Kericuhan di sejumlah titik di DKI Jakarta berimbas pada aktivitas perekonomian di sejumlah kawasan. Tak hanya itu, kericuhan berpotensi mengganggu aktivitas perdagangan di pasar modal dan membuat kurs nilai tukar rupiah tertekan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kericuhan di sejumlah titik di DKI Jakarta sejak Rabu (22/5/2019) dini hari berimbas pada aktivitas perekonomian di sejumlah kawasan. Tak hanya itu, kericuhan berpotensi mengganggu aktivitas perdagangan di pasar modal dan membuat kurs nilai tukar rupiah tertekan.
”Proses jual beli makanan dan minuman di toko, restoran, hingga pusat perbelanjaan terganggu karena masyarakat khawatir dengan tingkat keamanan ketika bepergian,” ujar ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, saat dihubungi, Rabu (22/5/2019).
Apalagi kericuhan terjadi di wilayah ”segitiga emas” Jakarta, yakni Jalan MH Thamrin hingga Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menjadi pusat dari sebagian besar aktivitas bisnis, keuangan, dan diplomasi.
Selain mengganggu aktivitas ekonomi di sektor riil, lanjut Aviliani, kericuhan berpotensi mengganggu aktivitas perdagangan di pasar portofolio, terutama pasar modal. Sektor ini memiliki karakteristik yang mudah terpengaruh berbagai sentimen, termasuk ”kebisingan” politik.
Selain itu, kurs nilai tukar rupiah juga bisa terimbas. Ini karena pasar keuangan juga mudah terombang-ambing sentimen sekalipun sentimen tersebut tidak berdampak langsung terhadap kegiatan ekonomi.
”Investasi portofolio bisa cepat kabur, lalu rupiah juga bisa kena. Keduanya rentan dan tergantung dari keluar masuk uang soalnya. Kalau ada sentimen sedikit, uang bisa ditarik,” kata Aviliani.
Berdasarkan kurs nilai tukar Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), hari ini nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.488 per dollar AS, melemah 26 poin dari hari sebelumnya.
Dalam kondisi yang ada, pemerintah, menurut dia, perlu segera mengeluarkan pernyataan yang mampu menenangkan masyarakat, pasar, dan investor.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan langkah nyata dalam penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang memicu kericuhan.
”Pemerintah perlu petakan lembaga mana yang bisa halangi aliran modal keluar. Salah satunya, lakukan koordinasi dengan bank sentral untuk mencegah penjualan surat utang,” ujarnya.
Tanah Abang tutup
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pascakericuhan yang terjadi pada Rabu dini hari, kawasan perbelanjaan Pasar Tanah Abang Blok A hingga Blok G masih ditutup sementara. Pasalnya, akses menuju lokasi ini masih ditutup.
”Sebenarnya tidak ada perintah tutup. Tetapi, karena akses ke lokasi masih tertutup, pedagang memutuskan masih belum membuka tempat berdagang mereka,” ujarnya.