Lubang Poin yang Berbahaya
Laporan Agung Setyahadi dari Nanning, China
NANNING, KOMPAS - Dua kekalahan awal melawan Denmark menjadi pelajaran berharga tim Indonesia pada kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman 2019 di Nanning, China, Rabu (22/5/2019). Kekalahan ganda campuran dan tunggal putra itu bisa menjadi tekanan besar bagi pemain berikutnya untuk menambal lubang poin.
Ganda campuran yang menjadi salah satu titik lemah Indonesia bisa dimanfaatkan Taiwan, lawan Indonesia di perempat final, Jumat (24/5) pukul 10.00 WIB. Taiwan bisa memainkan rangkap Wang Chi Lin di nomor ganda campuran dan ganda putra, agar ganda campuran dimainkan pertama kali.
Peluang itu termasuk strategi yang akan dibahas tim pelatih dan manajer Indonesia. Undian perempat final lain mempertemukan China dan Denmark, Korea Selatan lawan Thailand, dan Jepang dengan Malaysia.
”Semua pemain pasti bersemangat memberikan yang terbaik. Dalam situasi Indonesia yang kurang kondusif, kami ingin memberikan hadiah terbaik, itulah mengapa para pemain ingin membuktikan kita tetap bersatu, kami ingin mengangkat nama Indonesia,” ujar Manajer Tim Piala Sudirman Indonesia Susy Susanti, usai undian perempat final di Guangxi Sports Center, Rabu.
Terkait strategi di perempat final, Susy menegaskan, ada peluang Taiwan mengincar ganda campuran sebagai laga pertama, karena itu salah satu kelemahan Indonesia. ”Peluang itu ada, asalkan pemain mereka ada yang bermain rangkap. Itu bagian yang akan kita bahas dalam menentukan strategi,” ujarnya.
Susi mengatakan akan berdiskusi dengan tim pelatih untuk menghadapi Taiwan, yang di luar dugaan dikalahkan Korea Selatan, 2-3, dan gagal menjadi juara Grup 1C. ”Pasti mereka juga evaluasi, kita juga sama. Siapa yang terbaik berdasar head to head dan peluang terbaik, yang akan diturunkan,” tambah Susi.
Melawan Taiwan, para pemain Indonesia tidak boleh tertinggal 0-2, karena akan menjadi tekanan besar mengingat lawan hanya membutuhkan satu kemenangan. Berbeda dengan di fase grup, bekal kemenangan 4-1 atas Inggris membuat kekalahan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Anthony Ginting tidak terlalu membebani pemain berikutnya. Di babak gugur, jika tim telah memenangi tiga laga, laga sisa tidak dimainkan.
Gigih dan cerdik
Kondisi itu membutuhkan konsentrasi dan motivasi besar dari para pemain Indonesia. Mereka bisa berkaca pada pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tampil tenang, gigih, dan cerdik mengantisipasi permainan Kim Astrup/Mathias Boe. Pasangan berjuluk “The Daddys” itu tampil setelah Indonesia tertinggal 0-2 dari Denmark.
Mereka menegaskan, saat di babak gugur, semua pemain wajib fokus pada diri sendiri. “Kita harus fokus pada gim, jangan mikirin yang lain. Fokus pada permainan diri sendiri, mengikuti instruksi pelatih,” ujar Ahsan.
“Jangan sampai kita tertinggal lebih dulu,” tegas Hendra menambahkan.
Kelebihan itu ditunjukkan Hendra/Ahsan saat mengalahkan Astrup/Boe, 22-20, 21-14 dalam waktu 43 menit. Saat tertingal di paruh gim pertama, keduanya tetap tampil tenang hingga mampu mengejar pada kedudukan 20-20. Ketenangan juga membuat mereka Hendra/Ahsan merebut gim pertama dengan smes menyilang Ahsan. Gim kedua juga berlangsung ketat, namun kematangan ganda profesional itu membuat mereka bisa memastikan kemenangan.
“Di awal kami banyak melakukan kesalahan sendiri, tetapi kami memotivasi diri kami sendiri tidak memikirkan permainan mereka,” ujar Ahsan.
Titik lemah Indonesia yang bisa dieksploitasi lawan ada pada ganda campuran. Dua pasangan yang diturunkan, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti melawan Inggris dan Hafiz/Gloria melawan Denmark, sama-sama kalah dalam dua gim. Saat melawan Inggris, ganda campuran dimainkan pada laga kedua, sedangkan melawan Denmark, Hafiz/Gloria turun pada laga pembuka.
Setelah Hafiz /Gloria kalah 17-21 11-2 dari Mathias Christiansen/Sara Thygesen, Anthony juga kalah dari Viktor Axelsen 9-21, 16-21. “Saat awal sempat ketat. Dia banyak main net dan saya dapat poin dari situ. Setelah interval gim pertama, dia tidak memberi kesempatan pada saya untuk bermain net. Axelsen mengangkat bola, memanfaatkan panjang dan lebar lapangan. Dia dapat poin dari situ,” tutur Anthony tentang kekalahannya kali ini. Dua tahun lalu pada Piala Sudirman di Gold Coast, Australia, Anthony menang atas Axelsen.
Dua kekalahan itu diputus oleh permainan matang Hendra/Ahsan. Pada laga keempat, tungal putri Fitriani kalah 13-21, 19-21 dari Mia Blichfeldt. Ini pembalasan Blichfeldt yang dua tahun lalu di Gold Coast dikalahkan Fitriani. “Dari dulu dia ulet, tetapi sekarang dia lebih sabar. Dulu dia emosional, setelah selang dua tahun dia lebih tenang,” ujar Fitriani.
Kemenangan Blichfeldt itu memastikan Denmark lolos ke perempat final. Blichfeldt pun meluapkan emosinya di lapangan dengan berteriak dan mengepalkan tangan. Para pemain dan ofisial tim di tribune pun tak kalah, berteriak dan bertepuk tangan. Posisi Denmark sempat berada di ujung tandung setelah kalah 2-3 dari Inggris, Senin.
Pada laga kelima, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu tampil solid. Mereka menang 21-18, 21-13 atas Maiken Fruergaard/Sara Thygesen dan memastikan Indonesia menjadi juara grup.
”Kami tahu menjadi penentu dan fokus ke permainan kami dan mengambil poin. Kekalahan teman-teman tidak memengaruhi kami. Kami ingin mengambil poin karena itu penting bagi Indonesia,” ujar Greysia.