Ari Sihasale Mengandalkan Insting Saat Memilih Pemain Film
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
Mencari pemain atau aktor baru khususnya anak-anak bukan perkara mudah. Apalagi anak-anak yang sama sekali belum pernah berhadapan dengan kamera apalagi berakting di film. Untuk menemukan tujuh aktor cilik di film “Rumah Merah Putih” produksi Alenia Pictures, Ari Sihasale, sutradara film itu, bersama istrinya Nia Zulkarnaen yang menjadi produser eksekutif, harus menjelajah ke tiga daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Kupang, Atambua, dan Silawan.
Enam pemain berhasil didapat dari Atambua dan Silawan. Sementara itu, untuk pemain yang memerankan tokoh utama, Farel Amaral, sampai hari terakhir audisi Ale merasa belum ada yang cocok. Akhirnya Ale minta waktu audisi diperpanjang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Akhirnya, di detik-detik terakhir, saat Petrick Rumlaklak audisi membaca naskahnya, Ale langsung jatuh cinta.
"Waktu dia baca itu saya sudah langsung tahu. Ini dia Farel. Saya tahu saja, mungkin ini feeling aja. Insting. Petrick logikanya jalan. Logika juga penting dalam akting," kata Ale.
Dan benar saja. Petrick berhasil memerankan Farel dalam film yang berkisah tentang kecintaan anak-anak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste pada tanah air Indonesia itu. Film itu akan mulai ditayangkan di bioskop pada 20 Juni mendatang. Selain Petrick, tokoh utama yang lain adalah Amori De Purivicacao yang memerankan Oscar Lopez.
Meski belum pernah akting, kata Ale, anak-anak asli NTT itu bisa mendalami karakternya dengan baik. Mereka hanya diberikan pelatihan berakting selama dua minggu. “Kita hanya memindahkan keseharian anak-anak itu ke dalam kamera. Film ini jadi luar biasa karena ada anak-anak ini. Anak-anak itu banyak mengajarkan saya bagaimana hidup di perbatasan,” kata Ale yang empat tahun belakangan ini sibuk membuat film dokumenter itu.
Melalui film ini, Ale ingin berbagi pengalaman anak-anak yang hidup di daerah perbatasan. Para pemain cilik itulah yang banyak mengajarkan Ale bagaimana hidup di perbatasan. "Saya berharap kita orang dewasa bisa bercermin pada kehidupan anak-anak di perbatasan yang mencintai tanah airnya," kata Ale.