Puluhan remaja yang diduga terlibat pengeroyokan dibawa ke Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk pemeriksaan. Kekerasan yang terjadi di Jalan Dr Satrio, depan wihara Kelurahan Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2019), itu menyebabkan satu remaja tewas.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata/Pingkan Elita Dundu
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Puluhan remaja yang diduga terlibat pengeroyokan dibawa ke Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk pemeriksaan. Kekerasan yang terjadi di Jalan Dr Satrio, depan wihara Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2019), itu menyebabkan satu remaja tewas.
Korban meninggal berinisial DT (15), warga Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
”Kami bersama tim gabungan Subdit Resmob Polda mengamankan para terduga pelaku pengeroyokan. Kami mengidentifikasi serta menyerahkan para terduga pelaku ini ke Polres Jakarta Selatan karena tempat kejadian pengeroyokannya ada di Jakarta Selatan,” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Alexander Yurikho di Tangerang Selatan, Minggu (19/5/2019).
Setelah pengeroyokan itu, puluhan remaja yang diduga pelaku bersembunyi di Stadion Mini Ciputat, Jalan Pendidikan, Ciputat, Tangerang Selatan. Di lokasi itu pula, mereka dibekuk polisi, Sabtu.
Setelah diamankan, lanjut Alexander, puluhan remaja tersebut dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
”Mereka dibawa ke Polda Metro Jaya untuk ditelusuri perannya dalam tindak pidana yang dilakukannya,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, peristiwa berawal saat korban mengikuti kegiatan sahur on the road bersama rombongan berhenti di lokasi.
Kemudian datang sekelompok orang yang diduga geng motor berjumlah sekitar 20 orang membawa senjata tajam. Kedua kelompok tersebut sempat saling ejek.
Sekelompok orang mengeroyok dengan senjata tajam dan tangan kosong terhadap korban yang berada paling belakang dari rombongan sahur on the road.
Korban DT mengalami luka tusuk di punggung, kemudian dilarikan ke RS Jakarta menggunakan taksi. Sampai di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal.
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk AP (14), adik DT, yang saat kejadian berboncengan sepeda motor dengan kakaknya.
Tawuran dan penganiayaan masih menjadi persoalan di Jakarta dan sekitarnya. Pekan lalu, tawuran juga terjadi di Kota Tangerang.
Sembilan pemuda yang terlibat tawuran di Jembatan Merah, Kampung Babakan, Kota Tangerang, Minggu (12/5/2019), sempat diperiksa polisi. Satu di antara mereka, yakni GA (21), ditahan karena membawa senjata tajam.
”GA ditahan karena membawa senjata tajam berupa celurit modifikasi. Ia diproses secara hukum,” ujar Kepala Polsek Tangerang Komisaris Ewo Samono kepada wartawan di Kota Tangerang, Senin pekan lalu.
Menjawab potensi kriminalitas itu, polisi mengaktifkan patroli di lokasi-lokasi rawan. Selain berupaya mencegah tawuran, patroli juga dilakukan untuk mengantisipasi kriminalitas lain, seperti pembegalan dan penjambretan.