JAKARTA, KOMPAS – Meski sudah menembus limit waktu Olimpiade Tokyo 2020, sprinter muda Lalu Muhammad Zohri (18) diharap tidak cepat puas mengingat persaingan level elite adalah kurang dari 10 detik. Untuk mengasah mental dan menambah jam terbang, Zohri dijadwalkan mengikuti sejumlah kejuaraan di tingkat Asia dan dunia.
Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung mengatakan, posisi Zohri aman untuk tampil di Olimpiade Tokyo karena berhasil menembus limit kualifikasi 10,05 detik untuk nomor 100 meter putra. Kepastian itu itu didapatkan setelah Zohri mempertajam rekor nasional dan meraih medali perunggu Grand Prix Emas Osaka 2019 di Osaka, Jepang, Minggu (19/5/2019), dengan waktu 10,03 detik.
”Dia harus ditantang tampil lebih baik lagi karena kami ingin Zohri bisa mengukir prestasi. Persaingan Olimpiade adalah lari di bawah 10 detik. Semoga saja penampilan Zohri bisa menanjak terus,” ujar Tigor di Jakarta, Senin (20/5).
Tigor menjelaskan, Zohri adalah tipikal sprinter yang selalu tertantang menghadapi lawan yang lebih kuat. Pada Kejuaraan Asia Atletik di Doha, Qatar, 22 April, Zohri meraih medali perak padahal tidak ditargetkan masuk peringkat tiga besar. Saat itu, Zohri sekaligus memecahkan rekornas lari 100 m milik Suryo Agung Wibowo, yakni 10,17 detik, yang bertahan sejak 2007. Pada semifinal, Zohri mencatat waktu 10,15 detik, dan dipertajam pada final menjadi 10,13 detik.
”Di Osaka, saya merasa, siapa tahu berhadapan dengan pelari-pelari yang lebih unggul dia bisa bersaing. Ternyata, memang benar,” ujarnya.
Zohri finis di urutan ketiga. Catatan waktunya hanya terpaut 0,03 detik dengan juara dunia Justin Gatlin (Amerika Serikat) yang mencatat 10,00 detik. Juara Asia Yoshihide Kiryu di urutan kedua dengan 10,01 detik. Berlari di lintasan terluar menunjukkan Zohri bukan pelari unggulan. Namun, Tigor mengatakan, kemauan kuat didukung sikap disiplin berlatih mengantarkan sprinter muda itu mengukir prestasi.
Selanjutnya, Zohri dijadwalkan mengikuti Asian Grand Prix 2019 di Chongqing, China, pada 4-7 Juni, serta Kejuaraan Dunia IAAF di Doha, 27 September-6 Oktober. PB PASI juga berusaha melobi negara-negara penyelenggara turnamen seri tahunan elite IAAF Diamond League agar bersedia mengundang Zohri bersaing di kejuaraan itu.
Kejuaraan atletik ini penting untuk membangun aura persaingan dan menjaga motivasi Zohri. Untuk menghadapi kejuaraan ini, menurut Tigor, latihan tidak lagi berfokus pada fisik. ”Pematangan teknik sangat penting untuk menunjang penampilan Zohri. Perubahan gerakan tangan sedikit saja bisa memengaruhi penampilannya. Selain itu, periodisasi latihan penting untuk menjaga Zohri tidak cedera,” ujar Tigor.
Dia menjelaskan, mendaftarkan atlet di kejuaraan bermutu tinggi tidak mudah. ”Seiring peningkatan prestasi, semoga semakin banyak atlet Indonesia tampil dalam kompetisi bergengsi untuk pengumpulan poin ke Olimpiade,” ujarnya.
Dua perak
Dari Thailand Terbuka 2019, pelompat indah putri senior Maria Nathalia Londa dan pelari gawang Andrian menyumbangkan medali perak. Maria, peraih medali emas lompat jauh putri Asian Games Incheon 2014, mencatat lompatan 6,18 meter. Rilis dari HUmas PB PASI menyebutkan, nomor ini dimenangi oleh atlet Filipina Marestella Sunang yang melompat sejauh 6,23 meter. Adapun medali perunggu diraih pelompat jauh Sri Lanka Laksnini Sandaradura (6,12m).
Sementara itu, Andrian masuk finih di posisi kedua nomor lari 400 m gawang dengan waktu 52,33 detik. Medali emas di nomor ini diraih oleh Chia Hsuan Yu (Taiwan) denga waktu 50,98 detik. Posisi ketiga ditempati atlet Sri Lanka Asanka Lekamlage dengan waktu 52,67 detik.