Gerakan people power yang disuarakan oleh sebagian orang, diyakini tidak akan terjadi. Karena hanya merupakan bentuk ketidakpuasan dari sekelompok orang terhadap hasil Pemilu, maka gerakan protes itu hanya akan menjadi aksi yang berlangsung sesaat dan tidak akan berlanjut berkepanjangan.
Oleh
REGINA TUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Gerakan people power yang disuarakan oleh sebagian orang, diyakini tidak akan terjadi. Karena hanya merupakan bentuk ketidakpuasan dari sekelompok orang terhadap hasil Pemilu, maka gerakan protes itu hanya akan menjadi aksi yang berlangsung sesaat dan tidak akan berlanjut berkepanjangan.
Demikian dituturkan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, saat ditemui di perayaan puncak Waisak 2563 BE/2019 di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Sabtu (18/5/2019).
Hasto mengatakan, gerakan tersebut tidak akan terjadi karena pemerintahan saat ini diyakininya akan segera melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi gerakan tersebut.
“Saya meyakini pemerintahan saat ini pasti akan langsung responsif mendinginkan suasana, dengan intensif melakukan dialog dengan kelompok masyarakat yang tidak puas tersebut,” ujarnya. Kondisi pun akan tetap terkendali karena seluruh aparat keamanan saat ini juga sudah melakukan upaya optimal untuk mencegah berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
People power atau kekuatan rakyat yang sebenarnya, menurut Hasto, bukan merupakan gerakan makar atau gerakan menggugat hasil Pemilu. Kekuatan rakyat yang sesungguhnya, diyakininya adalah gerakan masyarakat yang berbondong-bondong berpartisipasi dan memberikan hak suara pada 17 April lalu.
Saya meyakini pemerintahan saat ini pasti akan langsung responsif mendinginkan suasana, dengan intensif melakukan dialog dengan kelompok masyarakat yang tidak puas tersebut
Pihak-pihak yang tidak puas, menghasut dan berupaya memobilisasi warga untuk melakukan gerakan prople power ini, menurut dia, pada akhirnya akan tetap terpojok sebagai pihak yang kalah.
“Mereka yang berupaya memaksakan kehendak, menghasut dan berupaya menggerakkan people power akan menjadi pihak berperilaku cacat dalam demokrasi. Pada akhirnya, mereka akan berhadap pada kekuatan rakyat yang sebenarnya,” ujarnya.
Legalitas hasil Pemilu itu terbukti, direpresentasikan oleh kekuatan suara rakyat di hari pemilihan 17 April lal
Segenap masyarakat, menurut dia, seharusnya tidak perlu meragukan, atau mempertanyakan legalitas hasil Pemilu karena legalitas itu tidak bergantung pada pendapat kelompok masyarakat yang tidak puas.
“Legalitas hasil Pemilu itu terbukti, direpresentasikan oleh kekuatan suara rakyat di hari pemilihan 17 April lalu,” ujarnya.
Hasto mengatakan, situasi negara diprediksinya juga akan tetap aman dan tenang. Situasi akan tetap terkendali karena bangsa Indonesia sebenarnya adalah bangsa yang berkebudayaan, mampu bertoleransi, menghargai perbedaan, dan mampu menjaga kerukunan.
Situasi terkendali
Sama seperti Hasto, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, situasi akan terkendali karena kedewasaan masyarakat Jawa Tengah, sudah relatif matang. Hingga kemarin, situasi di Jawa Tengah tetap kondusif karena segenap masyarakat bisa menerima apa pun hasil Pemilu.
Kendatipun demikian, Rycko mengatakan, pihaknya pun tetap berupaya melakukan antisipatif dengan meningkatkan intensitas patrol, melihat situasi dan meningkatkan intensitas kunjungan ke masyarakat. Dalam kunjungan tersebut polisi terus memberikan sosialisasi, mengimbau masyarakat supaya tidak terprovokasi mengikuti aksi di Jakarta pada 22 Mei mendatang.