Menguji Tol Sumatera
Tim Mudik Gesit Kompas mencoba jalur mudik melalui Jalan Tol Trans Sumatera dan jalur Jalan Lintas Timur Sumatera selama 13-20 Mei 2019. Musim mudik tahun ini akan menjadi ujian keandalan jalan tol yang telah lama diidamkan warga tersebut.
Jalan Tol Trans Sumatera yang hingga awal pekan ini belum sepenuhnya tuntas sudah mampu memangkas waktu tempuh Bandar Lampung-Palembang sekitar enam jam. Jalan tol sepanjang sekitar 363 kilometer tersebut siap sambut pemudik dengan sejumlah kewaspadaan.
Beberapa kewaspadaan itu terkait dengan potensi kemacetan karena penyempitan jalan di beberapa pintu keluar, kerawanan gangguan dan kriminalitas, serta fasilitas penunjang yang masih minim. Pemerintah dan aparat keamanan sudah mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi.
Perjalanan Bandar Lampung-Palembang melalui Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam perjalanan selama 14-18 Mei 2019 ditempuh dalam waktu sekitar enam jam. Waktu ini dicapai dengan kondisi jalan tol yang sebagian jalan masih berupa tanah di ruas Pematang Panggang dan Kayu Agung-Palembang.
Meskipun belum sepenuhnya tuntas, waktu perjalanan lewat Jalan Tol Trans-Sumatera ini jauh lebih singkat daripada perjalanan Bandar Lampung-Palembang melalui Jalan Lintas Timur Sumatera (Jalintim) yang memakan waktu 12 jam.
Lamanya waktu tempuh di Jalintim karena padatnya truk barang serta masih dijumpai beberapa ruas jalan rusak yang membuat kendaraan harus melambat.
Rute Jalan Tol Trans Sumatera menembus kawasan perkebunan karet, sawit, nanas, dan tebu, tepatnya dari Tulang Bawang, Lamoung, hingga Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Jalan tol juga membelah kawasan lebak (rawa-rawa) alami di Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Pemandangan indah dengan rumah-rumah panggung, aktivitas warga, dan hamparan bunga teratai di kawasan lebak itu cukup menyegarkan mata selama perjalanan.
JTTS ditargetkan dapat beroperasi dari Bakauheni, Lampung, hingga Palembang, Sumatera Selatan, pada masa Lebaran 2019. Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 330 km dipastikan sudah siap dilalui pemudik.
Di ruas Pematang Panggang-Kayu Agung masih terlihat beberapa pekerjaan kecil, tetapi dipastikan dapat tuntas pada masa mudik mendatang karena tak banyak yang perlu dibenahi. Adapun ruas Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, hingga Palembang, Sumatera Selatan, yang panjangnya sekitar 33 km terlihat masih terus dikebut pengerjaannya.
Dari pantauan pada Kamis (16/5/2019), masih banyak pengerjaan pengerasan jalan di sepanjang ruas Kayu Agung-Palembang ini. Kendaraan yang melintas pada hari itu masih harus melalui sejumlah ruas jalan tanah. Kecepatan kendaraan yang di ruas tol sebelumnya bisa dipacu hingga 100 km per jam turun hingga sekitar 25 km per jam.
Senior Vice President Area Sumatera PT Waskita Karya Heri Supriyadi menerangkan, dari jalur Terbanggi Besar-Palembang, menurut rencana semua jalan akan diaspal, hanya 4 km yang masih agregat tak berdebu, tepatnya di STA 13-STA 17 ruas Tol Kayu Agung-Palembang. Semua pengerjaan diharapkan selesai pada 22 Mei 2019 mendatang.
Menurut Kepala Badan Pengelola Jalan Tol Danang Parikesit, keputusan penggunaan JTTS ruas Kayu Agung-Palembang berada pada keputusan Kepala Korps Lalu Lintas atas layak atau tidaknya penggunaan ruas tersebut pada masa mudik mendatang.
Keputusan ini akan diambil setelah rapat bersama yang menurut rencana digelar pekan ini. ”Kami semangatnya tetap sama, ruas itu sudah bisa digunakan,” katanya saat dihubungi dari Mesuji, Lampung, Sabtu (18/5/2019).
Sebelumnya, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri menyebutkan, tol fungsional diperkirakan akan dibuka pada 29 Mei 2019 atau bersamaan dengan dimulainya Operasi Ketupat 2019.
Namun, pihaknya masih akan memantau perkembangan pengerjaan di ruas tol yang akan difungsikan. Ia mengatakan, pada 10 hari sebelum hari raya, semua pengerjaan harus sudah selesai. ”Kalau bisa digunakan akan kita gunakan, tetapi kalau belum siap, ya, tidak kita gunakan,” katanya.
Potensi kemacetan
Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 km sudah beroperasi dengan tarif Rp 112.500 untuk kendaraan golongan 1 atau kendaraan kecil. Adapun ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung masih berstatus fungsional atau gratis. Artinya, jalan layak digunakan, tetapi belum rampung seluruhnya. Menurut rencana, jalan tol fungsional hanya dibuka pukul 06.00-18.00 dengan pintu tol.
Potensi kemacetan terlihat di sejumlah pintu keluar karena adanya penyempitan jalan dan jalan rusak dari jalan tol ke jalan nasional ataupun jalan arteri. Untuk mengantisipasinya, kata Danang, sudah disiapkan beberapa rencana rekayasa pengalihan arus kendaraan.
Beberapa titik yang berpotensi itu di antaranya di Pintu Tol Bakauheni karena banyak kendaraan masuk bersamaan yang turun dari kapal serta gerbang keluar Kota Baru karena jalan yang rusak selepas tol sehingga kendaraan harus berjalan lambat.
Potensi kemacetan karena penyempitan jalan, di antaranya, terlihat di gerbang keluar Simpang Pematang, Pematang Panggang, Kayu Agung, dan Jakabaring di Palembang, Sumatera Selatan.
Fasilitas darurat
Tenaga Ahli Utama Pengendalian Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden Febry Calvin Tetelepta saat melakukan peninjauan jalan tol, Selasa (14/5/2019), mengatakan, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah menyelesaikan tempat istirahat (rest area). Pada pengoperasian mendatang belum ada tempat istirahat (TI) permanen. Tempat istirahat yang nantinya disediakan selama masa mudik merupakan TI darurat.
Ada 11 TI darurat yang dipersiapkan dari Bakauheni hingga Pematang Panggang. Fasilitas darurat ini menggunakan kontainer sebagai ruang shalat, area istirahat, dan kantin. Disediakan juga toilet dan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) modular milik Pertamina.
Selain TI darurat, terdapat juga warung-warung tenda yang dibangun warga sekitar. Di sana tersedia makanan, minuman, toilet, dan balai istirahat. Namun, pengendara harus memarkirkan kendaraan di bahu jalan sehingga kurang aman.
Pemimpin Proyek JTTS Terbanggi Besar-Pematang Panggang Bambang Eko menyarankan pemudik berhenti di TI darurat yang disediakan pengelola. Sebab, selain fasilitas dasar tersedia, juga akan disediakan tenaga medis dan takjil.
Dari pantauan di beberapa lokasi tempat istirahat, pekerja tengah mengecor dan memadatkan tanah. Mereka diminta mengejar kesiapan sebelum H-10 Lebaran. Sebab, aktivitas konstruksi dihentikan pada H-10 sampai dengan H+10.
Sales Executive Ritel Rayon V Pertamina Sumatera Bagian Selatan Ferry Fernando mengatakan, kebutuhan bahan bakar untuk pemudik melalui JTTS dijamin mencukupi. ”Kami menyiapkan Pertamax dan Dex, tetapi jumlah di setiap rest area berbeda, 3 kiloliter sampai 5 kiloliter. Jika kurang akan ditambah,” ujarnya.
Pertamina juga menyiapkan bahan bakar kemasan 5 liter dan 10 liter. Pemudik perlu membawa bahan bakar untuk antisipasi kekurangan di perjalanan. Sebab, pada ruas Kayu Agung-Palembang tak tersedia TI.
Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, melihat dari kodisinya, kemungkinan jalur fungsional hanya akan dibuka di waktu tertentu, yakni pada pukul 06.00-18.00. ”Kalau ada kebutuhan khusus tentu akan ada pengawalan,” kata Budi.
Pembatasan ini karena kurangnya lampu penerangan yang dikhawatirkan akan berisiko bagi pemudik yang melewati jalur tersebut.
Potensi gangguan
Sejumlah potensi gangguan keamanan juga diantisipasi. Jalur Tulang Bawang, Lampung-Mesuji, Sumatera Selatan, yang masuk ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung, dikenal sebagai kawasan rawan penodongan, pemerasan, dan pembegalan.
Kondisi diperparah dengan penerangan jalan di ruas itu yang masih minim, padahal kawasan sekitarnya jarang penduduk dan permukiman. Kawasan perkebunsn luas mendominasi jalur tol di sana.
Selain itu, beberapa ruas jalan tol terlihat belum berpagar sehingga pihak luar bisa memasuki area jalan tol.
Sekretaris Asosiasi Jasa Pengiriman Logistik (Asperindo) Sumatera Selatan Haris Jumadi mengatakan, sopir truk logistik masih kerap mengalami pemerasan di Jalintim di kawasan Mesuji di perbatasan Lampung-Sumatera Selatan. Dengan keramaian masa mudik, tak tertutup peluang bergesernya tindak kriminal itu ke jalan tol.
”Sementara ini, yang jadi sasaran truk, bukan mobil pribadi. Kalau mobil pribadi jalan ramai-ramai biasanya pelaku tidak berani,” katanya memberi tips.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno yang juga melakukan pemantauan mengatakan, beberapa ruas panjang tanpa pintu keluar juga menambah potensi kerawanan.
Di ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang, salah satunya, terdapat 47 km tanpa gerbang keluar, sedangkan di ruas Pematang Panggang-Kayu Agung terdapat 87 km tanpa gerbang keluar. ”Ini menambah kerawanan, karena kalau terjadi sesuatu, pengguna tol sulit keluar tol,” katanya.
Untuk meningkatkan keamanan dari gangguan kriminal, Haris mengusulkan adanya patroli jalan raya, penjagaan di pintu-pintu tol, dan pengadaan pusat panggilan darurat (call center) yang aktif dan tersosialisasikan dengan baik.
Aparat keamanan juga telah melakukan rencana antisipasi untuk gangguan keamanan.
Terkait kekhawatiran itu, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara menjamin tak akan ada tindak kriminal bagi pemudik, baik begal maupun bajing loncat. Pihaknya sudah menyiapkan 2.000 personel, termasuk tim sniper (penembak jitu), dalam Operasi Ketupat pada tahun ini. Salah satunya adalah untuk mengamankan titik rawan kejahatan.
”Tim sniper pun disiapkan. Hal ini untuk mengantisipasi sejumlah bentuk kejahatan, seperti begal dan bajing loncat,” katanya.
Selain kriminalitas, potensi gangguan lain adalah pencegatan masyarakat yang tak puas dengan pembangunan jalan tol. Ini seperti dialami Tim Kompas di Km 321, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, pekan lalu. Saat itu, sekelompok masyarakat memblokade jalan tol dengan alasan ganti rugi lahan belum mereka terima.
Kelompok warga itu mengancam akan memblokade jalan lagi apabila ganti rugi tak juga mereka terima. ”Ada 9 hektar lahan sawit kami belum diganti rugi. Sekarang sudah mati semua,” kata Ayu Effendy (24), salah satu warga yang melakukan pencegatan.
Senior Vice President Area Sumatera PT Waskita Karya Heri Supriyadi memastikan pencegatan itu akan diatasi selama masa mudik. ”Nanti ada tim yang akan mencarikan solusinya. Akar masalahnya kadangkala lahan tumpang tindih, kami tidak tahu ahli warisnya. Sementara proses legal minimal butuh waktu 3-6 bulan,” katanya.
Menurut Heri, dana ganti rugi itu sudah dititipkan pengadilan karena belum bisa diputuskan siapa ahli waris yang berhak. Pengadilan membutuhkan waktu untuk menentukan ahli waris yang berhak.
Minat tinggi
Tenaga Ahli Utama Pengendalian Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden Febry Calvin Tetelepta saat melakukan peninjauan jalan tol, Selasa (14/5/2019), mengatakan, walaupun jalan tol bersifat fungsional, pengerjaan harus dilakukan secara total karena diperkirakan minat pemudik untuk melintasi JTTS tinggi. Perkiraan ini karena faktor ketertarikan mencoba jalan tol baru dan tingginya harga tiket pesawat.
Ruas Bakauheni-Terbanggi-Pematang sudah bisa difungsikan dua jalur. Adapun ruas Pematang-Kayu Agung-Palembang direncanakan hanya difungsikan satu jalur, yaitu Bakauheni arah Palembang, saat arus mudik dan sebaliknya saat arus balik.
Berdasarkan data penyeberangan dari Pelabuhan Merak, jumlah pemudik ke Sumatera melalui pelabuhan diperkirakan naik 15 persen menjadi 1.005.298 orang dibandingkan tahun 2018 sebanyak 917.651 orang. Kendaraan roda empat juga diprediksi naik 15 persen menjadi 114.188 unit dibandingkan tahun 2018 sebanyak 99.294 unit.
Arus mudik Lebaran 2019 diperkirakan jatuh pada H-5 Lebaran, yakni tanggal 31 Mei. Setelah menyeberang dari Merak ke Pelabuhan Bakauheni, kata Febry, kendaraan akan tumpah ke jalan tol.
Dengan kondisi itu, pemudik yang akan menggunakan jalur darat ke Sumatera perlu mempersiapkan logistik sebaik mungkin, seperti bekal makanan, minuman hingga bahan bakar minyak. Kondisi kendaraan pun perlu dipastikan prima sebelum menempuh perjalanan. Selamat merencanakan perjalanan mudik.