Perbaikan Jembatan Nara Singa di Kota Batam, Kepulauan Riau, memakan biaya hingga Rp 9,3 miliar. Pada 23 Januari 2019, jembatan itu rusak tertabrak tanker Eastern Glory yang hanyut terbawa arus saat cuaca buruk.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Perbaikan Jembatan Nara Singa di Kota Batam, Kepulauan Riau, memakan biaya hingga Rp 9,3 miliar. Pada 23 Januari 2019, jembatan itu rusak tertabrak tanker Eastern Glory yang hanyut terbawa arus saat cuaca buruk.
Direktur Prasarana dan Sarana Badan Pengusahaan (BP) Batam Herawan, Senin (20/5/2019), mengatakan, perusahaan kargo Ocean Glory selaku pemilik tanker Eastern Glory bersedia membayar seluruh biaya perbaikan. Perbaikan diperkirakan memakan waktu dua bulan.
Jembatan Nara Singa atau Jembatan II Barelang merupakan salah satu dari enam jembatan yang dibangun untuk menghubungkan Pulau Batam, Rempang, dan Pulau Galang. Akibat benturan itu, sisi timur jembatan rusak.
Kepala Subdirektorat Pembangunan Jalan, Jembatan, dan Transportasi Massal BP Batam Boy Zasmita mengatakan, kerusakan jembatan telah diteliti Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasilnya, fondasi dan badan jembatan harus segera diperbaiki agar fasilitas itu tetap bisa dilalui warga dengan aman.
”Kapal Eastern Glory baru diperbolehkan kembali berlayar pada Jumat (17/5/2019) setelah pemilik sepakat membayar biaya perbaikan secara penuh di muka. Selain itu, pemilik juga harus membayar sekitar Rp 300 juta sebagai biaya sandar selama kapal itu berlabuh tiga bulan di dermaga,” kata Boy.
Langkah tegas itu diambil mengingat ini bukan peristiwa pertama kapal menabrak jembatan di Batam. Jembatan Raja Kecil atau Jembatan VI Barelang pernah ditabrak tongkang APC Aussie 1 pada 2012. Saat itu, warga meminta lokasi buang sauh kapal dijauhkan dari perairan Pulau Rempang dan Pulau Galang (Kompas, 8/6/2012).
Boy mengatakan, upaya pencegahan agar peristiwa serupa tak kembali terulang meliputi dua hal. Pertama, menjauhkan lokasi buang sauh kapal dari Rempang dan Galang. Kedua, membangun infrastruktur pengaman di sekitar jembatan.
Proyek jalan
Selain menyelesaikan perbaikan Jembatan Nara Singa, BP Batam juga menargetkan perbaikan underpass Pelita di Kecamatan Lubuk Baja rampung pada 2019. Beberapa waktu lalu diketahui, ada sejumlah retakan di underpass tersebut yang mengakibatkan air merembes ketika hujan.
”Sebenarnya kondisi underpass yang dibangun pada 2007 itu masih baik. Namun, tetap perlu diperbaiki agar usia pakainya bisa sesuai prediksi, yaitu 100 tahun,” ujar Boy.
Biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan diperkirakan mencapai Rp 6,4 miliar dengan lama pengerjaan empat bulan. Nantinya perbaikan akan dilakukan melalui beberapa tahap agar tidak mengganggu lalu lintas distribusi barang menuju Pelabuhan Batu Ampar.
”Jalan di atas underpass Pelita merupakan urat nadi Batam yang menghubungkan sejumlah kawasan industri dengan pelabuhan. Perbaikannya memakan waktu cukup lama karena akan dilakukan tanpa menutup lalu lintas agar aktivitas warga tidak terganggu,” kata Boy.