PALEMBANG,KOMPAS—Jalur fungsional Tol Trans Sumatera ruas Terbanggi Besar-Palembang sejauh 222 kilometer akan dibuka pada 29 Mei 2019 atau 7 hari sebelum Idul Fitri pada pukul 06.00 WIB-16.00 WIB. Namun 110 km diantaranya, tepatnya di ruas Pematang Panggang-Palembang hanya akan dibuka satu jalur yakni di sisi kiri jalur. Sejumlah titik rawan kemacetan diantisipasi terutama di titik pertemuan antara jalur keluar tol menuju ke jalan arteri.
Hal ini menjadi hasil dari Rapat Forum Lalu Lintas dan Dalam Rangka Kesiapan Pengamanan Arus Mudik/Arus Balik Lebaran 2019 Serta Rencana Fungsional Tol Terbanggi Besar-Palembang, Senin (20/5/2019) di Palembang. Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Dwi Asmoro mengatakan, berdasarkan kesepakatan semua pemangku kepentingan, jalur fungsional Terbanggi Besar-Palembang akan dibuka pada 29 Mei 2019 dan ditutup pada 11 Mei 2019. Oleh karena belum ada penerangan, jalur fungsional hanya akan dibuka pada pukul 06.00 WIB-16.00 WIB.
Selain itu, lanjut Dwi, untuk ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang sejauh 112 km yang akan dibuka dua jalur, sisanya yakni ruas tol fungsional Pematang Panggang-Palembang sejauh 110 km hanya akan dibuka satu jalur. “Jalur yang akan digunakan adalah di jalur sebelah kiri jalur fungsional,” katanya.
Karena itu, pada tanggal 29 Mei-5 Juni 2019, haya kendaraan yang mengarah dari Lampung menuju Palembang yang diizinkan masuk. Adapun pada 6 Juni-11 Juni 2019, kendaraan yang boleh melintas di jalur fungsional adalah kendaraan yang mengarah dari Palembang ke Lampung. “Untuk kendaraan yang tidak bisa masuk ke jalur fungsional akan diarahkan ke jalur lintas sumatera,” ungkap Dwi.
Pembatasan ini dilakukan karena pada saat angkutan lebaran. Diperkirakan, jumlah kendaraan yang melintas di jalur fungsional akan tinggi. Berdasarkan prediksi dari PT Hutama Karya selaku koordinator pengoperasian jalur fungsional dari Terbanggi Besar-Kayu Agung, sekitar 80 persen kendaraan yang keluar dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung atau sekitar 5.300 kendaraan per hari akan mengarah ke Palembang.
Dari jumlah tersebut, sekitar 2.500 kendaraan per hari diperkirakan akan keluar dari Pematang Panggang atau Kayu Agung.
Rawan macet
Melihat tingginya potensi kendaraan yang melintas di jalur fungsional, kata Dwi, sejumlah antisipasi disiapkan. “Kalau tidak diantisipasi, saya khawatir akan terjadi peristiwa seperti Brebes Exit yang menelan korban jiwa,” katanya. Beberapa lokasi rawan kemacetan berada di pintu keluar tol Pematang Panggang dan keluar tol Kayu Agung.
Untuk itu, di setiap jalur pertemuan antara gerbang tol fungsional dengan tol Kayu Agung akan dibangun posko. Petugas dari Polres Ogan Komering Ilir dibantu dengan petugas dari Direktorat Lalu Lintas Polda Sumsel dan pihak PT Waskita Karya dan PT Hutama Karya akan bersiaga di sana untuk mengurai kemacetan dengan melakukan rekayasa lalu lintas. “Rekayasa lalu lintas akan mulai diberlakukan secara situasional,” kata dia.
Kondisi jalan lintas timur relatif sempit. Dengan lebar sekitar 6 meter, jalan hanya memadai untuk dua lajur kendaraan saling berpapasan. Di luar masa mudik pun, kemacetan kerap terjadi terutama di saat berada di area pasar. Kondisi akan semakin parah jika ada kendaraan besar yang mogok di jalur lintas tersebut.
Kepala Cabang PT Hutama Karya Ruas Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung Yoni Satyo mengatakan, ketika jalur fungsional sudah ditutup, pihaknya akan mengawal kendaraan terakhir yang masuk jalur fungsional serta mengantarnya ke pintu keluar tol. “Kami akan melakukan penyisiran sehingga tidak ada kendaraan yang tertinggal,” ujar dia.
Untuk pemberlakukan tol fungsional, pihaknya sudah menyediakan 5 unit mobil PJR, 7 unit mobil patroli, 3 unit mobil rescue, 7 unit mobil derek, dan 4 unit mobil ambulance beserta petugas medis.
Yoni menyarankan, agar pemudik mengisi bahan bakar sebelum memasuki tol fungsional. Memang ada tempat pengisian bahan bakar di rest area KM 285, hanya saja jumlahnya terbatas. Masyarakat yang melewati jalur ini diminta untuk menjaga kecepatan yakni sekitar 40-60 km/jam.
Kepala Divisi Sumatera PT Waskita Karya Heri Supriyadi mengatakan, saat ini, pengerjaan jalan tol terus dilakukan terutama di IC Kayu Agung dan penyelesaian gerbang tol Kayu Agung ditargetkan selesai pada 23 Mei. Sementara untuk semua pengerjaan termasuk proses pengerasan dan pengaspalan jalan selesai pada 27 Mei 2019. “Pada 28 Mei 2019, kami akan memasang rambu di jalur fungsional tersebut,” ungkap Heri.
Heri mengatakan, rencananya dari ruas tol Kayu Agung Palembang sejauh 36 kilomter hanya sekitar 5 kilometer yang masih berupa agregat, sisanya diusahakan untuk diaspal. Pihaknya juga akan memasang penghalang (barrier) agar kendaraan tidak terperosok ke pinggiran jalur fungsional.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nelson Firdaus mengatakan adanya pihaknya akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran arus mudik dan balik di Sumatera Selatan. Menurutnya, keberadaan jalur fungsional dipastikan akan mengurangi beban di Jalur Lintas Timur Sumatera yang selama ini menjadi jalur utama angkutan lebaran terutama dari Lampung menuju Palembang.
Selain untuk jalur fungsional, pihaknya juga fokus untuk mengurangi hambatan di jalur non tol seperti perbaikan jalan rusak di jalan nasional maupun provinsi, juga untuk mengatasi permasalahan penyempitan jalur akibat aktivitas pasar maupun adanya potensi longsor. (RAM)