Pemerintah Kota Bandung menyiapkan operasi pasar jika kenaikan harga barang kebutuhan pokok telah melewati batas toleransi 15 persen.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, menyiapkan langkah antisipasi guna menghadapi gejolak harga barang kebutuhan pokok jelang Lebaran. Salah satunya yakni melalui operasi pasar jika kenaikan harga telah melewati batas toleransi 15 persen.
Dalam diskusi "Bandung Menjawab", Kamis (23/5/2019), Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan e-Commerce Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung Iim Dewi Mulyani memaparkan, stabilitas harga barang pokok pada bulan Ramadhan menjadi perhatian.
Untuk menghindari kenaikan harga yang tidak terkendali, Dewi menyatakan, Pemerintah Kota Bandung akan melakukan operasi pasar jika harga barang pokok meningkat lebih dari 15 persen dan terjadi merata di setiap pasar dan pusat perbelanjaan. Jika hanya terjadi di beberapa pasar, tuturnya, ada indikasi permainan harga di kalangan penjual setempat sehingga langkah yang diambil adalah penindakan.
“Kalau cuma di satu atau dua pasar saja yang meningkat (harganya), tidak perlu operasi pasar. Jika ada pedagang yang terbukti menimbun barang untuk menunggu harga-harga naik, akan kami tindak. Saya harap pedagang jangan memberatkan konsumen,” tuturnya.
Operasi pasar, tutur Dewi, telah dilakukan pada saat kenaikan harga bawang putih di Bandung pada minggu pertama Ramadhan. Hasilnya, harga bawang putih pun turun kembali menjadi Rp 25.000 per kilogram (kg). Sebelumnya, harga bawang putih pada awal Ramadhan sempat mencapai Rp 100.000 per kg.
“Bawang-bawang pada operasi pasar kami jual ke pedagang dengan pembelian minimal 20 kg. Hal ini juga akan diterapkan untuk komoditas lainnya jika ada kenaikan yang signifikan. Dengan adanya operasi pasar, diharapkan warga mendapatkan harga yang normal,” tuturnya.
Bahan pokok yang menjadi perhatian menjelang Lebaran karena kerap mengalami kenaikan permintaan adalah telur, ayam, dan daging sapi. Kepala Bidang Keamanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung Ermariah memaparkan, permintaan yang tinggi membuat harga-harga barang melonjak.
Dia mencontohkan, permintaan daging sapi di Kota Bandung jelang Lebaran bisa mencapai lebih dari 600 ekor per hari. Padahal, biasanya permintaan hanya sekitar 60 ekor per hari. Permintaan semakin melonjak seiring mendekati Lebaran.
“Saat ini, harga daging di pasaran masih normal, sekitar Rp 110.000–Rp 120.000 per kg. Untuk menahan harga di tengah permintaan yang tinggi, kami akan mendatangkan daging sapi impor sehingga stok masih tersedia,” tutur Ermariah.
Peningkatan harga yang mulai terlihat adalah pada daging ayam. Ermariah menuturkan, harga ayam potong masih berkisar Rp 35.000-Rp 40.000 per kg. Dia berharap harga ayam tidak lebih dari Rp 40.000 per kg sehingga masih terjangkau oleh masyarakat.
Kalau sekarang (harga) masih Rp 35.000 per kg. Tapi, nanti pada malam takbiran, harga bisa naik sampai Rp 40.000-an.
“Untuk menanggulangi kenaikan harga, kami akan berkomunikasi dengan sentra-sentra produksi ayam dan telur di daerah. Diharapkan dengan komunikasi ini, mereka bisa memberikan suplai yang cukup sehingga kenaikan harga yang signifikan tidak terjadi,” ujar Ermariah.
Sopian (26), pedagang ayam di Pasar Cicadas, Bandung menuturkan, kenaikan harga ayam sudah mulai terasa dalam tiga hari terakhir. Ia berujar, harga ayam biasanya meningkat perlahan tapi pasti hingga mencapai puncaknya pada sehari sebelum Lebaran.
“Kalau sekarang (harga) masih Rp 35.000 per kg. Tapi, nanti pada malam takbiran, harga bisa naik sampai Rp 40.000-an,” katanya.