MADRID, MINGGU - Real Madrid semakin kehilangan keperkasaannya pada laga pamungkas Liga Spanyol, Minggu (19/5/2019). Tim berjuluk “Los Blancos” tersebut kalah 0-2 dari Real Betis di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, dan total sudah menelan 12 kekalahan sepanjang musim ini.
Catatan kekalahan ini merupakan yang terbanyak sejak musim 1998-1999. Mereka juga hanya finis di peringkat ketiga dengan 68 poin. Ini merupakan perolehan poin terendah sejak musim 2001-2002. Mereka tertinggal 18 poin dari Barcelona, yang masih berlaga melawan Eibar.
“Kami memulai musim dengan buruk dan kini mengakhirinya dengan buruk juga,” ujar bek Real Marcelo. Menurut bek asal Brasil itu, akhir yang tragis ini sangat memukul para pemain. Mereka kini hanya bisa melupakan musim ini secepatnya dan segera merencanakan kebangkitan pada musim depan.
Para pendukung Real pun tidak bisa menutupi kekecewaan mereka dengan pergi meninggalkan stadion meski laga belum berakhir. Mereka tidak lagi melihat harapan ketika Betis mendominasi permainan dan mencetak gol melalui Loren Moron dan Jese pada babak kedua. Para pendukung Real yang masih bertahan di stadion lebih banyak menghujat para pemain yang dulu mereka sanjung-sanjung.
Kekecewaan para pendukung itu menjadi hal yang sering terlihat pada musim ini sejak Cristiano Ronaldo pergi. Tanpa pemain berjuluk CR7 itu, Real mendadak tumpul dan hanya mengoleksi 63 gol di La Liga musim ini. Ketika ada Ronaldo, Real mampu mencetak hingga 94 gol musim lalu.
Produktivitas gol yang rendah juga diperparah dengan pertahanan yang buruk. Musim ini mereka sudah kebobolan 46 gol di liga. Tumpul di depan dan rapuh di belakang membuat mereka gagal di semua kompetisi. Ini merupakan masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh tiga pelatih yang berbeda, dari Julen Lopetegui, Santiago Solari, hingga kini Zinedine Zidane.
Perpisahan buruk
Kekalahan ini pun menjadi momen yang pahit bagi para pemain yang berpeluang besar segera meninggalkan Real. Mereka tidak bisa meninggalkan kenangan indah bagi dirinya maupun para pendukung pada laga pamungkas liga semalam.
Salah satunya adalah penyerang Gareth Bale yang kerap dibangkucadangkan. Pada laga kontra Betis, Zidane bahkan tidak memberinya kesempatan bermain satu menit pun. Bale yang semula bersemangat karena bisa leluasa bermain tanpa Ronaldo pun hanya bisa gigit jari.
Zidane pun memberikan jawaban yang pedas untuk menanggapi rasa penasaran publik mengenai Bale. “Benar saya tidak memainkannya (Bale). Saya yang membuat keputusan ketika ada sesuatu yang tidak saya sukai,” ujarnya seperti dikutip Marca.
Dengan posisi Bale yang lebih sering duduk di bangku cadangan dan melalui pernyataan itu, Zidane dengan jelas mengatakan bahwa Bale bukan pemain yang ia inginkan. Apalagi ia memberi kode lain bahwa posisi Bale di tim semakin terancam karena Real kemungkinan besar mendatangkan penyerang baru.
Kiper Real Keylor Navas lebih beruntung karena mendapat kesempatan bermain malam itu. Sama seperti Bale, Navas dikabarkan akan hengkang. Sepanjang musim ini Navas juga jarang tampil karena tempatnya direbut oleh Thibaut Courtois. “Navas tampil bagus. Kita lihat saja apa yang terjadi musim depan,” kata Zidane.
Sejarah Betis
Betis pada laga tersebut justru mencatat sejarah baru, yaitu menang di Stadion Camp Nou (kandang Barcelona) dan di Santiago Bernabeu dalam satu musim. Pelatih Real Betis Quique Setien menjadi pelatih Betis pertama yang bisa melakukannya.
Meski bisa membuat sejarah, karier Setien di Betis sudah tidak bisa diselamatkan. Beberapa saat setelah kemenangan di Bernabeu itu, Betis mengumumkan bahwa perjalanan Setien di klub tersebut sudah berakhir. Kontraknya selama dua tahun sudah habis dan tidak akan diperpanjang lagi.
Dalam dua tahun terakhir, Setien dinilai gagal memenuhi target. Pada musim ini mereka juga gagal di Liga Europa dan Copa del Rey. Kini Betis berada di peringkat 10 dengan meraih 50 poin. Setien pun sudah siap menerima konsekuensinya. “Orang-orang selalu frustrasi jika kalah dan itu wajar. Di La Liga, kemenangan dan kekalahan hanya terpaut jarak 10 sentimeter,” ujar Setien. (REUTERS)