Umat Buddha diajak turut menyebarkan kedamaian di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Peringatan Tri Suci Waisak selayaknya menjadi momentum menghargai berbagai bentuk perbedaan menjadi satu bangsa yang utuh.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·1 menit baca
MUARO JAMBI, KOMPAS - Umat Buddha diajak turut menyebarkan kedamaian di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Peringatan Tri Suci Waisak selayaknya menjadi momentum menghargai berbagai bentuk perbedaan menjadi satu bangsa yang utuh.
Demikian disampaikan Bhiksu Bhadraputra, Sekretaris Wilayah Shangha Agung Indonesia Jambi, dalam peringatan Tri Suci Waisak di kompleks Candi Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Minggu (19/5/2019).
Bhadraputra mengajak umat melihat secara objektif kebhinekaan di masyarakat Indonesia. Kebhinekaan yang hidup sejak masa lampau selayaknya disikapi dengan arif dan terus dirawat. Adapun ajaran agama perlu hadir untuk memberi keteladanan dan ketentraman.
Sementara itu, salah satu pemimpin agama setempat, Bante Lobsang, mengingatkan umat akan jalan ke-Buddha-an yang sempurna. Umat perlu melatih Bodhicita alias pencerahan batin dalam hidup. Caranya dengan menghormati seluruh makhluk tanpa membeda-bedakan. Welas asih diwujudkan kepada siapa saja.
Usai nasehat Bante, para Bhiksu mempersiapkan air suci, lalu memercikkannya kepada seluruh umat. Air suci diambil dari sumber air di Danau Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, 2 Mei lalu.
Sementara itu, dalam acara Puja Bhakti, api suci turut dinyalakan. Api suci diambil dari sumber api abadi di Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, pada Kamis (16/5/2019).
Dalam perayaan itu, turut dipersembahkan Tarian Alam oleh sejumlah anak muda dari Vihara Maitreya.