Masyarakat Paling Dirugikan
Unjuk rasa terus menerus dalam dua hari terakhir berdampak buruk bagi masyarakat. Ibu kota nyaris lumpuh, sebagian pusat perekonomian dan perkantoran tutup. Layanan transportasi publik terganggu sepanjang hari.
JAKARTA, KOMPAS Unjuk rasa dan bentrokan yang terjadi antara sebagian pengunjuk rasa dengan aparat keamanan sebenarnya hanya terjadi di beberapa titik di ibu kota. Bentrokan, misalnya, terpusat di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu di Jalan MH Thamrin dan di Petamburan di Jakarta Pusat serta di kawasan Slipi, perbatasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Kawasan lain di ibu kota dan kota-kota di sekitarnya, sesuai pernyataan resmi Polda Metro Jaya, Rabu (22/5/2019) malam, aman dan kondusif. Namun, kekhawatiran telanjur merebak. Sebagian warga memilih berada di rumah. Jakarta pun lengang sepanjang Rabu kemarin.
Pertokoan dan lapak-lapak di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tutup sejak Rabu pagi. Pedagang khawatir dengan situasi yang terjadi setelah adanya bentrokan antara massa dan aparat keamanan.
Hasan (43), pemilik lapak di sekitar Pasar Blok A, mengatakan, dirinya menutup lapaknya karena takut ikut dirusak dan dijarah masa. ”Waspada saja. Lagian kalau buka juga tidak ada yang beli,” ujar Hasan.
Ia mengaku kecewa dengan masa yang berkerumun sehingga membuat orang takut berbelanja ke Pasar Tanah Abang. Padahal, saat ini bulan Ramadhan yang biasa ditandai meningkatkan omzet toko pakaiannya. ”Kemarin mah ramai. Sekarang sepi,” ujar Hasan.
Hasan mengaku kecewa dengan masa yang berkerumun sehingga membuat orang takut berbelanja ke Pasar Tanah Abang. Padahal, saat ini bulan Ramadhan yang biasa ditandai meningkatkan omzet toko pakaiannya.
Karena hari ini tidak beroperasi, Hasan kehilangan pendapatan sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Pada hari-hari sebelumnya dia bisa menjual sampai 10 potong baju koko atau daster seharga Rp 50.000-Rp 150.000.
PD Pasar Jaya mencatat sedikitnya ada 14.000 kios di kawasan Tanah Abang. Untuk itu, total kerugian dalam sehari saja bisa mencapai Rp 200 miliar.
Kehilangan pendapatan turut dialami Abdul (49), tukang ojek di Tanah Abang. Biasanya dalam sehari dia bisa mendapatkan pendapatan sekitar Rp 100.000-Rp 200.000. ”Tapi, hari ini, baru dapat Rp 15.000. Satu penumpang saja,” ujar Abdul.
Tidak hanya di Tanah Abang, sebagian pedagang di Thamrin City pun memutuskan tidak berjualan. ”Saya pilih aman saja,,” kata Diyon Chandra (36), lelaki asal Sumatera Barat itu.
Sebagian pengelola perkantoran juga memilih meliburkan karyawannya, termasuk kantor pemerintah di kawasan Sudirman-Thamrin dan Jatibaru, Tanah Abang.
Layanan mandeg
Kerusuhan di sejumlah titik di Jakarta menimbulkan kekacauan, salah satunya pada jaringan transportasi umum. Akibatnya, pengguna angkutan umum kesulitan bepergian.
Penumpang KRL Commuterline dari Rangkasbitung, Maja, atau Serpong tidak bisa sampai ke Stasiun Palmerah atau Stasiun Tanah Abang karena perjalanan kereta dihentikan di Stasiun Kebayoran.
Etika (28), warga Rangkasbitung yang ditemui di Stasiun Kebayoran pukul 10.00, bingung dan panik. "Waduh, kereta tidak jalan sampai Tanah Abang. Bagaimana saya ke Tomang ya. Saya mau ke RS Sumber Waras," katanya sambil membuka-buka telepon genggamnya.
Dari awal berangkat, ia diberi tahu petugas keamanan di Stasiun Rangkasbitung bahwa penumpang bisa masuk Stasiun Tanah Abang, tetapi tidak keluar stasiun.
"Kalau itu tidak apa-apa. Saya bisa turun di Palmerah. Tapi saya tidak tahu bagaimana ke tujuan akhir saya sekarang karena kereta berhenti di Kebayoran," kata panik.
Petugas di stasiun Kebayoran juga menginfokan, kereta masih bisa masuk Stasiun Tanah Abang sampai pukul 07.00. Setelah itu, kereta tidak bisa sampai Tanah Abang dan diatur berhenti di Kebayoran.
Kondisi ini berlangsung hingga malam hari. Hal serupa juga dialami relasi kereta jarak jauh yang hanya dilayani hingga Stasiun Jatinegara.
Baca juga : Penumpang KRL dari Tangerang Selatan Turun 30 Persen
Di Terminal Blok M, bus Koridor 1 Blok M-Kota beroperasi. Namun rute itupun tidak bisa dilalui normal. Sebagian bus hanya melayani sampai Tosari, sementara bus yang sampai ke Kota dialihkan melalui GBK dan Gatot Subroto.
Agung Wicaksono, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, menjelaskan, kerusuhan di Jalan MH Thamrin dan meluas ke Tanah Abang, menimbulkan kerusuhan di kawasan Tanah Abang. Akibatnya, layanan Jaklingko dihentikan. Layanan Jaklingko diantara adalah mikrolet pengumpan ke stasiun kereta atau halte transjakarta.
Selain itu, sejumlah rute Transjakarta yang mengalami penyesuaian, antara lain Koridor 1 (Blok M-Kota),4A (Grogol-TU GAS), 4C (Bundaran Senayan- TU GAS), 5A (Melayu-Grogol), 6A (Ragunan-Monas). Layanan bus wisata dan bus gratis juga sementara berhenti beroperasi.
Agung juga mengatakan penyesuaian layanan ini bersifat situasional. Bila pihak berwenang menyatakan situasi kondusif maka rute akan kembali sesuai jadwal.
PT MRT Jakarta juga memperpendek layanan. M Kamaluddin, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, semalam menjelaskan, hanya rute Lebak Bulus-Asean yang dibuka. Semua jalur bawah tanah ditutup.
Baca juga : Dampak Rusuh, Angkutan Umum Lumpuh Sebagian
Seperti halnya Transjakarta, Kamis ini, jika situasi kondusif, layanan MRT dan KRL diharapkan pulih kembali. Untuk itu, semua pihak berharap bentrokan segera diakhiri. Ada kehidupan warga yang mesti tetap bergulir.
(WAD/BKY/NDY/VAN/PIN/DAN)