Polisi Pastikan Identitas Semua Pelaku Pengeboman Bunuh Diri
Kepolisian Sri Lanka telah memastikan identitas semua pelaku pengeboman bunuh diri pada perayaan Paskah di Srilanka, bulan lalu. Konfirmasi tersebut diperoleh melalui tes DNA dari anggota keluarga para pelaku.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
COLOMBO, RABU — Kepolisian Sri Lanka telah memastikan identitas semua pelaku pengeboman bunuh diri pada perayaan Paskah di Sri Lanka, bulan lalu. Konfirmasi tersebut diperoleh melalui tes DNA dari anggota keluarga para pelaku.
Sejumlah teroris mengebom gereja dan hotel di Sri Lanka pada 21 April 2019. Sebanyak 258 orang meninggal dunia dan 500 orang luka-luka. Dari total korban meninggal, 45 orang merupakan warga negara asing.
”Dengan hasil tes yang terbaru, kami telah mengonfirmasi ulang kedelapan pengebom bunuh diri ditambah dua orang lainnya yang ikut terkena ledakan,” kata Juru Bicara Kepolisian Ruwan Gunasekera, Selasa (21/5/2019).
Pemimpin komplotan pengeboman, Zahran Hashim, terkonfirmasi merupakan salah satu dari pelaku bom bunuh diri yang tewas pada saat aksi pengeboman berlangsung. Laboratorium forensik menemukan kecocokan DNA dari sisa tubuh Hashim dengan putrinya.
Hashim meledakkan dirinya bersama Ilham Ibrahim, pelaku kedua, di Hotel Shangri-La. Ibrahim merupakan saudara laki-laki dari Inshaf, pelaku pengebom bunuh diri tunggal yang meledakkan diri di sekitar Hotel Cinnamon Grand.
Mohamed Azzam Mubarak Mohamed terkonfirmasi merupakan pelaku keempat pengeboman di Hotel The Kingsbury.
Sementara itu, Ahmed Muaz sebagai pelaku kelima mengebom Gereja St Anthony’s Shrine dan Mohamed Hasthun sebagai pelaku keenam menyerang Gereja St Sebastian’s Church. Hasthun berasal dari Sri Lanka bagian timur, tempat Hashim, si pemimpin komplotan tinggal.
Mohamed Nasser Mohamed Asad merupakan pelaku ketujuh yang menyerang Gereja Zion di bagian timur Batticaloa. Pelaku kedelapan adalah seorang insinyur penerbangan bernama Abdul Latheef yang meledakkan diri di sebuah penginapan setelah gagal untuk meledakkan sebuah hotel mewah di Colombo.
Adapun istri Ilham, Fathima Ilham, juga meledakkan diri ketika polisi mendatangi kediamannya di Colombo. Fathima turut membunuh tiga anaknya. Aksi tersebut terjadi beberapa jam setelah serangan bom terjadi. Tiga polisi turut meninggal dalam ledakan itu.
Menurut Gunasekera, semua pelaku diyakini merupakan anggota dari organisasi kelompok militan lokal Jamaah Thowheeth Nasional (NTJ) yang telah dilarang. Tak lama, kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mengklaim sebagai dalang di balik serangan.
Pemimpin komplotan pengeboman, Zahran Hashim, muncul di sebuah video NIIS. Ia terlihat memimpin sebuah grup beranggotakan tujuh orang lain, yang mengikrarkan janji kesetiaan kepada pemimpin NIIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Sosok Zahran Hashim
Hashim merupakan sosok yang tidak terlalu terkenal sebelum pengeboman terjadi. Namun, ia memiliki beberapa ribu pengikut dalam sejumlah media sosial, termasuk Youtube dan Facebook. Melalui media sosial, ia mengunggah khotbah yang menghasut.
Pada satu video, Hashim terlihat mengeluarkan pernyataan yang menghina kaum non-Muslim. Di belakangnya terpampang sebuah latar belakang bergambar bendera-bendera terbakar hasil edit grafis.
”Hashim berasal dari keluarga Muslim kelas menengah di wilayah pantai timur Batticaloa. Ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sebuah perguruan tinggi Muslim di Kattankudy,” kata Wakil Presiden Dewan Muslim Sri Lanka Hilmy Ahamed.
Ahamed melanjutkan, Hashim juga memiliki nama lain, yaitu Mohamed Zahran dan Moulavi Hashim. Ia kemungkinan berusia sekitar 40 tahun.
Menurut dia, Hashim dipandang sebagai ancaman oleh komunitas Muslim lokal. Ia pernah berbuat onar di Masjid Thowheeth, Kattankudy. Waktu itu, jemaah masjid tersebut pernah berkonflik dengan para jemaah masjid tradisional. Hashim pernah mengambil pedang untuk membunuh mereka.
Sejumlah pemimpin Muslim telah beberapa kali melaporkan Hashim sebagai sosok ekstremis dan kejam kepada pihak otoritas. Ahamed merupakan salah satu pelapor pada tiga tahun lalu.
”Hashim penyendiri dan mengajar paham radikalisme anak muda di balik dalih mengajar kelas Al Quran. Namun, tidak ada yang mengira mereka mampu melakukan serangan dalam skala besar,” ucap Ahamed.
Pascapengeboman, Pemerintah Sri Lanka telah mencurigai Hashim sebagai pelaku utama atas aksi teror tersebut. Waktu itu Hashim memimpin NTJ, sebuah organisasi Islam yang tidak terkenal. NTJ diduga didirikan di Kattankundy pada 2014.
Setelah NIIS menyebarkan video, kecurigaan bahwa Hashim menjadi otak penyerangan pun terbukti. Dalam video itu, Hashim tampak sebagai seorang ulama berwajah bulat.
Menggunakan jubah dan syal hitam, Hashim memimpin tujuh orang yang diduga pelaku pengebom lainnya mengucapkan sumpah setia untuk Abu Bakr Al-Baghdadi. Wajahnya merupakan satu-satunya dari delapan sosok yang ada dalam video yang terlihat tanpa penutup.
Satu bulan
Ratusan umat Katolik berdoa di luar Gereja St Anthony yang turut menjadi lokasi pengeboman, kemarin. Doa bersama dilakukan tepat pada peringatan satu bulan aksi pengeboman di gereja yang dibangun pada 1740 itu. Polisi dan tentara berjaga ketat di sekitar area peringatan.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena berjanji untuk menghancurkan militan yang menjadi pelaku pengeboman. Sri Lanka berada pada status darurat sejak serangan terjadi. Adapun mayoritas penduduk Sri Lanka beragama Buddha, diikuti Kristen (7,6 persen) dan Islam (10 persen). (AFP)