Situasi Ibu Kota Jakarta dipastikan tetap kondusif menjelang pengumuman akhir hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum, pada 22 Mei mendatang. Sebanyak 50.000 personel gabungan dari Polri, Tentara Nasional Indonesia, dan Satuan Polisi Pamong Praja dikerahkan Polda Metro Jaya memperkuat pengamanan di sejumlah obyek vital negara. Masyarakat diminta untuk beraktivitas seperti biasa, tetap tenang, dan tidak terprovokasi dengan informasi yang beredar.
Oleh
Stefanus Ato/F WISNU WARDHANA DHANY/Aguido Adri
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi Ibu Kota Jakarta dipastikan tetap kondusif menjelang pengumuman akhir hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum, pada 22 Mei mendatang. Sebanyak 50.000 personel gabungan dari Polri, Tentara Nasional Indonesia, dan Satuan Polisi Pamong Praja dikerahkan Polda Metro Jaya memperkuat pengamanan di sejumlah obyek vital negara. Masyarakat diminta untuk beraktivitas seperti biasa, tetap tenang, dan tidak terprovokasi dengan informasi yang beredar.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, pengamanan ketat dilakukan 18-22 Mei di Komisi Pemilihan Umum RI. Seluruh kegiatan pengamanan telah terjadwal atau sesuai agenda di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
"Sudah ada laporan dari beberapa elemen masyarakat tentang aksi dan jumlah massa. Arahan, tetap patuhi rambu-rambu hukum dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Jangan sampai menggangu ketertiban umum serta mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Jika melanggar akan ada sanksi tegas termasuk membubarkan aksi," ucap Argo.
Ada enam pemberitahuan aksi yang telah diterima Polda Metro Jaya dengan Jumlah masa sekitar 1.500 orang.
Polda Metro Jaya menurunkan 50.000 personel gabungan termasuk TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk pengamanan pada 22 Mei. Personel disebar ke lokasi pengamanan yang telah ditentukan, seperti KPU, Bawaslu, DPR, dan MPR. Pengamanan juga dilakukan di pusat perekonomian seperti pasar dan mal serta sarana transportasi publik seperti stasiun dan terminal.
"Mudah-mudahan tidak ada pergerakan massa dari daerah ke Jakarta. Polisi beserta petugas gabungan tersebar di mana-mana. Ada di Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Bali, Kalimantan, dan lainnya," kata Argo.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa mengatakan, Prajurit Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) TNI Angkatan Darat disiagakan untuk mengamankan pengumuman hasil Pemilihan Umum 2019 pada Rabu (22/5/2019).
"Prajurit Kopassus akan diturunkan ketika kondisi di lapangan membutuhkan bantuan Kopassus. Mereka sudah sangat siap melaksanakan tugas untuk mengantisipasi sebagai cadangan, berdasarkan situasi di lapangan. Intinya, kami hanya ingin menyampaikan bahwa Angkatan Darat siap untuk ditugaskan apabila dibutuhkan," kata Andika.
Ia menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polri mengenai rencana pengamanan kegiatan pada Rabu lusa.
Andika berharap, pengumuman hasil Pemilu 2019 dapat berlangsung lancar dan damai sehingga prajurit-prajuritnya tidak perlu turun tangan untuk mengamankan situasi di lapangan.
Personil TNI dan Polri meneriakkan yel-yel saat mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (22/3/2019). Apel tersebut digelar untuk memeriksa kesiapan TNI, Polri dan komponen masyarakat dalam rangka pengamanan kampanye terbuka dan pemungutan suara Pemilu 2019.Andika mengatakan, beberapa lokasi yang akan diamankan antara lain Kantor KPU, Bawaslu, dan Istana. Andika menyebut, ada 16.882 prajurit TNI AD yang siaga di Jakarta untuk mengamankan kegiatan tersebut.
Tetap beraktivitas
Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas, Senin (20/5/2019), di sejumlah lokasi baik di pusat perekonomian maupun fasilitas transportasi publik, warga beraktivitas seperti biasa. Di kawasan bisnis Glodok, Jakarta Barat, pada pukul 15.00, dipadati warga yang melakukan aktivitas transaksi jual beli. Ratusan rumah toko yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat tetap dibuka dan melayani pembeli.
"Kami tetap ada langkah pengamanan. Ada (beberapa lokasi) pengamanan, seperti Glodok dan Kota Tua," ucap Kepala Kepolisian Sektor Taman Sari Ajun Komisaris Besar Rully Indra Wijayanto
Rully mengatakan, pengamanan yang dilakukan tidak berbeda dengan hari-hari lain. Pengamanan hanya bertujuan menciptakan rasa aman bagi masyarakat, sehingga masyarakat diminta beraktivitas seperti biasa dan tak perlu khawatir.
Pantauan Kompas, pada Senin, pukul 15.00, terdapat posko pengamanan TNI dan Polri di depan LTC Glodok. Posko itu dijaga sejumlah aparat dari TNI.
Menurut Taufik (45) petugas kebersihan LTC Glodok, posko itu baru didirikan pada Minggu kemarin. "Baru ada kemarin, tetapi saya kurang tahu mereka jaganya berapa jam. Soalnya saya hanya kerja sampai sore," katanya.
Sementara itu, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum terlihat ada pengamanan khusus. Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa, mulai dari pejalan kaki, PKL, dan kendaraan hilir mudik di sana.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Ady Wibowo, menambahkan, kondisi wilayah Jakarta Timur dipastikan aman dan terkendali meski ada isu kedatangan massa pada 22 Mei 2019 yang ramai di media sosial. Rumor terkait kedatangan massa dalam jumlah besar tidak perlu ditanggapi, karena hal itu hanya dibuat untuk meresahkan masyarakat.
"Kami akan menjaga titik-titik keramaian agar mobilitas dan aktivitas warga tetap berjalan lancar. Anggota kami juga akan lakukan patroli keamanan," kata Ady.