Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu memberikan ucapan selamat atas kemenangan partai aliansi kanan tengah pada pemilu Australia.
Hasil ini berbeda dengan jajak pendapat yang memprediksi Partai Buruh, yang berhaluan kiri, akan memenangi pemilu, dengan selisih tipis. Sampai Minggu siang di Canberra, koalisi yang dimotori Partai Liberal dan Partai Nasional meraih 75 kursi dari 76 kursi untuk mencapai suara mayoritas, sampai Minggu petang dengan tiga perempat suara sudah dihitung.
Pemilu Australia menarik diikuti karena perubahan iklim menjadi isu yang mendominasi saat kampanye. Australia baru mengalami cuaca ekstrem, termasuk banjir, kebakaran hutan, topan, dan kekeringan di sebagian wilayah, yang parah. Musim panas lalu tercatat sebagai yang terpanas dalam beberapa tahun terakhir.
Pembatalan rencana menetapkan target pengurangan emisi dalam undang-undang oleh pemerintah Liberal memicu kritik tajam. Meskipun menonjol, isu perubahan iklim tak terlalu banyak berpengaruh terhadap keputusan pemilih sehingga aliansi konservatif yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Scott Morrison bisa memenangi pemilu ini.
Partai oposisi, Partai Buruh, mengakui kekalahan itu. Ketua Partai Buruh Bill Shorten langsung mengundurkan diri. Kemenangan ini disambut hangat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Gedung Putih menyatakan, Trump dan Morrison berbicara melalui telepon dan berjanji melanjutkan kerja sama erat mereka dalam prioritas bersama. ”Selamat kepada Scott karena menang besar,” tulis Trump melalui Twitter.
PM Israel Benjamin Netanyahu juga memberikan selamat kepada Morrison pada Minggu (19/5/2019). ”Saya tahu, di bawah kepemimpinan Anda, persahabatan besar antara Australia dan Israel akan terus tumbuh semakin kuat,” ungkap Netanyahu, juga melalui Twitter.
Tahun lalu, Australia mengakui Jerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Morrison juga mengikuti keputusan Trump memindahkan kedutaan AS ke Jerusalem dari Tel Aviv. Namun, Morrison, yang banyak dikritik dengan keputusan itu, mengatakan, Australia tidak akan segera memindahkan kedutaannya ke Jerusalem.
Sampai Minggu siang, masih belum jelas apakah koalisi bisa memerintah dengan mayoritas langsung atau perlu mencari dukungan dari independen. Dengan meraih 75 kursi dan Partai Buruh 67 kursi, 7 kursi masih dalam proses penghitungan, termasuk perolehan kursi dari partai kecil dan independen.
Morrison naik ke posisi PM Australia sejak Agustus setelah terlibat pertikaian dengan pendahulunya, Malcolm Turnbull. Perpecahan internal di koalisi harus diselesaikan Morrison untuk bisa tenang memimpin ke depan. Dalam 10 tahun terakhir, Australia dipimpin enam PM akibat perpecahan ini.