Rumah Runtuh akibat Longsor, Syamsudin Tewas Tertimbun
Satu rumah warga runtuh akibat longsor di Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/5/2019), sekitar pukul 07.30. Dalam kejadian itu, Syamsudin (69), pemilik rumah, tewas tertimbun.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Satu rumah warga runtuh akibat longsor di Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/5/2019), sekitar pukul 07.30. Dalam kejadian itu, Syamsudin (69), pemilik rumah, tewas tertimbun.
Rumah Syamsudin terletak di atas tebing setinggi sekitar 15 meter. Di bagian bawah tebing, yakni di bagian belakang rumahnya, terdapat kali kecil, Cikalintu. Tebing penopang rumah tersebut longsor, hingga sebagian bangunan rumah Syamsudin pun rubuh.
Adapun bagian rumah yang runtuh itu adalah kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Saat kejadian, Syamsudin berada di dalam kamarnya.
”Waktu longsor, bapak (Syamsudin) sedang tidur di kamar, rebahan setelah shalat Subuh. Saya bermaksud membangunkan, tapi pas saya di dapur, tanpa tanda-tanda dan suara, tiba-tiba bangunan ambruk. Saya hanya bisa berteriak memanggil bapak dan saya menjauh dari dapur yang juga runtuh,” tutur Ny Lilis Sulastri (44), anak Syamsudin.
Warga setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengevakuasi Syamsudin dalam waktu sekitar satu jam. Saat dievakuasi, tubuh Syamsudin yang tertimbun material dalam posisi telungkup.
Pihak keluarga segera membawa korban ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) M Salamun, Bandung. Namun, dokter menyatakan Syamsudin sudah meninggal.
Camat Cidadap Yasa Hanafiah mengatakan, saat kejadian cuaca setempat cerah. ”Kemarin (Jumat) juga tidak hujan. Tapi sebelumnya memang hujan lebat, mungkin telah terakumulasi, saat debit air Kali Cikalintu besar menggerus bagian dasar tebing dan fondasi rumah,” ujar Yasa.
Yadi Rusmayadi dari Bidang Kedaruratan BPBD Jabar menuturkan, posisi rumah korban memang berada pada kemiringan yang terjal.
Hingga Sabtu sore, pihak BPBD juga belum dapat memindahkan material yang menutup badan Kali Cikalintu.
”Material di dasar tebing belum dapat dibersihkan sebab kondisinya masih rawan. Di bagian atas masih ada sebagian bangunan rumah korban yang menggantung. Yang bagian atas dulu dirubuhkan semuanya, baru dapat dibersihkan material longsoran di dasar tebing. Ini juga untuk keamanan petugas yang bekerja,” tutur Yadi.
Atas kejadian itu, sejumlah warga, terutama tetangga, yang berada dalam deretan rumah Syamsudin merasa waswas. Mereka khawatir terjadi longsor lagi apabila material longsoran tidak segera dipindahkan.
Warga meminta Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana serta Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung memindahkan material longsoran yang menutup laju arus kali.
”Biasanya saat hujan dan debit besar, muka air Kali Cikalintu ini bisa sekitar 3 meter. Nah, ini kalau kali tertutup oleh longsoran, tentu akan terbendung. Padahal ini masih sering hujan. Muka air kali bisa mencapai 6 meteran, dan ini berbahaya karena bisa menggerus fondasi rumah,” ujar Anjar (40), tetangga Syamsudin.