JAKARTA, KOMPAS — PT Medco Energi Internasional Tbk melalui anak usahanya, Medco Energi Global PTE Ltd, mengakuisisi penuh Ophir Energy Plg senilai 408,4 juta poundsterling. Ophir adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di bursa efek London, Inggris. Akuisisi ini akan meningkatkan performa produksi minyak dan gas bumi Medco.
Dalam keterangan resminya, Rabu (22/5/2019), Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan, aset Ophir akan melengkapi portofolio Medco di sektor energi. Performa produksi migas Medco akan naik 29 persen menjadi 110.000 barel setara minyak per hari menyusul penuntasan akuisisi tersebut. Adapun gabungan cadangan dan sumber daya migas Medco turut naik menjadi hampir 1,5 miliar barel setara minyak.
”Akuisisi ini akan menjadikan Medco sebagai perusahaan migas terkemuka di Asia Tenggara. Posisi strategis perseroan kian kuat dan akan menambah nilai bagi seluruh pemangku kepentingan kami,” ucap Hilmi.
Di Indonesia, Ophir Energy memiliki tiga kontrak produksi, yaitu di Blok Madura Offshore dan Blok Sampang Offshore, Jawa Timur. Di Kalimantan Tengah, perusahaan ini juga memiliki kontrak untuk mengelola Blok Bangkanai yang menghasilkan gas. Selain di Indonesia, Ophir Energy juga beroperasi di Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Meksiko, dan Tanzania.
Akuisisi ini akan menjadikan Medco sebagai perusahaan migas terkemuka di Asia Tenggara. Posisi strategis perseroan kian kuat dan akan menambah nilai bagi seluruh pemangku kepentingan kami. (Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco Energi Internasional)
Sepanjang 2018, Medco mencatatkan laba kotor sebesar 654 juta dollar AS atau 53 persen lebih tinggi daripada perolehan pada 2017. Adapun produksi migas Medco di 2018 adalah 85.000 barel setara minyak per hari. Selama periode itu pula, Medco mencatatkan biaya produksi 8,7 dollar AS per barel setara minyak.
Blok Senoro-Tolili
Sementara itu, produksi gas Blok Senoro-Tolili di Sulawesi Tengah mencatatkan hasil positif. Blok yang dikelola bersama (joint operating body/JOB) antara PT Medco E&P Tomori Sulawesi, Tomori E&P Limited, dan PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi tersebut memproduksi gas sebanyak 343 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada April 2019. Capaian itu melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 yang ditetapkan sebanyak 300 MMSCFD.
”Selain produksi gas meningkat, produksi kondensat di Blok Senoro-Tolili juga naik menjadi 8.441 barel per hari atau juga melampaui target yang sebanyak 7.860 barel per hari,” kata Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Mediawati.
Perusahaan juga sedang mengembangkan Blok Senoro tahap dua yang diperkirakan menghasilkan gas sebanyak 95 MMSCFD. Rencana produksi komersial diperkirakan mulai 2023. Perusahaan juga sedang melakukan eksplorasi melalui survei dua dimensi sepanjang 396 kilometer.
Pada Blok Senoro-Tolili, Pertamina Hulu Energi sebagai pemegang saham mayoritas sebesar 50 persen. Adapun Medco memiliki saham 30 persen dan Tomori E&P Limited memegang saham 20 persen. Gas dari Senoro-Tolili disalurkan ke fasilitas Donggi Senoro LNG dan pabrik amonia PT Panca Amara Utama.