Pengurus NU Minta Warga Sabar dan Taati Hasil Pemilu 2019
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU) memohon kepada masyarakat untuk bersabar dalam menanti hasil pemilu 2019 dengan cara menunggu keputusan resmi KPU. Selain itu mengimbau kepada masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama untuk menjalani seluruh rangkaian penyelesaian proses sengketa hasil pemilu sesuai jalur hukum.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur memohon kepada masyarakat untuk bersabar dalam menanti hasil pemilu 2019 dengan cara menunggu keputusan resmi KPU. Selain itu, mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Nahdlatul Ulama, untuk menjalani semua rangkaian penyelesaian proses sengketa hasil pemilu sesuai jalur hukum.
Seruan itu dilakukan merespons situasi politik yang berkembang belakangan ini. Ditengarai akan ada gerakan massa untuk menggugat hasil pemilu lewat demonstrasi. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyampaikan seruan tersebut kepada masyarakat terkait dengan hal itu. Harapannya, seruan itu bisa dijadikan pedoman warga dalam mengambil sikap.
”Mengimbau kepada semua pemangku kepentingan di negeri ini untuk segera bersama-sama membangun persatuan, ukhuwah, dan solidaritas antarsesama anak bangsa, termasuk pembangunan di bidang ekonomi, pendidikan, dan budaya bangsa ke depan,” ujar Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar saat konferensi di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Minggu (19/5/2019).
PWNU Jatim menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2019, mulai dari KPU, Bawaslu, TNI, Polri serta seluruh masyarakat Indonesia.
Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali mengatakan, sikap NU jangan diartikan sebagai keinginan untuk menghalangi orang yang hendak pergi ke Jakarta karena hal itu merupakan hak pribadi dan bukan kewenangan organisasi kemasyarakatan.
Mengimbau kepada semua pemangku kepentingan di negeri ini untuk segera bersama-sama membangun persatuan, ukhuwah, dan solidaritas antarsesama anak bangsa, termasuk pembangunan di bidang ekonomi, pendidikan, dan budaya bangsa ke depan.
Namun, dia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memerlukan persatuan, perdamaian, dan keutuhan masyarakat untuk bisa membangun dan mencapai kemajuan pada masa mendatang. Gus Ali menyampaikan sebuah kalimat bijak, ”barang siapa ingin menjadi orang besar, harus belajar berpikir besar dan berjiwa besar”.
Disusupi teroris
Adanya gerakan massa ke Jakarta juga diantisipasi polisi. Kepolisian Resor Kota Sidoarjo menggelar Operasi Cipta Kondisi, terutama pintu-pintu keluar Jatim. Langkah itu sekaligus mengantisipasi beragam potensi kerawanan menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 dan hari raya Idul Fitri.
Operasi Cipta Kondisi berlokasi antara lain di Terminal Purabaya atau Bungurasih, Stasiun Kereta Api Sidoarjo, dan Bandar Udara Juanda Surabaya. Operasi Cipta Kondisi ini melibatkan tim gabungan dari Polresta Sidoarjo, Brigade Mobile Polda Jatim dan TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Kegiatan dilakukan dengan memeriksa semua armada bus, baik antarkota dalam provinsi (AKDP) maupun antarkota antarprovinsi (AKAP). Sementara pemeriksaan di stasiun dilakukan pada semua kereta api yang masuk dan keluar. Sasaran pemeriksaan ini adalah semua penumpang beserta barang bawaannya.
”Pemeriksaan dilakukan secara detail sebab ada informasi aksi di Jakarta akan ditumpangi oleh pelaku teror. Fokus utamanya pada moda transportasi jurusan Jakarta. Hal itu guna mengantisipasi pelaku kriminal ataupun pelaku teror yang akan memanfaatkan momentum pengumuman hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang,” ujar Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Zain Dwi Nugroho, Senin (20/5/2019).
Terminal Bungurasih atau Purabaya merupakan terminal terbesar di Jatim. Terminal ini menjadi pintu gerbang Jatim untuk moda transportasi darat. Di sini tersedia bus umum yang melayani perjalanan ke berbagai jurusan, seperti Semarang, Jakarta, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Madura.
Di sela kegiatan pemeriksaan, juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum yang mengganggu ketertiban umum serta agar mereka tidak berangkat ke Jakarta untuk melakukan aksi menyikapi hasil Pemilu 2019. Masyarakat diimbau menunda keberangkatan ke Jakarta dan menjaga keselamatan dirinya sebab ada potensi aksi ditumpangi pelaku teror.
Zain mengatakan, kegiatan operasi cipta kondisi mulai digelar Sabtu (18/5/2019) dan akan terus dilakukan hingga 21 Mei mendatang. Selain pemeriksaan penumpang dan barang bawaan, Polresta Sidoarjo juga menyiagakan personel gabungan selama 24 jam. Disediakan pula posko untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
”Selama operasi cipta kondisi ini digelar, Polresta Sidoarjo belum menemukan adanya indikasi rombongan masyarakat yang berangkat ke Jakarta untuk bergabung dalam aksi menyikapi hasil Pemilu 2019,” kata Zain.