PDI-P memperoleh kursi terbanyak, yakni 25 dari 106 kursi.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO / HELENA F NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 10 partai politik peserta Pemilihan Legislatif 2019 diprediksikan lolos di DPRD DKI Jakarta. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi peraih kursi terbanyak, sementara Partai Hanura gagal mendapatkan kursi kali ini.
Dari hasil rekapitulasi akhir Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (20/5/2019), setidaknya ada 10 dari 16 partai peserta Pemilu 2019 akan menduduki 106 kursi DPRD DKI.
Partai-partai yang lolos itu adalah PDI-P (1.336.324 suara atau 22,65 persen), Partai Gerindra (935.793 suara atau 15,86 persen), Partai Keadilan Sejahtera (917.005 suara atau 15,54 persen), Partai Solidaritas Indonesia (404.508 suara atau 6,85 persen), Partai Demokrat (386.434 suara atau 6,55 persen), Partai Amanat Nasional (375.882 suara atau 6,37 persen), Partai Nasdem (309.790 suara atau 5,25 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (308.212 suara atau 5,22 persen), Partai Golkar (300.246 suara atau 5,08 persen), serta Partai Persatuan Pembangunan (176.835 suara atau 2,99 persen).
Sementara itu, enam partai lain yang tak lolos adalah Partai Perindo (168.296 suara atau 2,85 persen), Partai Hanura (103.073 suara 1,74 persen), Partai Berkarya (98.877 suara atau 1,67 persen), Partai Bulan Bintang (42.952 suara atau 0,72 persen), Partai Garuda (19.205 suara atau 0,32 persen), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (15.765 suara atau 0,26 persen).
Komposisi kursi
Berdasarkan cara hitung Sainte Lague, PDI-P memperoleh kursi terbanyak, yakni 25 dari 106 kursi. Sementara itu, peraih kursi terbanyak kedua adalah Partai Gerindra dengan total 19 kursi.
Kemudian, secara berurutan, PKS (16 kursi), Demokrat (10 kursi), PAN (9 kursi), PSI (8 kursi), Nasdem (7 kursi), Golkar (6 kursi), PKB (5 kursi), dan PPP (1 kursi).
Saat dihubungi di Jakarta, Rabu (21/5/2019), Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono berharap, komposisi partai baru ini mampu meningkatkan kualitas kinerja DPRD DKI. Sebagai wajah lama di DPRD DKI, Gembong pun meyakini, partainya akan tetap objektif dalam menilai kinerja pemerintah.
"Jadi, kami manfaatkan keanggotaan baru ini untuk meningkatkan kualitas kinerja kami semua," tutur Gembong.
Rahasia internal
Sementara itu, Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI Jakarta Ongen Sangaji menuturkan, kegagalan partainya di pemilihan legislatif tingkat DPRD DKI Jakarta kali ini akan menjadi evaluasi internal. Namun, dia enggan membeberkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan itu.
"Itu, kan, rahasia internal yang harus kami benahi. Itu menjadi catatan saya sendiri sebagai ketua partai. Banyak yang harus kami benahi-lah," ujar Ongen.
Sebagai catatan, dalam Pemilu 2014, Hanura sempat menjadi empat peraih suara terbanyak dengan perolehan 10 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Meski tak ada di kursi legislatif, Ongen menyebut bahwa partainya akan tetap mengawasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Sebagai partai politik, kami wajib mengawasi kinerja gubernur. Kami akan bersikap kritis kepada beliau dan juga mungkin memberikan dukungan kalau beliau bekerja secara baik," katanya.