Zaefri Herdian, pengemudi mobil listrik BYD Bluebird adalah pengemudi senior di perusahaan itu. Ia telah 17 tahun bekerja di Bluebird. Sebenarnya, tempat tinggalnya di Lebak Bulus, lebih dekat dengan beberapa pool di kawasan itu. Akan tetapi ia tidak mau.
Oleh
Andreas Maryoto / Andy Riza Hidayat
·3 menit baca
Zaefri Herdian, adalah pengemudi senior di perusahaan taksi Blubebird. Ia telah 17 tahun bekerja di Bluebird. Sebenarnya, tempat tinggalnya di Lebak Bulus, Jakarta lebih dekat dengan beberapa pool di kawasan itu. Akan tetapi ia tidak mau.
“Saya memilih tetap di pool Mampang karena kalau ada inovasi atau produk baru kami bisa dapat lebih dahulu. Termasuk ketika diperkenalkan mobil listrk ini, kami mendapat lebih dulu,” kata Zaefri yang mengemudikan mobil listrik BYD Bluebird dan membawa kami keliling Kota Jakarta, Senin (20/5/2019) siang.
Tak mudah untuk menjadi pengemudi mobil BYD ini. Mereka adalah pengemudi senior yang terseleksi, baik dari sisi keselamatan berkendara maupun kualitas pelayanan. Saat ini Bluebird memiliki 25 kendaraan listrik dan semuanya telah beroperasi. Zaefri mengaku mulai memegang mobil listrik sejak tiga hari yang lalu.
“Saya tidak kaget dan tak cemas saat mulai mengendarai mobil ini. Saya telah mendapat pelatihan dan briefing sebelum mengemudi. Ada presentasi dari perusahaan ketika mobil ini diperkenalkan,”katanya.
Ketika, kami bertanya, apakah tidak takut ketika mobil kesulitan mencari catu daya? Ia tersenyum dan mengatakan, selama ia mengemudi, ia tak pernah kehabisan listrik meski dia mulai semisal dari pukul 10.00 sampai 22.00 setiap hari.
Ia pernah menghabiskan isi baterei hingga 72 persen dalam sehari hingga dia masuk pool. Saat ia menggunakan bahan bakar, uang yang harus dikeluarkan sekitar Rp 150.000 perhari namun ketika mobil listrik dia cukup membayar Rp 80.00 sampai R[ 100.000 perhari
“Mobil lebih nyaman. Banyak orang juga ingin mencoba mobil listrik ketika kami dalam antrean di mal atau hotel. Orang-orang bertanya-tanya tentang mobil listrik. Mereka tahu karena gambar-gambar di badan mobil berbeda,”kata Zaefri.
Untuk langit Jakarta
Mobil listrik yang ada dipakai untuk layanan Bluebird untuk jenis BYD e6 A/T dan Silverbird untuk Tesla Model X 75D A/T sejak Mei 2019. Presiden Direktur Bluebird Group Holding, Noni Purnomo bertekat meningkatkan layanan masyarakat yang sudah berjalan lebih dari 46 tahun.
Bluebird terus melakukan inovasi dan terobosan-terobosan baru, sehingga Bluebird dapat menjadi penyelenggara angkutan taksi terdepan di Indonesia. "Melalui terobosan inovasi dari kendaraan listrik ini, Bluebird tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan kenyamanan bagi pelanggan, namun juga menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pelestarian lingkungan, khususnya peningkatan kualitas udara di Jakarta. Hal ini kami yakin akan terwujud dimulai dengan langkah awal, yaitu kehadiran 25 unit BYD dan 4 unit Tesla di jajaran produk Bluebird dan Silvebird.” lanjut Noni.
Selain itu, Bluebird juga menggandeng World Wide Fund for Nature (WWF) dan Jagha Bumi dalam mengadakan program One Ride One Seed, di mana setiap satu penumpang dari kendaraan taksi listrik Bluebird dan Silverbird akan turut berkontribusi terhadap ditanamnya satu pohon di area aliran sungai Cilliwung dan di area tengah Jakarta. Program One Ride One Seed ini akan diselenggarakan mulai Juni 2019 dengan target lebih dari 2000 pohon tertanam.
Direktur PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono menambahkan, selain dukungan dalam bidang pelestarian lingkungan, pengoperasian mobil bertenaga listrik ini juga memberikan nilai tambah dalam kaitan dengan program ketahanan dan bauran energi nasional, program pengurangan penggunaan dan subsidi BBM, serta program pengurangan emisi gas buang yang dilaksanakan pemerintah.
Lebih lanjut Adrianto menjelaskan, dengan rencana pengoperasian sebanyak 200 mobil lstrik hingga tahun 2020, Bluebird akan menghilangkan 434,095 kg emisi CO2 atau konsumsi BBM sebanyak 1.898.182 liter; dan penambahan 2000 unit mobil listrik pada periode tahun 2020 - 2025 akan menghilangkan 21.704.760 kg emisi CO2 atau setara dengan konsumsi BBM sebanyak 94.909.091 liter. Semua itu untuk langit Jakarta agar semakin biru.