Kegembiraan dan kesedihan berbaur satu di Allianz Arena, ketika Bayern Muenchen mengalahkan Eintracht Frankfurt 5-1 dan menjadi juara Liga Jerman, Sabtu (18/5/2019). Bayern gembira karena ini menjadi gelar ke-29 dan yang ketujuh secara beruntun. Namun, laga tersebut juga menjadi laga Bundesliga terakhir bagi duo “Robbery”.
“Robbery” merujuk kepada Arjen Robben (35) dan Franck Ribery (36), dua pemain sayap yang akan meninggalkan Bayern akhir musim ini. Air mata pendukung Bayern pun menetes saat kedua pemain yang berjasa besar untuk klub dalam satu dekade terakhir itu berpamitan dengan penuh gaya.
Robben dan Ribery mendapat penghormatan di tengah lapangan sebelum laga kontra Eintracht dimulai. Para petinggi klub ikut turun ke lapangan dan pendukung membawa spanduk besar bertuliskan ucapan terima kasih kepada Robbery. Rafinha, yang juga berpamitan dan berdiri di antara Robben dan Ribery, seolah tidak terlihat. Tenggelam oleh nama besar Robbery.
Setelah acara seremonial itu, Robben dan Ribery duduk di bangku cadangan. Pelatih Bayern, Niko Kovac, baru memainkan mereka pada babak kedua ketika Bayern sudah unggul 3-1. Ribery menggantikan Kingsley Coman dan Robben menggantikan Serge Gnabry.
Sepuluh menit setelah masuk, Ribery memberikan hiburan berkelas dengan mencetak gol pada menit ke-72. Berlari dari sektor kiri yang menjadi daerah kekuasaannya, Ribery masuk ke kotak penalti dengan menerobos dua bek lawan, lalu mencungkil bola melewati jangkauan kiper. Ribery merayakan gol itu sambil mencopot kausnya.
“Melihat Ribery dimainkan saja sudah mengharukan. Ketika dia mencetak gol yang fantastik itu, saya tidak bisa lagi menahan air mata,” ucap Presiden Bayern Muenchen Uli Hoenes. Sejak Ribery bergabung ke Bayern pada 2007, 12 tahun silam, Hoenes menjadi salah satu mentornya.
Rasa haru kembali meliputi stadion ketika Robben juga mencetak gol terakhir Bayern pada menit ke-78. Baik Ribery maupun Robben sukses memberikan kenangan terindah bagi para pendukungnya pada laga terakhir mereka.
Kemenangan itu memastikan Bayern finis di puncak klasemen dengan 78 poin. Apabila kalah dari Eintracht, mereka hanya finis di peringkat kedua dengan 75 poin dan gelar juara akan direbut Borussia Dortmund yang pada laga terakhir mengalahkan Borussia Moenchengladbach 2-0. Dortmund finis sebagai runner up dengan 76 poin.
Mengubah karakter
Sulit bagi Hoenes dan para pendukung Bayern untuk bisa menahan air mata pada laga tersebut. Kehilangan dua sosok yang merevolusi karakter permainan Bayern merupakan pengalaman yang sulit dilalui.
Perubahan besar di tubuh Bayern mulai terjadi sejak Robben menyusul Ribery bergabung tahun 2009. Menurut laman ESPN, duo Robbery telah mendobrak gaya tradisional Bayern yang terlalu mengandalkan poros tengah sebagai kekuatan. Kehadiran Robbery membuat Bayern memiliki daya ledak di sektor sayap.
Robben di kanan dan Ribery di kiri punya kemampuan untuk menusuk pertahanan lawan sambil menggiring bola. Sejak tampil bersama dalam 336 laga Bundesliga, Robben dan Ribery mempersembahkan tujuh gelar juara Liga Jerman, empat trofi Piala Jerman, dan satu trofi Liga Champions.
Ribery mengatakan, Bayern sudah menjadi klub besar dengan gaya berbeda dibandingkan dengan sebelum era Robbery. “Setelah saya dan Robben masuk, kami membawa kecepatan dan permainan yang dinamis, sebuah gaya yang berbeda,” ujarnya seperti dikutip laman Bundesliga.
Usia yang terus bertambah membuat kecepatan Robbery menurun. Apalagi Robben sering mengalami cedera. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak yang habis pada akhir musim ini.
Bayern kini memiliki Coman dan Gnabry yang menjadi penerus Robbery. “Mereka sudah bagus dan saya berharap mereka bisa sukses seperti saya dan Robben,” kata Ribery. (AP/AFP)