Penggeseran Stasiun Poris Masih Tunggu Kesepakatan PT KAI
Oleh
PINGKAN ELITA DUNDU
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS -- Hingga kini, Pemerintah Kota Tangerang masih menunggu keputusan bersama dengan PT Kereta Api Indonenesia (KAI) Commuter Line terkait rencana pemindahan stasiun Poris, di Kelurahan Poris Gaga, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang.
Usulan pemindahan stasiun lama tersebut tidak layak lagi dipergunakan karena berbatasan langsung dengan perlintasan. Kondisi ini mengakibatkan kawasan tersebut sering menimbulkan kemacetan dan rawan kecelakaan. Stasiun tersebut digeser sekitar 500 meter ke arah timur.
"Dalam rencananya, stasiun itu kita akan geser sekitar 500 meter agak ke dalam," kata Wali Kota Tengerang, Arief R Wismansyah di Kota Tangerang, Selasa (21/5/2019).
Antisipasi kemacetan di kawasan itu, kata Arief, pihaknya akan membangun jalan layang atau flyover.
Awalnya, kata Arief, pihaknya berencana membangun terowongan untuk mengatasi kemacetan di kawasan tersebut. Akan tetapi, untuk membangun terowongan membutuhkan anggaran sebesar Rp 100 miliar. Anggaran tersebut belum termasuk dana pembebasan lahannya.
"Melihat pembangunan underpass biayanya terlalu mahal, maka dicarilah solusi. Ada alternatif lain dengan pembiayaan yang lebih murah, yakni membangun flyover (jalan layang)," jelas Arief.
"Melihat pembangunan underpass biayanya terlalu mahal, maka dicarilah solusi. Ada alternatif lain dengan pembiayaan yang lebih murah, yakni membangun flyover (jalan layang)," jelas Arief.
Dalam rencana, lanjut Arief, jembatan layang itu akan dibangun di sekitar Giant Poris menuju Budi Indah hingga ke Jalan Daan Mogot.
Setelah dihitung-hitung, papar Arief, anggaran untuk pembangunan jembatan layang tersebut sekitar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. Kebutuhan anggaran pembangunan tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan terowongan.
"Ketika disampaikan, saya sampaikan coba hitung kembali, kita bikin flyover lewat Giant Poris terus ke Budi Indah sampai ke Daan Mogot. Ternyata (anggarannya) lebih hemat,” ujar Arief.
Macet dan rawan kecelakaan
Stasiun Poris terletak berbatasan dengan perlintasan kereta. Stasiun berukuran kecil termasuk dalam kategori kelas III ini terletak paling timur di Kota Tangerang.
Jika ada kereta yang berhenti di stasiun ini, perlintasa yang berada disamping stasiun akan ditutup. Antrian panjang kendaraan mengular di Jalan Maulana Hasanuddin.
Kemacetan parah terjadi saat jam sibuk saat pagi dan sore hari.
Di perlintasan ini juga sering terjadi kecelakaan karena pengguna jalan memaksa tetap jalan, padahal bunyi sirene tanda kereta akan melintas sudah dinyalakan.
"Stasiunnya sempit dan dekat sekali dengan perlintasan. Kalau mau anyar atau jemput penumpang apalagi saat jam sibuk, ribet dan padat. HHarus berhati-hati kalau di stasiun ini," kata Mulya (29), pengemudi ojek daring.
Stasiun ini juga sangat dekat dengan permukiman warga, sehingga jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang susah karena lahanya terbatas.