Keterbatasan Fisik Bukan Halangan
Alexander Farrel Rasendriya (18) tetap tumbuh menjadi anak yang bersemangat tinggi meski kehilangan penglihatan pada usia 5 tahun. Keterbatasan fisik tidak menjadi hambatan.
Farrel diwisuda dari SMA Negeri 3 Yogyakarta pada Senin (13/5/2019). Total nilainya dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer 2019 adalah 368. Ini membuat dia menduduki peringkat ketiga peraih total nilai tertinggi pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolahnya.
Nilai rata-rata empat mata pelajaran yang diujikan mencapai 92. Bahkan, Farrel meraih nilai sempurna, 100, untuk mata pelajaran Matematika. Hal itu dicapai Farrel di sekolah biasa (inklusif). Dia bersaing dengan teman-teman yang bukan penyandang disabilitas. SMAN 3 juga termasuk salah satu sekolah favorit.
”Saya ingin membuktikan, meski ada kekurangan, kita tetap bisa punya kelebihan di hal lain. Saya berharap dengan hal ini teman-teman penyandang disabilitas lain termotivasi,” kata Farrel di rumahnya di Gayamprit, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (15/5).
Wali kelas Farrel, Padmana (56), mengenal muridnya itu sebagai sosok yang mau berusaha keras. Semangat belajarnya tinggi. ”Dia (Farrel) cukup lancar mengikuti pelajaran dan bisa menerima dengan cepat. Saya mengajar mata pelajaran sejarah. Saat diminta presentasi, dia bisa mempresentasikan dengan baik,” katanya.
Kemauan keras terlihat dari usaha Farrel pada masa awal menempuh pendidikan di sekolah itu. Selama semester pertama di kelas X, ia berangkat sekolah dari rumahnya di Klaten, yang berjarak 28 kilometer. Ia diantar orangtuanya. Mulai semester kedua di kelas X hingga selesai, Farrel indekos di Yogyakarta. Untuk mobilitas, termasuk ke sekolah, dia mengandalkan ojek daring.
Emil Tri Ratnasari (45), ibunda Farrel, mengatakan, putra sulungnya kehilangan penglihatan akibat tumor mata. Farrel didiagnosis kena tumor mata di usia 16 bulan.
”Mata kirinya kena 80 persen waktu itu, sedangkan sebelah kanan masih bisa untuk melihat sampai usia 5 tahun. Namun, karena pertumbuhan tumornya ke belakang, dikhawatirkan menyerang otak, jadi harus diangkat,” kata Emil.
Farrel mengaku tak ingat bagaimana persisnya sampai ia tidak bisa melihat. Yang jelas, dia merasa bisa menerima semua itu. Tak ada kekecewaan yang mendalam. Kedua orangtuanya selalu menyemangati bahwa kehilangan penglihatan bukan akhir dari segalanya.
”Saya diyakinkan bahwa selalu bisa lebih baik. Jadi, saya tabah. Orangtua, guru, dan teman-teman selama saya sekolah juga selalu mendukung. Saya termotivasi untuk bisa lebih baik karena lingkungan,” kata Farrel.
Berbagai prestasi
Dukungan berbagai pihak memompa semangat Farrel untuk berprestasi. Pada usia 7 tahun, ia memecahkan rekor Muri sebagai tunanetra anak pertama yang menguasai 14 program komputer.
Tahun 2011, ia meraih juara pertama dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) kategori Matematika dan IPA (MIPA) di tingkat SD luar biasa dan SD inklusif. Prestasi serupa diulang pada 2015. Ia menjadi juara pertama OSN untuk cabang Matematika di seluruh jenis sekolah, luar biasa ataupun inklusif, pada tingkat SMP.
Tak hanya cakap di bidang akademis. Farrel juga jago memetik senar gitar. Keahlian itu membuat dia terpilih masuk kelompok orkestra SMA Negeri 3 Yogyakarta. Pada 2018, ia bersama kelompok itu manggung bersama grup musik Kahitna dalam acara yang digelar alumni sekolahnya di Balai Sarbini, Jakarta. Pengalaman itu menjadi salah satu momen yang tak terlupakan bagi Farrel.
”Keterbatasan tidak menghambat siapa pun untuk berprestasi. Kelebihan tak harus di akademik, tetapi bisa di bidang lain, seperti seni atau olahraga. Itu semua bisa dicapai asalkan ada niat dan mau berjuang,” kata Farrel.
Kini, Farrel telah diterima di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada melalui jalur prestasi. Ia menunggu babak baru dalam hidupnya, menempuh pendidikan di bangku perguruan tinggi.
Belajar di fakultas hukum menjadi cita-citanya sejak masuk jurusan IPS. ”Saya ingin belajar hukum agar bisa menjadi ahli hukum yang baik. Jika ada hukum yang belum berpihak kepada kelompok penyandang disabilitas, saya ingin memperbaiki kondisi itu,” kata Farrel. (NINO CITRA ANUGRAHANTO)