tersebut juga menyiapkan senjata tajam untuk aksi teror.
Kadarsah mengingatkan pula agar seluruh dosen aparatur sipil negara (ASN) tetap netral dan dapat berperan untuk turut mendukung suasana kondusif di masyarakat.
”Pernyataan sikap (MRPTNI) ini akan diinternalisasi di tiap perguruan tinggi, semua rektor akan menyebarkannya ke kalangan dosen. Sebab, dosen ASN harus tetap netral,” ucap Kadarsah, yang juga Rektor ITB.
Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Een Herdiani menuturkan, sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus dapat menunjukkan kepada dunia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Pernyataan sikap (MRPTNI) ini akan diinternalisasi di tiap perguruan tinggi, semua rektor akan menyebarkannya ke kalangan dosen. Sebab, dosen ASN harus tetap netral.
”Yang dilandasi oleh semangat persaudaraan di antara elemen bangsa. Kita juga perlu senantiasa menghormati perjuangan dan pengorbanan jiwa raga para pahlawan bangsa serta menjunjung tinggi amanat para pahlawan yang telah mewujudkan persatuan dan kesatuan NKRI,” ujar Een.
Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Asep Kadarohman berpendapat, perbedaan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dikelola bersama dengan baik agar menjadi kekuatan dan keunggulan bangsa Indonesia.
”Mari semua pihak senantiasa menjaga tali silaturahmi demi kepentingan dan keberlangsungan masa depan bangsa. Semoga seluruh bangsa Indonesia mendapatkan rahmat dari Allah SWT melalui momen yang tepat pada bulan suci Ramadhan ini,” kata Asep.