Dishub Sumatera Barat sudah memetakan titik-titik rawan longsor dan rawan macet di sejumlah jalur mudik Lebaran 2019 di daerah itu. Antisipasi kendala pun disiapkan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Dinas Perhubungan Sumatera Barat memastikan kesiapan jalur mudik Lebaran 2019. Dishub sudah memetakan titik-titik rawan longsor dan rawan macet. Potensi kendala di titik-titik tersebut diantisipasi melalui kerja sama dengan sejumlah instansi.
”Jalur mudik sudah siap semua. Kami sudah mengidentifikasi jalur-jalur rawan longsor dan rawan macet,” kata Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat Heri Nofiardi di Padang, Sumatera Barat, Kamis (23/5/2019).
Berdasarkan catatan Dishub Sumbar, ruas jalan rawan longsor dari arah timur, yaitu Padang-Lubuk Selasih, Lubuk Selasih-Padang Aro, Muarokelaban-Sawahlunto, dan Muarokelaban-Kiliranjao. Adapun dari arah barat adalah Bukittinggi-Lubuk Sikaping.
Dari arah utara, ruas jalan rawan longsor adalah Sicincin-Padang Panjang, Sicincin-Malalak, Manggopoh Padang Luar, dan Payakumbuh-perbatasan Riau. Sementara itu, dari arah selatan, ruasnya yaitu Padang-Painan, Painan-Tapan, dan Tapan-perbatasan Jambi (Kerinci).
Adapun untuk ruas jalan rawan macet dari arah utara antara lain Pasar Lubuk Alung, Pasar Sicincin, Obyek Wisata Lembah Anai, Obyek Wisata Mifan, Pasar Koto Baru, Pasar Padang Luar, Pasar Baso, dan Simpang Piladang. Sementara dari arah selatan, kerawanan terdapat di Simpang Gaung Teluk Bayur, sepanjang ruas jalan Tarusan-Painan, dan Pasar Kambang.
Heri mengatakan, untuk mengantisipasi titik-titik rawan itu, Dishub Sumbar bekerja sama dengan sejumlah instansi, seperti dishub kabupaten/kota, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III Padang, dan kepolisian. Antisipasi dimulai pada H-7 hingga H+7 Idul Fitri. Idul Fitri tahun ini diperkirakan jatuh pada 5-6 Juni 2019.
”Untuk antisipasi longsor, BPJN menempatkan alat-alat berat di titik-titik rawan. Jika terjadi longsor, alat-alat itu bisa langsung digunakan untuk menanggulanginya,” ujar Heri. Sementara itu, untuk antisipasi di titik rawan macet, Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar dan dishub kabupaten/kota punya posko mudik yang akan mengarahkan pemudik agar tidak terjebak macet.
Heri pun menyarankan para pemudik merencanakan perjalanan dengan sebaik-baiknya. Pemudik diharapkan dapat memperkirakan cuaca dan waktu mudik yang tepat serta menyiapkan bekal makanan jika sewaktu-waktu terjebak macet. Pemudik juga disarankan menggunakan jalur alternatif jika terjadi kemacetan.
Jalur-jalur alternatif yang dapat diakses pemudik antara lain Simpang Polsek Bandara Internasional Minangkabau (BIM)-Simpang Pasar Usang, Simpang Polsek BIM-Simpang Katapiang-Jambak Lubuk Alung, Simpang Polsek BIM-Simpang Katapiang-Pariaman, dan Sicincin-Malalak.
Jalur alternatif lainnya ialah Simpang Pandai Sikek-Pasar Amur, Simpang Batu Palano-Sungai Puar-Simpang Tanjung Alam, Simpang Ampek Angkek Canduang-Tabek Patah-Situjuah-Payakumbuh, dan Simpang Bungus Teluk Kabung-Tarusan.
Jembatan Kayu Tanam
Jembatan Kayu Tanam, Padang Pariaman, yang putus akibat diterjang banjir akhir 2018, kata Heri, dapat digunakan untuk mudik Lebaran tahun ini. BPJN Wilayah III Padang, ucap Heri, memperkirakan pengerjaan jembatan yang menghubungkan jalur utama Padang-Pekanbaru via Bukittinggi itu selesai 10 hari sebelum Lebaran.
”Pekerja di lapangan sedang mengebut proses pengerjaan. Mereka bekerja siang dan malam,” ujarnya. Heri menambahkan, jembatan itu memang sangat diharapkan dapat digunakan untuk menghindari kemacetan panjang, apalagi volume kendaraan diperkirakan meningkat.
Kepala Pelaksana Pembangunan Jembatan Kayu Tanam Hendri (49), Senin (20/5), mengakui, jembatan ditargetkan selesai H-10 Lebaran. Selambat-lambatnya, seminggu menjelang Lebaran jembatan sudah bisa digunakan. ”Pembangunannya sudah tahap final. Sekarang tinggal menimbun jembatan, kemudian diaspal,” katanya.
Pantauan di lapangan, Senin, menunjukkan, jalur yang terputus itu ditopang oleh dua jembatan darurat di samping kiri dan kanan jembatan yang sedang dibangun. Hal itu membuat kendaraan yang melintas memperlambat laju sehingga lalu lintas tersendat.
Sesekali juga terjadi antrean di jembatan darurat arah ke Padang karena kendaraan bermuatan berat ke arah Bukittinggi juga lewat jembatan tersebut. Jembatan arah ke Bukittinggi hanya bisa dilewati sepeda motor, mobil pribadi ataupun pikap, dan truk/bus ukuran sedang.