Keriuhan unjuk rasa pada Rabu dini hari tidak berdampak signifikan berkat langkah pengamanan serius pemerintah dan aparat keamanan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Unjuk rasa yang berujung ricuh setelah pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 jadi sentimen penghambat berlanjutnya penguatan indeks pasar modal. Namun, pelaku pasar optimistis kondisi ini hanya berlangsung sementara.
Pada perdagangan Rabu (22/5/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,2 persen atau 11,73 poin ke level 5.939,63. Menariknya, sepanjang hari, investor asing mencatatkan aksi beli sebesar Rp 702,92 miliar.
Sebelumnya, dalam dua hari perdagangan beruntun, IHSG menjalani reli penguatan, terdorong oleh antusiasme pelaku pasar terhadap pengumuman resmi hasil Pemilu 2019.
Kepala Analis Valbury Sekuritas Indonesia Alfiansyah mengatakan, saat ini perhatian investor tengah terfokus pada perkembangan kondisi keamanan di Jakarta. Hal ini menyusul demonstrasi oleh massa yang menggugat hasil rekapitulasi KPU, Rabu (22/5/2019) dini hari.
”Gelombang aksi massa yang tidak puas dengan hasil final perolehan suara pemilu tersebut telah menahan laju dari tren kenaikan IHSG,” ujarnya.
Adapun sentimen eksternal tetap memengaruhi pergerakan IHSG dan bursa saham Asia hari ini. Ketegangan sengketa dagang AS-China sedikit mereda menyusul pernyataan Departemen Perdagangan AS yang akan mengizinkan Huawei membeli produk-produk buatan AS untuk menjaga jaringan yang sudah ada.
Langkah ini diambil untuk meminimalkan gangguan bagi konsumen Huawei secara global sehingga pemilik gawai Huawei di seluruh dunia masih mendapatkan dukungan update peranti lunak miliknya hingga 19 Agustus 2019.
”Kondisi tersebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan indeks bursa saham secara global, termasuk Indonesia,” kata Alfiansyah.
Meredanya tensi perang dagang antara AS dan China membuat sejumlah indeks saham Asia menguat, di antaranya indeks Nikkei Jepang menguat 0,05 persen ke level 21.283,37 dan indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,18 persen ke level 27.705,94.
Namun, seperti IHSG, indeks Shanghai Composite masih tetap alami koreksi sebesar 0,49 persen ke level 2.891,7.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, keriuhan yang terjadi sepanjang Rabu dini hari tidak akan terlalu memberi dampak signifikan terhadap pergerakan IHSG. Terlebih, aparat dan pemerintah segera bertindak untuk mengembalikan stabilitas keamanan.
”Saya merasa situasi saat ini tidak akan terlalu banyak pengaruh terhadap pasar modal, kecuali ada kondisi yang ekstrem atau chaos yang sulit terkendali,” kata Inarno.
Selain itu, mekanisme perdagangan saham dipastikan tetap normal karena infrastruktur perdagangan pasar modal sudah berada di zona aman. Ia menegaskan, sistem pasar modal akan tetap terhubung ke semua perusahaan sekuritas anggota bursa.
Kondisi terjaga
Secara terpisah, Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo menuturkan, Rapat Dewan Komisioner OJK pada Mei ini menilai, stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga.
Sejalan dengan hal tersebut, lanjut Anto, sepanjang Januari hingga April 2019, IHSG meningkat sebesar 4,21 persen dengan aksi beli dari investor asing di seluruh pasar tercatat Rp 65,24 triliun.
”Di tengah masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, OJK secara konsisten terus memantau perkembangan terkini perekonomian dan pasar keuangan global,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tecermin dari nilai pembelian investor asing sebesar Rp 67,1 triliun sepanjang Januari hingga April 2019. Adapun rata-rata imbal hasil SBN mengalami penurunan 26,54 basis poin.